Part 17

165 18 0
                                    

Pagi ini Zahra masih pulas dikasur tercintanya. Namun suara telfon dari Hp nya membuat dia bangun.

"Hallo" ucap Zahra yang masih setengah sadar.

"Ra.." terdengar suara seorang cowok yang sangat familiar ditelinganya. Seketika Zahra membulatkan matanya dan melihat ke layar Hp nya tercantum nama Adelio, lalu Zahra mematikan sambungan tersebut, ia membuang nafas kasar.

Kemudian Zahra membersihkan kasurnya lalu pergi kedepan meja riasnya dan ia terkejut melihat matanya yang sangat bengkak.

"Gila mata gue..." teriak Zahra, untung saja rumahnya sepi.

Zahra melihat kearah jam, lagi dan lagi membuat dia terkejut. "Bangkek udah jam 8!!!".

"Bodo lah nggak usah berangkat" putus Zahra.

Adelio hari ini entah kenapa ia tidak ada mood sama sekali. Dipikirannya hanya ada Zahra-Zahra dan Zahra, ia sangat merasa bersalah dan juga bingung harus percaya dengan siapa.

Sedari pagi ia bolos semua mata pelajaran, ia seharian di rooftop ditemani Thomas dan iqbal. Kedua sohibnya juga bingung kenapa dengan sohibnya yang satu ini jarang sekali Adelio galau merana kayak begini.

Iqbal dan Thomas saling tatap seolah mengisyaratkan ' Dia kenapa? ' namun keduanya juga tidak tau dan mereka hanya membiarkan Adelio, mereka asik mabar free fire.

"Hufttt... Argggghhhhhhhh!!!" teriak Adelio membuat Thomas dan Iqbal kaget, nyaris saja hp mereka mau terjatuh.

Mereka berdua mengelus dada mereka dengan lega, " Apaan sih lu del ngagetin orang munyet" geram Iqbal.

"Bodo amat" jawab Adelio acuh.

"Mending lo samperin Zahra terus minta maaf dari pada lu uring²an kagak jelas" saran Thomas.

"Tumben pinter cuk" ujar Iqbal sambil terkekeh.

Thomas menjitak kepala Iqbal,"Diam kau Zaenap" ucap Thomas kepada Iqbal.

"Tapi gue masih bingung harus percaya sama siapa"

"Anda bingung? Minum oskadon... Pancen oye" ucap Iqbal dan Thomas tapi
Tidak membuat Adelio ketawa malah tambah kesal.

Jujur Adelio sangat merasa bersalah sudah membentak Zahra kemarin tapi disatu sisi ia lebih percaya ke Naily.

"Udah lah nggak usah dipikirin ntar juga balik lagi" ucap Iqbal.

***

Matahari sudah berganti bulan kini Adelio berasa di ruang keluarga menonton televisi dengan Yoga dan Bunda Cintya.

Ia melupakan sejenak masalahnya beberapa hari ini, walaupun ia sempat cekcok dengan Yoga tapi kini sudah baikkan dan kembali akur seperti semula.

Cintya melihat kedua anaknya yang sudah tumbuh dewasa dan pasti sudah tau tentang cinta.

Tapi Cintya masih ragu apakah Adelio masih menutup hatinya atau tidak, sebab Adelio tidak pernah mengenalkan cewek didepan Bundanya.

Cintya lupa bahwa ia sudah menyiapkan makanan untuk Zahra kemudian ia bergegas menuju kedapur dan mengambilnya.

"Del, anter makanan ini ke rumah Zahra ya" ucap Cintya.

"Tap_"

"Tidak ada tapi-tapi, udah cepet kasihan dia kalau belum makan"

ADELIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang