Part 7

241 44 2
                                    

"Aku tidak butuh rasa kasihan dan iba! Karena aku bukan wanita yang lemah."
~ Anindita Keisha Zahra ~

***

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu para siswa/siswi SMA WIJAYA HARAPAN. Kini seluruh warga sekolah berbondong-bondong meramaikan ulang tahun SMA WIJAYA HARAPAN yang Ke-15 tahun.

Acara pertama adalah sambutan dari pemilik sekolahan ini yaitu Sandy dan setelah itu sambutan dari kepala sekolah. Para anggota OSIS sudah bersiap sedia menjaga para siswa/siswi dari anak yang membuat kericuhan.

" SELAMAT PAGI TEMAN²!!! MASIH SEMANGAT DONG PASTINYA... PERJUANGIN DIA AJA MASIH SEMANGAT APA LAGI JOGET BARENG, IYA NGGAK????" sapa Thomas sebagai emsi.

Para murid SMA WIJAYA HARAPAN bersorak menyoraki Thomas yang pagi² udah ngebucin.

"Aelah pagi² dah bucin lo "

"Curhat bang?"

"Ya pasti dong masih semangat!!"

"Dasar raja bucin.."

"Aaaaa.... Meleleh dedek bang.."

"Ganteng banget sih Thomas "

Begitulah teriakan para siswa/siswi yang berada dibawah panggung, Thomas hanya membalas dengan cengiran kudanya.

"OKE² SANTUY GUYS... PENAMPILAN PERTAMA DARI OSIS YAITU ZAHRA!!MONGGO DEKKKK" Semua murid langsung semangat dan bergairah.

Zahra pun menaiki panggung dengan pede lagian dia sudah biasa lampil didepan umum. "Cekk cek..."

"Ekhemmm oke guys sekarang gua akan nyanyi lagu MUARA KASIH BUNDA "ujar Zahra. Alunan musik pun sudah berbunyi membuat para siswa/siswi menikmatinya dan menonton Zahra dengan serius.

Bunda... Emangkau lah muara kasih dan sayang
Apa pun pasti kau lakukan demi anakmu yang tersayang

Bunda... Tak pernah kau berharap budi balasan
Atas apa yang kau lakukan untuk diriku yang kau sayang
Saat diriku dekat dalam sentuhan
Peluk kasihmu dan sayang
Saat ku jauh dari jangkauan
Do'a mu kau sertakan...
Maafkan diriku bunda... Kadang tak sengaja ku membuat relung hatimu terluka

Ku ingin kau tau bunda betapa kumencintaimu lebih dari segalanya
Ku mohon resti dalam langkahku bahagiaku seiring do'a mu

Dada Zahra terasa sesak ingin terasa ia menangis, tapi Zahra berusaha menahannya karena dia tidak ingin terlihat lemah didepan umum. Adelio dkk yang sedari tadi mendengarkan dan melihat penampilan Zahra pun terpukau sampai para murid dan guru-guru meneteskan air matanya begitu juga dengan Thomas dan Iqbal, tetapi Adelio berusaha menahan air matanya ia selalu melihat Zahra dan menatapnya terpancar kesedihan yang sangat mendalam, "Gue bisa rasain apa yang lo rasain ra walaupun gue masih punya bunda" batin Adelio lirih.

Bunda... Tak pernah kau berharap budi balasan
Atas apa yang kau lakukan untuk diriku yang kau sayang
Saat diriki dekat dalam sentuhan
Peluk kasihmu dan sayang
Saat kujauh dari jangkauan
Do'a mu kau sertakan....
Maafkan diriku bunda... Kadang tak sengaja ku membuat relung hatimu terluka

Ku ingin kau tau bunda betapa ku mencintaimu lebih dari segalanya
Ku mohon restu dalam langkahku bahagia ku seiring do'a mu

Bunda... Engkau lah muara kasih dan sayang
Apapun pasti kau lakukan demi anak mu yang kau tersayang...

Seluruh siswa/siswi dan Bapak/Ibu guru memberi tepukan dan tersenyum bangga kepada Zahra, kimi Zahra sudah menuruni panggung lalu ia lari ketaman belakang untuk menangis. Adelio yang melihat Zahra lari ketaman belakang ia mengikutinya dari belakang.

ADELIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang