KENETH • 10

346 27 0
                                    

Semenjak kejadian memalukan itu, Juna tidak pernah lagi menampakkan dirinya didepan Netha. Saat gadis itu main di kelas Keano pun, cowok itu sudah pergi tak tahu kemana. Keano sudah menceritakan semuanya pada Raka. Cowok itu tidak tahu harus ketawa atau ikut bersedih atas kejadian yang menimpa sahabatnya itu.

Seperti sekarang ini, Netha sedang duduk manis di bangku Raka yang kosong karena pemiliknya sedang pergi ke kantin sejak lima menit yang lalu. Netha memerhatikan Keano yang sedang fokus mengerjakan soal biologi yang berjumlah lima belas soal.

"No.." panggil Netha, Keano hanya menjawabnya dengan gumaman. Mata Keano masih tertuju pada buku tulis yang ada didepannya.

"Noo..."

Keano menjawabnya lagi dengan gumaman. Netha mendengus sebal dan merebut pulpen yang sedang Keano pegang. Keano terkejut dan mendelik tajam ke arah Netha.

"Jangan ganggu bisa gak sih? Dari dulu sifat resek nya ga ilang-ilang," marah Keano. Netha mengelus perut ratanya,

"Aku laper, beb."

Keano merasa aneh saat Netha memanggilnya 'beb' seperti tadi. Netha berhasil membuatnya merasa jantungan. Keano langsung menyentil pelan kening Netha,

"Jijik woy manggil beb gitu. Mau makan apa? Beli sendiri atau gimana?" Tanya Keano datar. Cewek itu tampak berpikir sejenak,

"Beliin hehe. Apa aja. Yang penting bisa bikin kenyang," jawab Netha santai tanpa dosa. Keano mengangguk dan segera pergi keluar kelas tanpa menutup bukunya terlebih dahulu. Netha tersenyum manis dan beruntung memiliki tetangga resek macam Keano.

Juna sedang asik melahap nasi beserta soto ayam yang dipesannya tadi. Sedangkan Raka sudah pergi duluan karena dipanggil oleh wali kelas dan harus segera ke ruang guru. Keano datang dan duduk di hadapan Juna. Juna hanya menatap Keano sekilas, lalu kembali memakan nasinya.

"Lo masih malu sama kejadian itu?" Tanya Keano serius. Juna jadi tidak nafsu makan mendengarnya.

"Bodoh. Gue jadi gak nafsu makan denger pertanyaan lo," jawab Juna datar dan dingin. Sekarang Juna merasa kalau Keano adalah saingannya untuk mendapatkan hati Netha. Juna juga jadi jarang berinteraksi bersama Keano, ia lebih memilih bermain berdua dengan Raka.

"Cuma gegara cewek aja lo sampe segininya sama sahabat lo sendiri, Jun. Lo boleh kecewa dan malu gara-gara ditolak Netha. Tapi ya jangan jauhin gue kayak gini juga, Jun. Kita sahabatan. Selamanya tetap begitu," tutur Keano serius. Juna berdecih sinis,

"Cih, tapi gue sekarang ngerasa kalau lo itu saingan gue buat deketin Netha. Iya gue tau, lo sama Netha cuma sebatas tetangga dan teman dekat kan? Tapi sekarang gue ngerasa ada yang janggal sama lo, No. Lo suka kan sama Netha? Jujur aja!"

Keano berdecak, "apasih, Jun? Lo salah paham. Gue sama sekali gak ada rasa apapun sama Netha. Dia cuma sebatas tetangga gue, teman dekat gue dari dulu. "

"Ya kan bisa aja nanti status teman berubah ke status pacaran. Gue yakin, No."

Keano mengacak-acak rambut hitamnya frustasi, "terserah lo lah! Netha bilang ke gue kalau dia minta maaf sama lo dan dia juga bilang kalau cinta gak bisa dipaksakan. Dan dia sekarang nawarin ke elo kalau dia mau jadi teman baik lo!"

Setelah mengatakan itu, Keano bangkit dan pergi ke penjual makanan yang ada di kantin. Juna mendengus dan seharusnya ia tidak bersikap kekanakan seperti ini.

KENETH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang