KENETH • 34

359 26 2
                                    

Keano masuk ke dalam kamar Netha lewat balkon kamarnya. Ia melihat gadis itu sedang mendengarkan musik sambil memejamkan matanya. Netha belum menyadari adanya Keano yang sedang berdiri dipintu balkon kamar. Cowok bertubuh tinggi itu mencoba untuk mendekati Netha dan menarik salah satu saluran earphone dari telinga gadis itu. Netha terkejut dan melihat wajah Keano tepat didepannya.

Jantung Netha berdegup kencang dan langsung menegakan tubuhnya,

"Ish! Ngagetin tau, No!"

"Hehehe. Asik banget dengerin lagunya. Ajak-ajak lah," ujar Keano sambil terus tersenyum ke arah gadis itu. Netha mengangguk lalu memasangkan salah satu earphone ke telinga Keano. Cowok itu menikmati alunan musik yang terdengar di telinganya,

"Galau banget lagunya. Galau sama siapa sih?" Tanya Keano menatap mata Netha lekat,

"Gue galau karena lo."

Senyuman Keano perlahan memudar. Ia menatap Netha sendu,

"Maaf, Netha. Gue gak bermaksudㅡ"

"Gak apa-apa, No. Semoga sukses ya! Semangat kuliahnya nanti! Semoga bisa masuk ke universitas yang lo inginkan!"

Keano tersenyum tipis saat melihat senyuman yang Netha berikan untuknya,

"Ayo dengerin lagunya!"

Keano hanya mengangguk dan kembali mendengarkan lagu itu. Netha ikut memejamkan matanya,

Cukup aku rasakan ini
Cukup aku rasakan ini
Sakit sekali, sakit sekali.

Tak usah kau tanyakan lagi
Tak usah kau hindari lagi
Dan hingga kini,
Ku sendiri lagi..

Air mata Netha jatuh tanpa permisi. Keano terkejut dan langsung menarik tubuh Netha ke dalam pelukannya. Netha terisak dan menangis hebat didalam pelukan cowok itu. Tangannya memukul-mukul dada bidang Keano,

"Keano jahat!"

"Kenapa harus ninggalin gue?! Kenapa?!"

Keano tak mampu berkata apa-apa, ia hanya bisa menenangkan gadis itu dengan mengelus punggungnya,

"Keano jahat!"

"Iya gue emang jahat. Gue belum bisa jadi yang terbaik buat lo, Neth." Jawab Keano datar. Tangannya masih mengelus punggung Netha,

"Maafin gue, Netha. Ini bukan kemauan gue."

"Nanti gak ada yang mampir lagi ke kamar gue cuma buat jahilin gue doang! Nanti gak ada yang bisa gue peluk lagi kayak gini!"

Keano memejamkan matanya, "Netha, gue minta maaf."

"Iya gue tau, gue tau ini kemauan orang tua lo! Tapi gue belum siap buat jauh dari lo, No."

Keano masih terdiam.

Kepala Netha mendongak ke atas, melihat wajah cowok itu dari bawah, lalu tersenyum nanar,

"Kalau suatu saat lo bakal lupain gue gimana?"

Keano menggeleng, "Gak bakal gue lupain orang yang paling berharga dalam hidup gue, Netha."

Netha menghela nafas, "Maaf kalau selama gue jadi sahabat lo, gue selalu nyusahin."

"Ya elah, gak apa-apa. Gue suka kok."

Netha melepaskan pelukan itu, lalu tersenyum memandang wajah Keano didepannya, "Janji ya, harus kabarin gue terus."

Keano terkekeh lalu menyodorkan jari kelingkingnya kepada Netha, "Iya, gue janji."

KENETH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang