8. Menikah

42K 3.2K 31
                                    

Bismillah

Semoga ada manfaat yang bisa di ambil dari cerita ini.

JANGAN LUPA JADIKAN AL-QURAN SEBAGAI BACAAN UTAMA.

.
.
.

Mungkin sebagian orang hari ini bisa menjadi hari terbahagia mereka, terlebih pasangan yang sedang berbunga-bunga menunggu setatus baru mereka. Momen sakral dengan sejuta senyuman dan mungkin air mata kebahagiaan.

Saat-saat menunggu status baru seperti ini, mungkin mereka akan di temani oleh sosok ibu yang mengelus lembut pundak dan ubun-ubun mereka menengkan anak gadisnya agar tidak gerogi, tapi tidak dengan Erina gadis itu kini tengah tertunduk sendiri sambil meremas-remas kedua tangannya dengan hati yang bergejolak gelisah, menunggu status baru yang sebentar lagi di sandangnya.

Erina menatap kamar yang di tempatinya ini dengan nanar, setetes air mata keluar dari pelupak mata indahnya yang di rias dengan indah.

"Ibu, Pak, Erina mau nikah," isak Erina. Air matanya sudah mengalir dengan deras tak lagi menghiraukan riasan yang bakal rusak nantinya, perasaan Erina kini bercampur aduk membuatnya tak bisa menahan perasaanya lebih lama lagi.

"Ibu, Bapak." Erina terdengar sesenggukan, menunduk dalam, dengan badan bergetar hebat.

Erina ingin Ibu dan Bapaknya ada di momen bahagianya ini, Erina ingin melihat senyum kedua orang tuanya, Erina ingin di peluk, dan mungkin menangis karna bahagia bersama. Tapi semua sudah takdir, orang tuanya di panggil mengahadap kepada Yang Maha Kuasa. Erina tak menyalahkan Allah sebab takdir Allah adalah yang paling baik, Erina percaya orang tuanya kini sedang tertidur dengan damai dan bahagia, seperti doa yang selalu Erina panjatkan agar orang tuanya mendapat tempat yang paling baik.

Perlahan dengan gerakan kecil Erina menghapus air matanya dengan tanganya. Mengambil cermin yang ada di samping ranjang yang di dudukinya, Menatap wajahnya dalam, untung riasan di wajahnya tidak rusak. Riasan cantik yang menghiasi wajah ayunya.

"Erina." Panggilan dan suara ketukan pintu membuat Erina dengan cepat coba merapikan sisa air mata di wajahnya. Erina tak ingin siapapun yang melihatnya akan iba atau merasa kasihan dengan air matanya, Erina tidak suka.

"Masuk mbak Mita," ucap Erina, Erina sudah hafal betul dengan suara Mita Asisten pribadi keluarga pak Handoko yang satu minggu ini menemaninya dalam mempersiapkan semua ini.

Perlahan Mita muncul dari pintu dengan kebaya putih, terlihat sederhana tapi tetap cantik. Wanita itu kini tersenyum manis dan berjalan kearah Erina.

"Loh Er, kamu habis nangis?" Tanya Mita yang baru saja berdiri tepat di depan Erina. Mita menelisik dan menatap dalam wajah Erina.

Erina tersenyum canggung menutupi kesedihanya itu. Membuat Mita tersenyum kecil dan duduk di samping Erina.

"Nggak pa-pa sih namanya juga pengantin baru nangis bahagia wajar." Kata yang keluar dari mulut Mita itu seolah menyentil hati Erina, apa Erina bahagia? Jika di bilang Erina bahagia, Erina sangat bahagia ini adalah hari indah bagi setiap wanita. Hanya saja Erina terlalu terbawa sedih dengan memikirkan orang tuanya.

Erina tak menanggapi dengan kata-lata Erina hanya tersenyum. Saat ini Erina harus senang ini hari bahagianya, kata-kata semangat terapal di hati Erina.

"Ayo turun Erina, ciee sekarang udah jadi istri tuan muda," ucap Mita membuat pipi Erina yang terlapisi makeup tipis bersemu merah. Erina coba menutupinya dengan tersenyum tapi malah terlihat malu-malu membuat Mita terkekeh.

Erina #LMLY2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang