Haloo!!
Jangan lupa di vote ceritanyaa luv u
Happy reading all ☁
♡♡♡
Senin, hari menyebalkan?. That's right, bagi sebagian orang hari senin adalah hari yang menyebalkan karena hari yang super sibuk, hari upacara sembari berpanas-panasan ria.
Tapi beda dengan Zora, monday vibes adalah favoritnya. Lebih seperti hari keberuntungan sih bagi Zora. Dan satu hal lagi, hari yang menyenangkan karena memakai seragam sekolah putih abu-abu. Kalau kata Zora hari pakai seragam putih abu-abu memiliki vibes tersendiri. Kalau kalian suka hari apa dan kenapa suka dengan hari tersebut?
"Dasi aman, topi aman, buku tugas aman, sepatu juga udah aman. Sip gaskeun langsung kesekolah!" Serunya. Keluar dari kamar bernuansa white dan pink itu dengan tergesa-gesa kemudian berjalan menuruni tangga dengan lari kecil.
Zara yang melihat anak gadis satu-satunya sedang tergesa-tesa itu seketika mengerutkan keningnya heran." Hati-hati Ra turunnya entar jatuh nangis" tegur Zara.
Zora terkekeh lalu kembali menuruni tangga. "Iya Ndaaa tenang aja gabakal jatuh kok ini udah pro player" ujarnya.
"Sini makan dulu, mau makan apa?" tanya Zara seraya menyendokkan beberapa centong nasi ke dalam piring Ayah Zora, Rayyan.
"Zora bawa bekal aja Nda, lagi ga mood sarapan" ucapnya.
"Yaudah nih minum susunya, Bunda buatin dulu bekalnya" Ujar Zara sembari menuju lemari tempat barang berharga Ibu-ibu di letakkan 'Tupperware' atau bisa di bilang 'anak kesekian para Ibu-ibu'.
"Kang, Zora berangkat bareng Kakang ya" Ujar Zora kepada Kang Udin yang kebetulan melewati meja makan. "Okee siap Non" balas Kang Udin.
"Kang, ga sarapan? ayo sarapan bareng" ajak Zora. Sudah kebiasaan Zora setiap pagi mengajak ARTnya untuk sarapan bersama. "Nuhun Non, kalau udah selesai sarapan panggil aja Kakang di belakang biar langsung saya anterin ke sekolah" Balas Kang Udin.
"Hatur nuhun Kang, sebentar abis nganter Zora jangan lupa sarapan dulu baru lanjut kerja" ujar Zara yang sedang membaluti selai strawberry di atas roti milik Zora.
Kang Udin mengangguk mengiyakan. "Saya permisi dulu Pak, Buk" ucap Kang Udin yang menyebut Zara dan Rayyan, Bapak dan Ibu bukan Tuan/ Nyonya. Karena bagi Zara sebutan itu tidak terlalu mengenakan di dengar alhasil Zara mengusulkan untuk memanggil dirinya dan suaminya Bapak/Ibu, apalagi mengingat umur Kang Udin yang lebih tua dari Zara dan Rayyan jadinya mereka harus lebih sopan dengan orang tua.
"Udah siap nih bekalnya. Belajar yang bener biar sukses, biar bisa banggain orang tua" pesan Zara kepada anak gadis tercintanya. Zora mengangguk dengan antusias kemudian menyalimi kedua tangan orang tuanya dan juga abangnya.
~~~
"Baru juga jam 7 lewat 15 menit anak Osis udah stand by deluan di depan gerbang" celetuk Zora.
"Alow!" seru Gaby yang mengagetkan Zora dengan cara merangkul pundak gadis itu.
"Tumben datangnya cepat" celetuk Zora heran, karena biasanya gadis itu selalu datang ke sekolah saat detik-detik gerbang akan di tutup.
"Gue dateng lebih awal lo heran, gue datang telat lo malah ngomel karena gaada temen jalan bareng ke lapangan buat baris, gimana sih Ra" gerutu gadis itu membuat Zora cengengesan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ERIKARA
Teen FictionTeka-teki, rahasia, dan hal membingungkan. Semua itu berada di bawah pengawasan anak-anak Reforce. Berencana menjalani hari yang damai dan bersekolah dengan normal tetapi malah di jadikan bahan incaran musuh ketua geng. Bagaimana rasanya? tanyakan p...