Keano memarkirkan motornya didepan minimarket depan komplek yang biasanya mereka kunjungi. Seperti biasa, Keano masuk ke dalam dan Netha menunggu diluar. Gadis itu mengeluarkan ponselnya dan memainkan game cacing untuk menghilangkan rasa bosan.
Tak lama kemudian, Keano keluar dan mendekat ke arah Netha yang sedang duduk didepan. Ia mendudukan diri dan menaruh kantung plastik besar di atas meja hasil belanjaannya tadi,
"Daripada main cacing, mendingan mabar sama gue yuk, main free fire."
Netha hanya diam saja tanpa suara. Pandangan mata gadis itu masih saja tertuju ke arah benda pipih yang dipegangnya. Keano merasa gemas dan langsung mencubit hidung gadis itu,
"Kalau gue ngomong, liat gue sini." Ujarnya lembut.
"Apasi! Gue mati nih gara-gara nabrak cacing lain!" Ketusnya. Keano terkekeh geli dan mengelus puncak kepala gadis itu,
"Jangan marah-marah mulu, nanti cepat tua,"
"Kenapa sih? Sibuk banget urusin gue!" Ketusnya. Keano menghela nafas dan merapikan rambutnya ke belakang, memperlihatkan jidat mulusnya.
"Itu karena gue peduli sebagai sahabat lo."
Ucapan Keano membuat jantung Netha berdegup kencang. Ada rasa yang aneh ketika mendengar kata 'sahabat' dari mulut Keano. Apakah Keano tidak memiliki perasaan lebih untuknya?
Langsung saja, pikiran aneh itu ia tepis, "apaansih, gak banget!"
Keano memandang aneh Netha, "kenapa lo? Ngomong sendiri kayak orang gila."
"Heh! Lo berani ngatain gue gila?!"
"Dah, makan dulu tuh es krimnya. Keburu cair,"
Netha segera mencari es krim didalam kantong plastik itu. Lalu membuka bungkusnya, dan memakannya.
"Lo makan es krim, gue sambil ngomong ya." Ujar Keano. Netha hanya mengangguk sebagai respon.
"Gue rasa, kayaknya kita akhiri aja persahabatan kita." Kata Keano serius. Mata Netha terbelalak lebar mendengarnya,
"Ma-maksud lo? Lo gak mau sahabatan sama gue lagi? Kenapa? Gue kurang apa sama lo selama ini? Dari kecil kita sama-sama, ngerasain suka duka sama-sama, dan sekarang lo dengan gampangnya akㅡ"
"Gue mau kita lebih dari sekedar sahabat." Potong Keano cepat membuat ucapan Netha hanya bisa tertahan di tenggorokannya. Ia tidak berkutik sama sekali, dan tak sadar kalau sedikit demi sedikit es krim ditangannya perlahan mencair. Hal itu mengakibatkan Keano segera melahap habis es krim di tangan gadis itu. Netha terpaku di tempatnya.
"Le-lebih dari sahabat? Maksud lo?"
"You know lah." Jawab Keano dengan tatapan serius ke arah Netha.
"Ta-tapi, gue takut kalauㅡ"
"Kalau gue bakal nyakitin lo? Harus dengan apa gue buktiin ke lo biar percaya?" Tanya Keano masih dengan raut wajah serius. Tidak main-main.
Tangan Keano terulur untuk mengenggam tangan Netha erat. Netha menatap Keano tidak percaya, jadi selama ini, Keano menyukainya?
"Iya, gue udah suka sama lo sejak awal ketemu. Bahkan, gue juga tau isi diary lo. Lo selalu ceritain hal-hal tentang gue kan?"
Netha terkejut, cowok itu kenapa tahu isi pikirannya? Titisan cenayang ya?
"Ih! Itu kan privasi gue, No! Asal buka-buka aja!"
"Siapa suruh diary lo gak digembok lagi? Kan kebaca jadinya," balas Keano tenang.
"Ternyata lo bucin banget sama gue ya, Neth. Gue tau kok, lo tuh emang punya rasa sama gue. Gak usah gengsi lagi ya mulai sekarang," kata Keano sambil mengelus punggung tangan Netha dengan ibu jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENETH [✔]
Fanfiction[Sequel of Evalara] "Ketika aku, mencintai sahabatku sendiri." Keano Alan Ramdani, tidak suka jika dirinya dibilang mirip Soobin TXT, padahal wajahnya sekilas mirip sekali dengan leader boygrup Korea Selatan tersebut. Keano sebal jika harus berhada...