ERIKARA || PENYERANGAN

9.8K 469 95
                                    

Hallo kangen gak?👉🏻👈🏻.

Oh iyaa sebelum lanjut baca jangan lupa di vote yaw!!.

Dengan notif vote kalian aku jadi bisa tau mana readers Erikara yang selalu pantengin ceritaku and always ninggalin jejaknya sebelum beralih ke cerita yang lain 😋.

HAPPY READING ALL

"Gimana caranya buat gue bisa dapatin restu Kak Erik?!" Gerutu Vania. Cewek itu sedari tadi sibuk memikirkan bagaimana cara agar ia bisa mendapatkan restu Erik agar mamahnya bisa menikah dengan Adriyan. Calon papah tirinya. Ia bahkan keluar dari kelas dan pergi ketaman belakang sekolah hanya demi memikirkan hal tersebut.

"Lo mau banget dapet restu dari gue, huh?". Seketika Vania terkejut akibat Erik tiba-tiba saja datang di hadapannya dengan pandangannya yang meremehkan dirinya.

"Kak, gue mohon restuin nyokap gue" Mohon Vania kepada Erik.

Erik memutar bola matanya malas. "Lo mau harta bokap gue kan? Gak usah sok polos, gue tau lo sama nyokap lo itu hanya fokus sama harta bokap gue" Ucapnya yang membuat kening Vania seketika mengkerut.

"Gue bukan cewek yang semurah itu Kak. Asal lo tau, hidup tanpa seorang Ayah itu gak enak. Hidup tanpa keluarga utuh itu gak enak!". Suaranya naik beberapa oktaf bahkan cairan dari mata gadis itu keluar.

"Lo kira cuman lo yang keluarganya gak utuh?! nasib kita sama!" Seru Erik, mata cowok itu seketika memerah.

"Eh Rik jangan gegabah anjir, ingat di depan lo ini cewek!" . Aldy, Zidan, Oman, Phasa, Ezra dan Aji tiba-tiba saja sudah berada di taman belakang SMA Dartagnan. Keenam cowok itu sebenarnya sedari tadi menguping pembicaraan keduanya. Bahkan Ezra dan Phasa melarang mereka untuk mendengarkan tetapi nihil jika Aldy, Zidan, Oman dan Aji sudah bersekutu.

"Lo pada ngapain tiba-tiba disini?" Tanya Erik serius.

"Ehh g-gue sama yang lainnya tadi nyariin lo karena Bu Indah juga nyariin lo Rik, yaudah kita keliling sekolah dan ketemu lo disini hehe. Peace bro gak macem-macem gue sama yang lain kok" Katanya sambil memasang kedua jari berbentuk V.

"Bukan itu cerita sebenarnya" Gumam Phasa.

"Bullshit" Timpal Ezra dengan tampang datarnya.

Tanpa di sadari ketujuh cowok itu ternyata Vania sudah tidak berada di hadapan mereka semua. Gadis itu tiba-tiba saja menghilang bak di telan bumi.

"Ck". Erik berdecak setelah itu iapun pergi meninggalkan keenam cowok dengan tampang cengo-nya itu.

Aldy berdecak sebal kemudian menatap kedua pangeran es SMA Dartagnan itu. "Sa, Zra belain gue dikit aja napa??".

"Ogah" Jawab keduanya dengan kompak kemudian pergi menyusul Erik yang sudah berada di koridor sekolah.

"Ck, ayo monyet-monyet".

Plak!

"Siape yang lo sebut monyet njing?!" Tanya Aji kesal dengan penuturan Aldy yang menyebut mereka bertiga 'monyet'.

"Lo semua lah. Ayoo kurr kurr".

"Jingan! BHAHA. Monyet suaranya ayam, humor gue tolong!". Zidan tertawa terbahak-bahak mendengar itu.

"Humor lo emang receh Dan" Ucap Oman.

"Aelah ayo kita susulin Erik. Lagi ngambek noh dia" Ajak Aldy yang diangguki ketiganya.

~~~

"Ra, si Manda gak ngapa-ngapain lo kan??" Tanya Gaby khawatir.

"Dia pasti bicara yang aneh-aneh kan ke lo Ra?" Ucap Velix.

ERIKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang