KENETH • 21

321 28 0
                                    

Keano keluar dari kelas, bel pulang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Ia berjalan beriringan dengan Raka di sebelahnya. Tiba-tiba, ia kepikiran dengan keadaan Netha yang sedang di UKS,

"Ka, lo duluan aja. Gue mau ke UKS dulu," suruh Keano kepada Raka. Raka mengangguk dan berjalan ke arah parkiran sekolah. Sedangkan Keano berbelok ke arah UKS. Saat ia memasuki UKS, ia tidak melihat ada  siapa-siapa di dalam ruangan itu. Ia khawatir dan panik, akhirnya ia memilih untuk ke kelas gadis itu.

Sayang sekali, keadaan kelas Netha sudah sepi. Ia semakin bingung, dimana Netha? Tangannya bergerak untuk mengambil ponsel di kantong celana abu-abunya,

"Fel, lo lagi sama Netha?"

"Kagak, No. Kan sejak abis istirahat, dia gak balik lagi ke kelas. Bukannya sama lo?"

"Serius? Ini gue juga kaga tau dia kemana. Terakhir gue tinggal di UKS soalnya abis pingsan. Duh, gimana ya."

"Ya ampun, No! Coba lo cari dirumahnya. Mungkin aja tuh anak udah pulang!"

"I-iya, Fel. Gue tutup dulu!"

Setelah menutup panggilan, Keano langsung berlari ke arah parkiran sekolah. Saat motor Keano sudah melaju keluar gerbang, ia melihat gadis yang ia cari. Ternyata berada di halte depan sekolahnya. Keano bernafas lega dan mendekatkan motornya menuju halte.

"Neth!"

Kepala Netha menoleh ke arahnya. Keano tersenyum dan turun dari motor, "Gue panik nyariin lo tadi. Ternyata lo disini,"

"Gue minta maaf, No."

Kening Keano berkerut, "Kenapa harus minta maaf sih? Lo gak salah apa-apa,"

"Gue udah marahin lo di rooftop. Ngelarang lo gak boleh ngerokok. Niat gue sebenarnya baik, No. Gue ngelarang lo karena gue gak mau lo kenapa-napa. Gue sebagai sahabat lo, hanya mau memberi tahu,"

Keano menghela nafas. Lalu menoleh sekilas ke arah lain, dan kembali lagi menatap gadis itu,

"Lo gak salah, Neth. Seharusnya gue yang minta maaf sama lo. Disaat ada masalah, harusnya gue gak usah sentuh-sentuh dan nyobain benda itu." Ujar Keano sambil menundukan kepalanya. Netha tersenyum tipis dan tangannya terulur untuk mengelus pipi mulus Keano,

"Ayo pulang. Gue lapar, hehe." Ajak Netha diakhiri dengan cengiran khasnya. Keano terkekeh,

"Dasar, giliran makanan nomor satu. Mampir dulu yuk ke cafe yang ada di deket sini."

Netha memutar bola matanya malas, "Gak usah ngajakin gue makan di cafe, kali. Mendingan kita makan ketoprak aja yuk."

Ini yang Keano suka dari gadis itu. Selain cantik, gadis itu juga suka akan kesederhanaan. Ia mengangguk dan menggenggam tangan Netha,

"Kemanapun tuan putri mau, raja akan antar." Ucapnya. Netha tak tahan untuk segera tertawa. Kepalanya mengangguk dan berjalan mendekati motor. Benar kata orang, bahagia itu sederhana.

"Pak! Ketopraknya dua ya. Yang satu gak pedes." Kata Netha sambil memesan ketoprak,

"Siapp, mba. Ditunggu, ya."

Keano tak henti-hentinya menatap gadis didepannya. Bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman tipis,

"Gue mau ngomong sama lo,"

Netha tertawa, "Ya elah, No. Kayak sama siapa aja. Ngomong tinggal ngomong."

KENETH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang