ALZORA ARYS DIRGANTARAAnak dari pembisnis terkenal yang turun temurun, gadis yang cantik super- super cantik pake banget, manis, pintar, body goals, ramah, memiliki suara yang bagus, handal dalam alat musik piano dan Gitar, dan berdarah Indonesia-Rusia.
Hari ini adalah hari pertamanya ia bersekolah dan memulai hidupnya yang baru bersama keluarganya di Kota Jakarta setelah pindah dari Kota Bogor.
"Morning Bun, Yah" Ucap Zora.
"Morning dear" Balas Zara dan Rayyan.
"Pagi abang akyuu" Ucap Zora kepada abangnya dengan nada yang sengaja di manja-manjakan.
"Pagi" Balas Farid malas dengan senyuman yang di paksakan.
"Mau berangkat bareng Ayah atau bang Farid ?" Tanya Rayyan yang sedang membaca koran.
"Bareng..... Bang Farid Yah" Ucapnya.
"Beliin gue bensin kalau mau nebeng" Ucap Farid.
"Ish, gak ikhlas banget" Gerutu Zora.
"Yaudah kalau gak mau, abang mau berangkat kuliah sekarang aja" Ucapnya seraya beranjak dari kursi makan dan menuju ruang tamu untuk mengambil tasnya.
"Iya deh, nanti gue beliin!!" Teriak Zora yang masih berada di ruang makan. "Tungguin bang elah".
"Bun, Yah Assalamuallaikum Zora berangkat yahh" Ucapnya dengan tergesa-gesa.
"Waalaikumsallam" Jawab Rayyan dan Zara.
~~~
"Jam berapa lo selesai ngampus bang?" Tanya Zora di sela-sela perjalanan menuju sekolah barunya.
"Jam 5 sore, abang gak bisa jemput, nanti kalau pulang telpon Ayah aja atau gak Kang Udin"
"Yaudah dehh"
"Ehh bang, kenapa berhenti? Sekolah masih jauh loh" Ucap Zora bingung.
"Mana uangnya? Bensin abis" Ucap Farid sambil menengadahkan tangannya ke Zora. Zorapun hanya menghela napas kasar, dan merogoh saku bajunya untuk mengambil uang jajannya.
"Nih!" Zora memberikan uang itu dengan kasar, dan Faridpun menerimanya dengan senang hati.
"Tunggu di sini, abang ke warung di sana dulu, jagain nih motor abang" Ucap Farid, iapun segera turun dari motor sport biru miliknya dan pergi menuju warung yang lumayan jauh dari tempat mereka saat ini.
"masih jam 6:15, belum terlambat juga" Gumam Zora sambil melihat jam tangan berwarna pink soft yang ada di pergelangan tangannya.
"Hey cewek manis, ngapain disini sendirian" Goda seorang pria berbadan besar, perut buncit, kepala botak dan berpenampilan seperti preman.
"Masih pagi aja neng udah sendiri, ikut abang yuk" Goda teman pria itu. Sungguh Zora sangat risih dengan mereka berdua.
"Gak maaf, saya lagi nunggu kakak saya" Ucap Zora sesantai mungkin.
"Ah ayolah ikut abang" Goda pria itu lagi, kali ini ia menarik paksa lengan Zora. Zora pun tak tinggal diam, ia memberontak terus-menerus.
"WOY ANJING!"
BUGH!
BUGH!
"JANGAN LO SENTUH ADEK GUA!" bentak Farid yang sedang menghajar dua pria itu habis-habisan.
"A-ampun bang!!" Jerit mereka berdua memohon.
"PERGI LO DARI SINI! KALAU GUE LIHAT LO PADA NGEGANGGU ADEK GUE LAGI, GUE JAMIN TINGGAL NAMA AJA LO BERDUA YANG TERSISA!" Ancam Farid yang sudah sangat emosi. 2 preman itu pun pergi dan berlari terbirit-birit menjauh dari Farid.

KAMU SEDANG MEMBACA
ERIKARA
Teen FictionTeka-teki, rahasia, dan hal membingungkan. Semua itu berada di bawah pengawasan anak-anak Reforce. Berencana menjalani hari yang damai dan bersekolah dengan normal tetapi malah di jadikan bahan incaran musuh ketua geng. Bagaimana rasanya? tanyakan p...