Warung kang Bobon saat ini sungguh ramai, padahal ini masih pagi. Namun sepertinya warung itu tidak pernah senyap walaupun hanya sebentar. Saat ini warung tersebut dipenuhi oleh anggota-anggota Reforce. Entah itu anggota dari SMA Dartagnan ataupun dari SMA lain.Warkang yang saat ini sangat berisik seketika mendadak senyap saat kehadiran sang ketua datang.
Erik pun duduk di samping Phasa yang sedang memainkan ponselnya. "Hal penting apa Sa?" Tanya Erik to the point.
Phasa yang tadinya sibuk bermain ponsel, segera ia menjauhkan benda itu dan mulai menjelaskan hal penting untuk sang ketua. Anggota Reforce yang lain pun memberhentikan kesibukan mereka dan memilih mendengarkan ucapan Phasa.
"Lucas, dia ngajak lo balapan entar malam, kalau lo gak dateng atau lo kalah balapan entar malam, dia bakal ambil anggota Reforce sekitaran 20 orang secara paksa" Jelas Phasa.
Mendengar itu seketika emosi Erik ingin meluap saat itu juga. "Bangsat!, gak ada yang boleh merebut anggota keluarga kedua gue! Gak ada." Ucap Erik penuh penekanan.
Anggota Reforce yang mendengar itu seakan terharu, beruntung mereka masuk kedalam geng Reforce, beruntung mereka menjadi anggota Reforce, dan yang paling membahagiakan, beruntung mereka mendapatkan seorang ketua seperti Erik Rhicolas Dartagnan.
~~~
Kringg...
Bunyi bel terakhir berbunyi dengan lantangnya di SMA Dartagnan. Seluruh siswa-siswi keluar dengan tergesa-gesa.
"Ra mau bareng gak? Gue bawa mobil soalnya" Ajak Reva.
"Enggak makasih Rev, gue di jemput supir, lain kali aja yah" Ucapnya.
"Oh yaudah, kita deluan deh Ra, bay!!" Ucap Reva yang pergi bersama Gaby, dan Velix.
"BABAY!! BABE!!" Teriak Gaby di ambang pintu kelas.
"Hati-hati yah Ra" Ucap Velix. Zora mengangguk seraya tersenyum, setelah itu ia melanjutkan membereskan tasnya dan segera munuju gerbang.
Saat hampir sampai di depan gerbang, Zora mendengar seseorang menyebut namanya dari arah belakang, iapun berbalik dan ternyata orang itu adalah Ibu guru yang memanggilnya. Dan setahu Zora Bu guru ini adalah guru yang membimbing ekskul padus.
"ALZORA! sini dulu nak" Panggil Bu Putri, guru pembimbing padus. Zorapun berbalik kebelakang dan menuju ke arah Bu Putri.
"Ada apa Bu?" Tanya Zora ramah.
"Ibu denger kamu waktu smp sering ikut lomba nyanyi yah?" Tanta Bu Putri.
"Ehh, iya Bu" Jawab Zora.
"Kenapa gak mau ikut ekskul padus? Kamu harus ada kegiatan di sekolah ini" Ucap Bu Putri. "Ikut ekskul padus yah?" Ajak Bu Putri. Zora terdiam sejenak memikirkan tentang ajakan Bu Putri untuk dirinya mengikuti ekskul padus.
"Emm, iya deh Bu, saya ikut" Jawabnya.
"Alhamdullilah, nanti Ibu daftarkan nama kamu di ekskul padus, latihannya hari rabu dan kamis" Ucap Bu Putri. "Oh iya, besok jam 8 kamu ke ruang musik yah, Ibu mau tes kamu ulang" Jelas Bu Putri.
"Iya Bu" Jawab Zora.
"Yasudah, kamu boleh pulang sekarang, makasih yah udah luangin waktunya" Ucap Bu Putri.
Sekolah sekarang sudah sangat sepi, isinya hanya ada beberapa guru, dan beberapa siswa-siswi di kelas yang memang sedang melaksanakan piket.
"Kang Udin tumben lama" Gumam Zora.

KAMU SEDANG MEMBACA
ERIKARA
Teen FictionTeka-teki, rahasia, dan hal membingungkan. Semua itu berada di bawah pengawasan anak-anak Reforce. Berencana menjalani hari yang damai dan bersekolah dengan normal tetapi malah di jadikan bahan incaran musuh ketua geng. Bagaimana rasanya? tanyakan p...