Part 14

177 24 0
                                    

"Dia datang membawa keindahan lalu pergi meninggalkan kekecewaan"

***

Kini Adelio dan Zahra jalan berdua menyusuri pantai, mereka tidak menyadari sedari tadi mereka bergandengan tangan.

Yang mereka rasakan adalah kenyamanan, apakah mereka sudah saling mempunyai rasa? Mungkin saja. Seperti setiap malam Adelio selalu memikirkan Zahra ia merasa senang dan nyaman disamping Zahra.

Walaupun terkadang Mereka kurang akur tapi Adelio suka lihat Zahra marah karenanya, memang aneh tapi semua orangkan berbeda.

Tapi Adelio selalu menolak jika ia cinta dengan Zahra, sebab ia masih memiliki rasa benci terhadap rasa cinta.

Hingga saat ini Adelio selalu merasa hal yang aneh didalam hatinya.

"Ra duduk dulu yuk capek gue" ujar Adelio, Zahra mengangguk dan duduk disamping Adelio.

Zahra menyenderkan kepalanya dibahu Adelio sambil melihat pemandangan sunset yang begitu indah.

"Dia datang membawa keindahan lalu pergi meninggalkan kekecewaan" kata Zahra sambil tersenyum memandang sunset.

Adelio tersenyum dan merangkul Zahra, " Dia pergi karena sudah takdirnya gitu" timpal Adelio.

"Sok tau lo fakboy" jawab Zahra sambil terkekeh geli. Lalu Adelio mencubit hidung Zahra gemas.

"Gue nggak fakboy monyet"

"Nyenyenye"

Kemudian Adelio tiduran dipaha Zahra, dia memejamkan matanya sejenak. Zahra kaget sih atas tindakan Adelio.

"Del ja__" ucapan Zahra terpotong karena tangan Adelio menyentuh bibir Zahra.

"20 menit aja please" gumam Adelio.

"Emmm o-oke " jawab Zahra dengan gugup.

***

Disisi lain, Cintya kini berada di cafe milik Zahra ia meminum coklat panas sambil mengecek berkas² namun tiba² orang yang seumuran dengan Cintya tak sengaja menumpahkan minumannya ke baju Cintya.

Sontak Cintya langsung berdiri dan menatap wanita tersebut, hatinya terasa tertusuk pisau, dadanya sesak, dan matanya merah menaham air mata yang ingin jatuh, ternyata wanita tersebut adalah Dita sahabatnya dari dulu itu dulu sekarang Cintya tidak sudi menganggap nya.

Karena apa dia sudah menghancurkam rumah tangga Cintya. Ya dia adalah Dita yang kini sudah menjadi istri Prasaja.

"Cin--Cintya" ucap Dita dengan nada serak.

Cintya menatap Dita dengan datar, ia tidak mejawab namun hanya mengangkat satu alisnya.

"Gimana kabarmu?" tanya Dita kemudian dia ingin memeluk Cintya namun Cintya langsung mencegahnya.

"Maaf saya buru²" lalu Cintya pergi meninggalkan Dita yang masih berdiri menatap kepergian Cintya.

Air mata Cintya sudah tidak bisa ditahan lagi, kenapa masalalu yang ia pendam datang kembali. Jujur Cintya sangat rindu dengan Dita namun rasa kekecewaannya telah menguasai egonya.

Hingga dia duduk disebuah taman ia menumpahkan semua air matanya.

***

Yoga sedang berada ditaman untuk menemui teman wanitanya tapi dari arah kejauhan ia melihat seorang wanita yang sudah berumur dan wanita tersebut seperti Bundanya.

Tanpa berpikir panjang Yoga menghampirinya, dan ternyata benar itu Bundanya.

"Bunda? Bunda kenapa?" tanya Yoga khawatir.

Lalu Cintya memeluk Yoga ia menangis dipelukan anaknya, Yoga masih bingung ada apa dengan Bundanya?. Yoga membiarkan Bundanya tenang dulu.

Nampaknya kini Cintya sudah sedikit tenang Yoga pun bertanya knp dengan Bundanya.

"Bunda kenapa?"

Cintya tersenyum tipis,"Gapapa kok sayang".

"Bunda?? Please cerita sama aku"ujar Yoga.

Cintya membuang nafas panjang,"Bunda kan bosen dirumah terus Bunda ke cafe dan Bunda nggak sengaja ketemu sahabat Bunda."

"Kok nangis sih?" heran Yoga.

"Dia Dita" jawab Cintya dengan nada yg serak.

Yoga mendengar nama tersebut langsung menahan amarahnya," Dia nggak apa²in Bunda kan?"

"Nggak kok tenang aja"

"Ya sudah ayo pulang saja Bun" ajak Yoga, dan dibalas anggukan oleh Cintya.

***

Sekarang Adelio dan Zahra masih stay ditepi pantai menikmati sunset. Entah kenapa jantung Zahra deg-degan didekat Adelio.

Zahra menatap wajah Adelio yang tidur dipaha nya ia melihat kedamaian diwajahnya, Zahra tersenyum entah dorongan dari mana tangannya mengelus halus rambut Adelio.

"Kalau lo tidur gini ganteng juga tapi lo kenapa bikin gue sebel terus sama lo" ucap Zahra sambil mengelus pipi Adelio.

"Gue emang ganteng dari lahir" jawab Adelio dengan mata yang masih terpejam.

Sontak Zahrapun melepas tangannya yang awalnya mengelus bagian wajah Adelio.

"Tau ah ayo pulang aja" ketus Zahra lalu pergi meninggalkan Adelio yang cekikikan.

"Zahra²" ucap Adelio lalu ia menyusul Zahra.
Dan ternyata Zahra sudah berada di dalam mobil.

Disetiap perjalanan hanya ada keheningan Zahra yang selalu melihat ke luar jendela sedangkan Adelio yang fokus nyetir.

"Ngambek?"

"Nggak."

"Yaudah"

"Dih dasar cowok nggak peka" gumam Zahra pelan.

"Beli coklat yuk, gue beliin deh"

"Nggak."

"Emmm yaudah"

Tapi Adelio malah berhenti disebuh supermarket Zahra Bertanya-tanya Adelio beli apa.

Saat Adelio kembali ia menenteng 1 plastik besar yang isinya coklat semua, mata Zahra berbinar-binar tetapi ia pura² bodo amat.

"Nih"

Zahra hanya melirik nya saja, hasratnya tidak bisa ditahan lalu ia mengambilnya dan memakannya.

"Enak banget..."rengek Zahra.

"Apa pun yang gratisan pasti enak lah"ketus Adelio.

"Udah pasti" jawab Zahra dengan cengirannya.

***

Holla guyssss gimana kabarnya?? Semoga kalian terhindar dari virus covid 19 ya, jaga kesehatan oke✨.

Dirumah aja biar aman jangan keluar ke mall,cafe, pokoknya tempat yg rame deh kerjain tugas sekolah aja dirumah😂.

#Typo bersebaran⚠️
#Jangan lupa Vote kalau suka yee kalau g sih gpp sih g maksa kok, terus jngn lupa Komen yak

Makasih:)) . Oke see you❤

ADELIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang