Part 2

386 55 8
                                    

Pagi ini Adelio sudah siap untuk berangkat ke sekolah, sekarang ia berada di meja makan untuk sarapan pagi.

"Del kamu rencana lanjut kuliah dimana? "tanya Cintya sambil mengoleskan coklat ke roti.

"Nggak tau bun, masih bingung " ucap Adelio .

"Di kampus gue aja" ucap Yoga

"Idih ogah, nanti teman kampus lo pada tergila-gila sama gue lagi" ucap Adelio dengan merapihkan rambutnya.

"NAJIS... " ucap Yiga dan Cintya.

"Lo ajarin bunda ya bang? " tanya Adelio.

"Ehhh bunda emang udah berumur ya, tapi jiwa bunda masih muda" balas Cintya sambil tersenyum manis.

"Iyain aja" ucap Adelio dan Yoga.

"Bun Adel berangkat dulu ya, assalamualaikum " ucap adelio lalu mencium punggung tangan bundanya.

"Iya hati² sayang, waalaikumsalam... "balas Cintya .
"kamu nggak berangkat Yoga? "tanya Cintya

"Dosennya lagi sakit bun, buat apa ngampus, rebahan aja di kasur " ucap Yoga sambil memakan roti nya.

"Ya udah bunda pergi kerja dulu, jaga rumah ya " balas Cintya lalu ia beranjak pergi, tapi tangannya dicekal oleh Yoga.

"Bun... Yoga minta maaf ya buat bunda jadi susah gini " lirih Yoga sambil memeluk bundanya.

"Baik Yoga maupun Adel nggak buat susah bunda kok" ucap Cintya dengan senyumannya.

"Yoga janji bakal bahagiakan bunda, jaga kesehatan bunda ya, laki-laki bajingan itu tidak usah dipikirkan lagi " ucap Yoga sambil mengelus pucuk kepala bundanya, dan tak terasa air matanya menetes.

Cintya pun melepas pelukan yoga dan memegang kedua pipi yoga untuk menghapus air matanya, "Ehhh anak bunda kok cengeng sih, jangam nangis dong sayang... Bunda gapapa kok tenang aja. "

"Aku sayang bunda, bunda jangan tinggalin yoga sama Adel ya bun" lirih Yoga lalu ia memeluk Cintya.

"Iya sayang, bunda juga sayanggg banget sama kalian. Udah ya jangan nangis bunda mau ke kantor dulu ada miting, jaga rumah kalau mau keluar bilang Bi Siti" ucap Cintya.

"Siap bos" balas Yoga dengan senyuman.

***

Sekarang zahra berada di Ruang Osis untuk menyiapkan semuanya, dan pas hari ini para guru sedang rapat jadi semua kelas jamkos.

" DUARRRRR.... " teriak Adelio didalam osis sambil menepuk pundak Zahra.

Plakkk

Sontak Zahra pun kaget dan menampar pipi adelio. "Awhhh... Sakit goblok" rintih Adelio sambil memegang pipinya.

"Siapa suruh lo kagetin gue " ketus Zahra lalu menjitak kepala Adelio.

"Awhhhh... Sakit Zahra" rintih Adelio sambil memegang kepalanya.

"Bodo amat" jawab Zahra.

" Ayo ra " ajak Adelio sambil memegang tangan zahra, Zahra pun kebingungan dan nemepia tangan Adelio, "Apaan sih lo, ayo ngapain ambigu anjing" ucap Zahra.

"Buat dedek. Ya keliling kelas lah nanyain perwakilan dr kelasnya siapa " ketus Adelio.

"Ohh bilang dong" jawab Zahra.

"udah dari tadi ogebbbb" geram Adelio lalu ia mencubit kedua pipi Zahra.

"Bangkek lu pipi gue sakit cuk! "bentak Zahra.

Brakkk

Gebrakan meja yang sangat keras membuat mereka sepontan melihat kearah meja tersebut.

"Kalian ini nggak ngejalanin tugas malah pacaran disini " kata Toriq dengan menatap mereka dengan intens.

ADELIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang