19. Ceklis biru

37.2K 3K 164
                                    

 Bismillah

Semoga ada pelajaran yang bisa di ambil dari cerita ini ya.

JANGAN LUPA JADIKAN AL-QURAN SEBAGAI BACAAN UTAMA.

SELAMAT MEMBACA
.
.
.




         Erina tersadar dari lamunanya, memegang jantungnya yang berdetak sedih, menarik napasnya dalam dan menghembuskan, menghilangkan rasa sakit yang terasa didadanya. Erina berjalan kearah dapur. Melihat makanannya yang tertata rapi dimeja makan tapi tak sedikitpun disentuh oleh Rayhan, suaminya itu pergi terburu-buru dan yang Erina sekarang bisa adalah memakan-makanannya sendiri.

Selesai makan Erina beranjak lagi kearah halaman belakang, mungkin ini adalah tempat favoridnya sekarang, setidaknya melihat bunga mekar adalah kesukaanya. Erina seolah bahagia bersama kelopak-kelopak yang bermekaran itu. Mungkin Erina akan duduk sejenak sambil menunghu adzan ashar yang sepertinya sebentar lagi akan berkumandang.

***

Malamnya pun Erina belum juga kunjung terlelap padahal jam sudah sangat menunjukan pukul larut malam tapi kelopak mata indah Erina belum juga terpejam. Apa lagi yang ada dipikiranya selain Rayhan. Apa suaminya itu sudah sampai di Kalimantan? Apa suaminya itu sudah makan dan istrahat?. Semua pertanyaan kawatir Erina pikirkan. Sesekali Erina melirik ponselnya barangkali Rayhan menghubunginya, tapi tak mungkin Rayhan mau menghubunginya.

Erina beranjak dari tidurnya, mengambil tongkatnya dan berjalan kearah balkon, menatap langit yang dihiyasi bintang-bintang, dan bulan besar.

Jika Erina merindukan Rayhan, apa suaminya itu juga merindukanya, Tidak! Erina terlalu berfikiran jauh, suaminya mengingatnya juga sudah lebih dari cukup untuk Erina.

Erina kembali bejalan kearah kamarnya mengambil ponselnya yang tergeletak diatas nakas dan kembali kearah balkonya lagi. Erina duduk dikursi memandang ponselnya yang masih dalam keadaan mati. Dengan pelan Erina menyalakanya, membuka Aplikasi Whatsapp. Dan sekarang Erina hanya menatap kontak Rayhan, membuka laman Chatnya, bahkan kini Erina bingung untuk menghubungi suaminya atau tidak. Dengan keberanian yang Erina kumpulkan akhirnya Erina mulai mengetikan.

Mas Rayhan

Assalamu'alaikum Mas. Sudah sampai di Kalimantan?

Erina menarik napasnya dalam saat jarinya berhasil mengetik dan mengirim pesan itu pada Rayhan.

Ceklis dua

Pesanya berhasil diterima oleh Rayhan. Erina sampai gerogi sendiri menunggu balasan dari Rayhan. Bahkan Erina tetap berada pada laman Chatnya dengan Rayhan.

Tak kunjung ada jawaban dari seberang sana. Bahkan Erina sudah cukup lama menunggunya. Mungkin saja Rayhan kecapean dan sekarang sudah tertudur benar. Erina tersenyum. Setidaknya dirinya berhasil mengirimkan pesan pada Rayhan, walau tak ada balasan dari Rayhan.

Erina kembali kekamarnya udara semakin dingin saja, bahkan Erina baru sadar jika cuaca yang tadinya cukup cerah, berubah mendung gelap, yang tadinya masih sedikit terang karna bulan kini langit malam ditutupi mendung yang membuatnya benar-benar pekat gelap. Erina memutuskan untuk masuk kembali kedalam kamarnya. Mungkin Rayhan memang sedanh beristirahat.

Erina membaringkan badannya dikasurnya, matanya menerawang langit-langit kamar, sejujurnya Erina belum bisa tidur. Banyak hal yang Erina pikirkan akhir-akhir ini. Erina menarik napasnya, membaca doa dan harapan kepada Allah sebelum dirinya benar-benar tidur.

Erina #LMLY2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang