KENETH • 15

334 30 0
                                    


Netha jatuh sakit. Ia merasa badannya demam dan tidak mampu untuk bangkit dari tempat tidurnya. Mila khawatir dengan keadaan anaknya. Bachtiar juga pulang dan memanggil dokter langganan keluarga mereka kerumah,

"Netha sakit demam, bu, pak. Saran saya, jangan nyalain AC dan jangan lupa minum air putih yang banyak karena takutnya dehidrasi," saran dokter Dimas. Kedua orang tua Netha mengangguk dan dokter Dimas memberi obat untuk Netha,

"Jangan lupa diminum yaa."

Netha mengangguk lemah. Dokter Dimas pamit pulang dan Mila pun menoleh ke arah Netha,

"Sekarang makan dulu ya. Mama suapin."

"Netha gak laper," balas Netha lirih. Mila menggeleng, "Ayo, makan dulu. Biar sembuh,"

"Gak nafsu makan, ma,"

"Makan, Netha!"

Terpaksa, Netha akhirnya menuruti. Mila tersenyum dan mengacak-acak rambut Netha lembut, "Ya sudah, mama ke bawah dulu mau ngambil nasi. Tunggu sini ya,"

Netha mengangguk dan membiarkan Mila keluar. Kepala Netha menoleh ke arah balkon kamarnya. Biasanya Keano sering muncul tiba-tiba tanpa diminta. Sering datang ke kamarnya dan memeluknya untuk memberi kehangatan. Tapi sekarang, laki-laki bertubuh jangkung itu tidak pernah mau mengunjunginya lagi. Semuanya terasa jauh, terasa asing. Padahal bukan ini yang Netha inginkan.

"Kenapa sih, No? Muka kok lesu begitu?" Tanya Laras saat baru saja mendudukan diri di sofa. Tangannya terulur untuk mengecek suhu di kening Keano.

"Gak panas kok. Terus kamu kenapa? Galau lagi?"

Keano menggeleng, "Mama yakin kita sekeluarga mau pindah?"

Laras tersenyum, lalu mengangguk. "Papa bentar lagi mau pindah lokasi kerja ke Bandung. Daripada papa bolak-balik, lebih baik sekalian pindah kesana aja. Kenapa? Pasti galau kan karena mau ninggalin Netha?" Tanya Laras dengan senyuman jahil. Keano berdecak,

"Ck! Apaan sih, ma? Gaklah."

"Kita pindah setelah kamu lulus kok. Tanggung juga kalau kamu pindah, udah kelas 12 soalnya," ujar Laras sambil menepuk pundak anak sulungnya. Keano mengangguk dan bangkit,

"Aku pergi dulu. Mau ke cafe. Diajak sama Raka," izin Keano pada Laras. Laras mengangguk, "Hati-hati,"

"Iya, ma. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam,"

Keano langsung keluar dan menaiki motor kesayangannya. Tapi sebelum ia melajukan motornya, ia melihat Mila yang sedang sibuk menata pot tanaman di depan rumahnya. Mila menyadarinya dan menoleh sambil tersenyum ke arah Keano,

"Eh, Keano? Mau kemana?"

Keano tersenyum canggung, "Ini, tan. Mau ke cafe depan komplek."

"Ohh, Netha lagi sakit, No. Gak mau jenguk?"

Keano terkejut mendengar kabar Netha yang sedang sakit. Sebenarnya ia mau menjenguk gadis resek itu. Tapi semuanya dikalahkan oleh gengsi, dan ia juga masih ingat akan ancaman Juna. Ia terpaksa, karena tidak mau Netha kenapa-napa.

"Maaf, tan. Nanti aja Keano jenguk. Keano pergi dulu, tan," pamit Keano yang langsung melajukan motornya. Mila merasa aneh dengan Keano. Biasanya Keano selalu kerumahnya untuk menengok Netha tanpa diminta.

KENETH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang