KENETH • 3

571 30 2
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Netha, Felysia, Sahrul, Rama dan Resta sudah berada di parkiran sekolah sekarang. Mereka sudah berjanjian dari hari sebelumnya kalau hari ini mereka akan kerja kelompok di rumah Sahrul.

"Rul, rumah lo ada makanan kagak?" Tanya Rama santai sambil mengeluarkan kunci motor dari kantong sweater hitamnya.

"Makanan mulu pikiran lo. Udah ayo langsung aja," ajak Sahrul yang sudah naik ke atas motor matic kesayangannya. Sahrul mengajak Netha untuk berboncengan dengannya,

"Eh eh, gak usah modus!" Sahut seseorang bertubuh tinggi yang tak jauh dari tempat mereka berpijak. Mereka semua menoleh, ternyata Keano, si abang Soobin yang gak mau dipanggil Soobin.

"Netha, turun," suruhnya dingin. Ia menyuruh Netha naik ke boncengannya, "Netha biar sama gue aja. Eh, lo Felysia kan? Naik sama Sahrul aja. Dan lo, Resta kan? Naik sama Rama. Gak pake protes,"

Semuanya melongo kecuali Keano yang santai dengan muka datar khasnya. Netha mendengus, ternyata Keano belum pulang.

"Ayo, jalan lo pada duluan aja. Gue gatau rumah Sahrul," kata Keano menyuruh Sahrul jalan duluan. Diikuti dengan Rama dan akhirnya Keano pun menyusul di belakangnya.

Tak butuh waktu lama, ketiga motor itu sampai di halaman rumah Sahrul yang lumayan luas itu.  Sahrul menyuruh mereka semua duduk di teras yang sudah disediakan karpet.

"Lo ngapain disini? Gak balik? Kan gue gak minta," tanya Netha bingung. Keano menggeleng,

"Mau temenin bidadari,"

"Cih! Gak usah sok gembelin tetangga lo ini deh. Gak bakal mempan," balas Netha sinis. Gadis itu sudah duduk dengan mengeluarkan laptop dari dalam tasnya. Yang lain juga sama, mereka mulai mengerjakan tugas kelompoknya. Keano merasa seperti nyamuk, tidak tahu harus ngapain. Ia melirik jam tangannya, lalu membisikan sesuatu pada Netha tepat ditelinga kiri gadis itu,

"Ye hati-hati. Salam buat Kiana," ujar Netha tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun dari layar laptopnya. Keano mengangguk dan segera menaiki motor. Motor kesayangan Keano sudah pergi meninggalkan halaman rumah Sahrul. Mereka kembali mengerjakan tugas kelompoknya yang akan dikumpulkan besok.

Tak terasa hari sudah malam, Netha sudah selesai mengerjakan tugas kelompoknya. Ia ditawari pulang bareng oleh Rama, tapi gadis itu menolak dan menyuruh Resta pulang bersama Rama saja. Felysia sudah dijemput oleh abangnya, alhasil sekarang ia berada di depan gang rumah Sahrul. Ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul tujuh malam. Kendaraan umum sudah jarang ada yang lewat. Ia takut untuk berjalan kaki sendirian malam-malam begini. Jarak rumah Sahrul ke rumahnya memang terpaut cukup jauh.

"Pulang bareng gue aja, Neth!" Seru Sahrul saat menghentikan motornya didekat Netha berdiri. Gadis itu menoleh dan menggeleng, "Gak enak gue sama lo,"

"Ah, gue ini kan temen lo. Gue harus bertanggung jawab lah, apalagi lo kan anak cewek. Gak baik tau malem-malem pulang sendiri. Kalau terjadi apa-apa gimana?"

Perkataan Sahrul ada benarnya. Tapi tiba-tiba mereka berdua didatangi oleh beberapa orang yang tidak dikenal. Sahrul turun dari motor dan menarik lengan Netha agar tidak dekat dengan orang-orang misterius berjaket hitam itu.

"Rul? Mereka siapa?" Tanya Netha lirih, wajahnya sudah pucat pasi karena ketakutan.

"Bentar, biar gue yang lawan mereka bertujuh. Lo diem dulu,"

KENETH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang