"Masih sakit kepalanya?" Tanya Erik dengan nada yang sangat lembut."Lumayan" Balas Zora sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sakit akibat terbentur tadi.
"Kalian pada masuk aja ke kelas, biar gue yang jaga Zora" Ucap Erik santai tapi bernada tegas.
"Kalian pada ngapain disini? balik ke kelas semuanya, biar petugas UKS yang menjaga Zora" Ucap Bu Indah. Guru itu tiba-tiba sudah ada di dalam UKS dengan membawa mistar panjangnya dan menatap siswa yang berada di dalam UKS itu kelewat tajam.
"Mereka gak becus jaga Bu, biar saya saja" Ucap Erik bernada dingin.
"Gak us-" Sebelum guru itu menjawab Erik sudah lebih dulu menoleh kearah Bu Indah seraya menatap dengan pandangan seolah jangan di bantah.
"Y-yasudah, kalian yang lain pada balik biar Erik saja yang menjaga" Ucap Guru itu kicep akibat di tatap oleh seorang Erik.
"Kamu! ngapain kamu baring di situ Aji! udah sekarat kamu?!" Seru Bu Indah sambil menunjuk Aji yang dengan santainya berbaring di atas brankar UKS.
"Astagfirullah Ibu, jangan gitu lah, saya juga lagi sakit nih Bu" Ucap Aji dengan wajah memelas.
"Engga usah banyak tingkah kamu. Cepat kembali ke kelas!!". Dengan gerakan cepat Aji melompat dari atas brankar dan keluar menyusul teman-temannya yang sudah lebih dulu ke kelas.
"Ibu ngapain di sini? Mending Ibu istirahat di ruang guru Bu, Zora biar saya yang jaga. Ibu kayak gak tau saya aja" Ucap Erik dengan suara yang agak melembut sekarang.
"Ibu percaya sama kamu. Zora kalau kamu gak sanggup buat ngikutin mata pelajaran hari ini kamu boleh pulang nak" Ucap Bu Indah dengan nada yang sangat lembut kepada Zora, sangat beda terhadap Erik tadi.
"I-iya Bu, makasih" Balas Zora.
Ruang UKS pun kini dilanda kesunyian. Tidak ada yang membuka suara. Saking sepinya bunyi jarum jam dinding pun bisa di dengar oleh keduanya.
"Lo tau dari mana kalau gue ada di sana?" Tanya Zora canggung.
"Gue gak bego-bego banget buat engga merhatiin musuh gue" Ucap Erik dengan suara beratnya yang membuat Zora tertegun mendengarnya. Zora pun hanya manggut-manggut saja.
"Lo mau pulang?" Tanya Erik saat Zora kembali memegang kepalanya.
"I-iya, kepala gue sakit". Zora tidak berbohong atas rasa sakit yang ada di kepalanya saat ini. Sungguh sial hari ini ia bertemu dengan jelmaan iblis dari SMA Jaya itu.
"Sini gue anter, tas lo biar gue bawain entar malam" Ucap Erik final. Zora membalas dengan anggukan kepalanya. Sebelum menuju parkiran. Erik teringat sesuatu, motornya tidak berada di sekolah melainkan ia simpan di warkang pagi tadi akibat telat. Mau tidak mau ia pun berinisiatif untuk memakai mobil milik Phasa. Hanya cowok itu yang membawa mobil kesekolah hari ini.
"Tunggu disini, gue mau balik kekelas bentar" Ucapnya. Ia pun meninggalkan Zora yang saat ini duduk di gazebo sekolah.
"Sa, kunci mobil lo!" Seru Erik di ambang pintu kelas. Phasa pun dengan senang hati melemparkan kunci mobil miliknya dan di tangkap dengan sempurna oleh Erik.
"Thank's!" Selepas mengucapkan tanda terima kasih, Ia pun segera berlari menuju kearah Zora yang masih duduk di gazebo sekolah sambil memegangi kepalanya dan sesekali meringis kesakitan. Mereka berdua pun pergi menuju parkiran sekolah untuk mengambil mobil Phasa dan segera menuju kediaman Dirgantara.
~~~
"Mau mampir dulu?" Tawar Zora saat mereka sudah tiba di kediaman Dirgantara.
"Engga dulu. Gue mau langsung balik ke sekolah" Balas Erik.

KAMU SEDANG MEMBACA
ERIKARA
Genç KurguTeka-teki, rahasia, dan hal membingungkan. Semua itu berada di bawah pengawasan anak-anak Reforce. Berencana menjalani hari yang damai dan bersekolah dengan normal tetapi malah di jadikan bahan incaran musuh ketua geng. Bagaimana rasanya? tanyakan p...