Part 8

219 34 2
                                    

Disaat dia sudah selesai kekamar mandi ia keluar dan tiba² ada seorang cowok yang sudah dihadapan Zahra. Zahra menagapnya malas dan melewati cowok tersebut namun ditahan oleh cowok tersebut.

"Gue minta maaf" ucap cowok itu sambil memeluk Zahra, Zahra sengat kaget atas perlakuan Cowok tersebut dan melepas pelukannya.

"Nggak usah sentuh gue del"Adelio hanya menatap Zahra dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gue bener² minta maaf ke lo ra" ucap Adelio lembut.

Zahra membuang nafas panjang lalu berkata, " Udah lah lupain" lalu Zahra melangkah meninggalakan Adelio namun, Adelio menggelengkan kepalanya dan menjawab. "Gue minta maaf Keisha" Zahra langsung menghentikan langkahnya dan menengok ke Adelio.

"Jangan panggil gue Keisha" ucap Zahra dengan penuh penekanan.

"Kenapa? Sedangkan bunda gue boleh kenapa gue nggak?"

"Lo beda. Lo gue anggap sebagai orang asing"

Jleb

Entah kenapa hati Adelio terasa tertusuk-tusuk dengan jawaban Zahra, "Tersetah lo ra, yang jelas gue minta maaf ke lo"

Zahra menghela nafas kesal,"Yaudah gue maafin" Adelio yang mendengar jawaban Zahra pun tersenyum bahagia, "Tapi lo harus beliin gue coklat sepuasnya" lanjut Zahra.

Adelio mengangkat satu alisnya, "Gampang tenang aja" jawab Adelio sambil mengacak rambut Zahra pelan.

"Ishhh!! Berantakan nyet" sentak Zahra sambil memukul lengan Adelio, ia membalas Zahra dengan cengirannya.

*****

Bulan sudah tergantikan oleh Matahari, kini Adelio sudah berada disekolahan tercinta dan termasuk anak dari pemilik sekolahan ini, maybe. Ia tidak tau perasaannya saat ini karena hatinya masih terbentengi oleh rasa bencinya terhadap cinta.

Hari ini SMA WIJAYA HARAPAN sedang Free class sebab ada rapat dengan wali murid jadi para guru sibuk dengan rapat tersebut, jadi tak salah lagi suasana di sekolahan kini sangat ramai apa lagi kantin. Tapi Adelio dkk berada di rooftop, Iqbal yang sedang bermain gitar dan menyanyi, Thomas yang sedang main game, dan Adelio sedang memandang suasana kota dari ketinggian, batinnya hanya merindukan suasana keluarga yang harmonis seperti dulu.

Flashback on

Ada dua anak kecil yang berumuran 8 tahum dan 6 tahun sedang bermain PS dengan ayahnya dan bundanya berada didapur untuk menyajikan makan malam.

"Ishhh.. Ayah menang lagi pasti curang" titah Yoga kecil yang sedang mengerucutkan bibirnya.

"Iya nih ayah curang pasti" timpal Adelio kecil. Prasaja hanya terkekeh melihat anaknya yang sedang ngambek karena kalah main game.

"Nggak kok sayang, kalian yang selalu menang bukan ayah" jawab Prasaja sambil mengelus pucuk kepala kedua anak laki-lakinya.

Yoga dan Adelio tersenyum manis dan memeluk Prasaja, "Lio sayang sama ayah jangan tinggalin kita ya yahhh" ucap Adelio dipelukan Prasaja.

Raut muka Prasaja berubah menjadi menegang, "Maafkan ayahmu ini nak, ayah tidak janji" batin Prasaja.

"Ekhemm udah pelukannya? Ayo makan malam, bunda udah siapin makanan yang paling enak" ucap Cintya yang tiba² datang dan membuat Prasaja tersadar dari lamunannya.

"Hayyyuuukkkk berangkat" ucap kedua anak kecil itu dengan ayahnya. Cintya hanya tersenyum bahagia melihat betapa bahagianya keluarganya.

"Ku harap keluarga kita selalu seperti ini" batin Cintya.

ADELIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang