KENETH • 1

896 54 2
                                    

"Samlekommmm mamang!!!" Teriak Keano saat memasuki rumahnya.

Ia meringis saat lemparan sendal mengenai kepalanya. Langsung saja ia menoleh, ternyata Kiana, adik kandungnya yang berusia empat belas tahun.

"Berisik! Salam yang bener, bang," tegurnya seraya berkacak pinggang. Keano berdecak dan melihat Laras baru saja keluar dari dapur membawa risoles isi sosis buatannya.

"Wah, ma! Mantep nih risolesnya," kata Keano mendekat ke arah Laras yang baru saja duduk di sofa. Wanita itu mengangguk dan mengelap peluh keringatnya,

"Mama cape?" Tanya Kiana yang ikut-ikutan duduk di sebelah Laras.

"Iya nih, pijitin dong. Mama cape," lirih Laras sembari mengulurkan kedua tangannya. Keano mengambil tangan kiri Laras, begitupun sebaliknya.

"Gimana sekolahnya?" Tanya Laras pada Keano yang sedang asik memijat tangannya. Keano mendongak sebentar ke arah Laras, lalu kembali menggerakan tangannya,

"Lancar kok. Cuma heran aja, kenapa sih aku di sekolah selalu aja dipanggil Soobin? Mirip juga engga," Keano mendengus sebal. Laras tertawa pelan,

"Emang fakta kok. Pasti pertamanya karena Netha ya? Kan dulu dia sering banget panggil Soobin ke kamu," Keano mengangguk lalu menghela nafasnya,

"Ma, aku ganti baju dulu ya. Abis itu mau ke tetangga resek sebelah rumah," pamit Keano. Laras mengernyit,

"Loh, ngapain? Kangen? Kan tadi di sekolah gak ketemu emang?"

"Ketemu. Cuma mau mastiin aja dia baik-baik aja apa kagak. Takutnya kalau kenapa-napa, entar tante Mila marah,"

"Dasar, yaudah sono. Bawain nih risol buat si Netha," suruh Laras sambil menunjuk beberapa risoles diatas meja. Keano berbalik,

"Tanpa mama kasih taupun, aku bakal bawain dia makanan. Dia itu kan tukang makan, tapi heran aja gitu, badannya tetep aja gak gemuk-gemuk,"

"Gak boleh gitu, No! Cewek doyan makan itu wajar,"

Keano memilih untuk berbalik lagi ke arah kamarnya. Ia mengganti seragam sekolahnya dengan kaos hitam lengan pendek, juga celana berwarna cokelat selutut yang membuat Keano lebih tampan berkali-kali lipat.

Setelah itu, ia langsung mengambil ponselnya dan membuka aplikasi kamera yang langsung mengarah ke wajahnya. Ia berniat untuk berfoto sebentar sebelum pergi ke rumah Netha.

"Nah, kan cakep kayak gini," pujinya pada diri sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nah, kan cakep kayak gini," pujinya pada diri sendiri. Laki-laki itu menutup ponselnya dan memasukan benda pipih tersebut ke dalam celananya. Ia keluar dari kamar dan mencium punggung tangan Laras,

"Ma, pamit ya,"

"Butuh duit gak?" Tanya Laras dengan senyum mengejek. Keano mendengus,

"Masih banyak, ma," jawabnya ogah-ogahan. Cowok berumur tujuh belas tahun itu segera melangkah keluar rumah dan tak butuh waktu semenit, akhirnya ia sampai dihalaman rumah Nethaㅡtetangga resek yang tinggal di sebelah rumah Keanoㅡ.

KENETH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang