ERIKARA || HUKUMAN BERSAMA

6.5K 365 239
                                    

Pagi yang cerah. Saat gorden di buka saat itu juga sinar matahari pagi langsung masuk dan menyinari kamar bernuansa white dan pink itu. Alarm pun berbunyi dengan keras tetapi bunyi itu tak cukup untuk membangunkan gadis itu. Farid geleng-geleng melihat tingkah adik perempuannya yang saat ini tertidur dengan sangat lelap.

"Dasar kebo".

"Heh bangun! gak sekolah lo?!. Gue aduin Bunda sama Ayah yah Ra kalau lo belum mau bangun juga" Kata Farid sembari menepuk-nepuk pipi gadis itu agar bisa bangun. Zora hanya bergumam tidak jelas kemudian ia kembali menarik selimut pinknya hingga menutupi kepalanya.

"RAA!! BANGUN WOY!" Teriak Farid tepat di telinga gadis itu.

"AAARGHHH ABANG!! gue masih ngantukkk" Kacau Zora. Gadis itu mengucak-ngucak kedua matanya kemudian menatap Farid dengan tatapan marah.

"Dihh malah marah dianya. Sekolah sonoh!" Ucap Farid sebelum meninggalkan kamar milik Zora. Zora menjawab hanya dengan gumaman saja. Zorapun segera beranjak dari kasurnya dan segera menuju kamar mandi.

Usai ia memakai seragam sekolah Zora pun beralih menuju meja riasnya ia menatap wajahnya ke arah kaca sebentar kemudian tersenyum simpul. Tangan mungil gadis itu bergerak untuk mengambil bedak.

Menoleskan bedak sedikit saja kepada wajahnya dan kemudian beralih untuk memakai tint berwarna peach. Sungguh natural tak lupa gadis itu memasang bandana berwarna pink ke rambutnya. Zora pun sudah bersiap berangkat ke sekolah.

Gadis bernetra hitam pekat itu pun segera turun dari lantai 2 dan menuju lantai 1 untuk sarapan bersama anggota keluarga lainnya.
Usai sarapan ia pun segera berangkat ke SMA Dartagnan di antar oleh supir pribadi keluarganya.

~~~

"Kumpulkan tugas kalian. Saya yakin waktu yang saya berikan kepada kalian selama tiga hari sudah pasti sangat cukup untuk mengerjakan tugas yang pernah saya kasi" Bu Ernap selaku guru Biologi kelas 11 IPA 2 memberi intrupsi kepada anak-anak muridnya agar segera mengumpulkan tugas.

"Hah? tugas yang mana bu? kok saya gak tau yah?" Ucap Rio pura-pura tidak ingat akan tugas yang Bu Ernap berikan kepada mereka.

"Halah gak usah pura-pura bego kamu Rio. Kamu tuh emang udah tua jadi gak pernah ingat kalau di kasi tugas".

"Ehh? kok gak ada perasaan udah gue masukin kedalam tas kenapa malah gak ada?" Gumam Zora sembari meraba-raba sesuatu di dalam tasnya. Jelas sekali tadi ia sudah memasukkan benda itu kedalam tasnya kenapa malah bisa hilang tiba-tiba begini?.

Gaby selaku teman sebangku Zora menoleh kearah gadis yang sedang kebingungan itu. "Ada apa Ra?" Tanya Gaby.

Zora menatap kearah Gaby dengan wajah kebingungannya. "Buku tugas gue gak ada di dalam tas Gab perasaan semalam udah gue masukin deh?".

"Lupa kali" Ucap Gaby yang di balas gelengan gadis itu. "Enggak gue gak lupa bahkan buku itu udah gue siapin dari semalam" Balas Zora.

"Yaudah coba inget-inget dulu lo naruh di mana bukunya semalam?" Ucap Gaby mencoba membantu sahabatnya itu. Seketika Zora menepuk keningnya dengan keras. "Bukunya ketukerrr!!" Seru Zora.

"Ada apa Alzora?" Tanya Bu Ernap sambil memerhatikan Zora dan Gaby. Seketika wajah Zora memucat menatap guru biologinya itu.

"A-anu Bu, saya kelupaan bawa buku tugasnya" Ucap Zora sembari menunduk menatap kedua sepatunya.

"Yasudah kamu keluar usai mata pelajaran saya selesai kamu baru bisa kembali kedalam kelas. Saya juga gak mau pilih kasih, yang tidak membawa buku tugasnya segera menuju lapangan saya menghukum kalian" Kata Bu Ernap dengan tegas. Zora dan teman-teman kelasnya yang tidak membawa bukupun segera keluar dan segera menuju lapangan sekolah.

ERIKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang