KENETH • 32

327 19 0
                                    

Pagi-pagi sekali, Keano sudah mampir ke kamar tetangganya. Siapa lagi kalau bukan Netha. Keano masuk ke kamar gadis itu dan melihat Netha masih tertidur pulas. Hari ini murid kelas dua belas diliburkan dan akan masuk kembali bulan depan untuk melihat pengumuman kelulusan.

Keano tersenyum tipis memandangi gadis itu. Wajahnya begitu cantik, tak pernah berubah dari dulu. Tangannya terulur untuk mencolek hidungnya,

"Bangunnnn. Udah siang."

Netha belum terbangun juga. Keano mencari cara agar gadis itu terbangun. Sebuah ide melintas dipikirannya, ia langsung menarik selimut dan naik ke atas kasur Netha. Ia melompat-lompat layaknya di atas panggung.

Merasa terusik, akhirnya Netha bangun dan melotot ketika melihat Keano ada di kamarnya sambil melompat-lompat di atas kasurnya,

"KEANO!"

Keano menoleh dan terkekeh pelan, "Akhirnya lo bangun, Netha. Selamat pagi sahabat gue yang paling resek."

Netha melempar salah satu bantalnya, "Ganggu mulu! Gak bisa bikin gue tenang sedikit!"

"Eittsss. Pengganggu teriak pengganggu. Mandi dulu sana. Ayok olahraga." Ajak Keano sambil melakukan pemanasan. Netha mendengus sebal dan turun dari kasurnya,

"Pulang dulu sana. Nanti gue samper."

Keano mengangkat tangan kanannya, memberi hormat kepada Netha, "Siap laksanakan, tuan putri!"

Netha tertawa renyah dan melihat Keano sudah pergi menuju kamarnya sendiri. Netha meraih handuk dan matanya melirik ke arah boneka kelinci yang ada di kasurnya,

"Selamat pagi, Bunny!"

Ya, Netha memberi nama boneka pemberian Keano dengan nama Bunny. Ia langsung menuju ke arah kamar mandi yang ada di kamarnya.

"KEANO! TUNGGUIN ATUH!" Teriak Netha ketika melihat Keano sudah berlari jauh dengan kaki panjangnya. Netha membungkuk dengan nafas tersengal-sengal. Ia tak kuat berlari. 

Keano berbalik badan dan kembali mendekati Netha, "Baru segini aja udah capek. Ayo lari lagi, sehat tau."

"Tapi gue capek, No! Gak liat nih, jaket gue, muka gue keringetan begini." Ujar Netha sambil menunjuk jaket parasut yang dikenakannya dan pelipisnya yang mulai bercucuran keringat. Keano mengusap keringat di wajah gadis itu,

"Pelan-pelan aja deh ayo."

Netha mengangguk dan akhirnya mereka kembali berlari bersama di taman kota yang sangat ramai di hari Jumat yang cerah di pagi itu.

Tak terasa, mereka sudah berlari mengelilingi taman kota selama lima belas menit. Mereka berdua akhirnya duduk di sebuah kursi panjang yang memang sudah disediakan.

Keano menoleh ke arah Netha yang sedang mengusap keringatnya, "Gue ke tukang minuman itu dulu ya. Lo tunggu sini."

Netha mengangguk dan kembali mengusap keringat dengan handuk kecil yang dibawa dari rumah. Ia melihat anak-anak kecil yang sedang asik berlarian dan matanya melotot ketika melihat sosok cowok yang tak asing di matanya. Ya, cowok itu adalah Alvaro.

KENETH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang