32. Reuni SMA Rayhan

45K 3.5K 301
                                    

Semoga ada manfaat yang bisa di ambil dari cerita ini.

JANGAN LUPA JADIKAN AL-QURAN SEBAGAI BACAAN UTAMA.

.
.
.

Selamat membaca

       Erina begitu gerogi sekarang ini. Bagimana tidak, malam ini jam setengah delapan--karena Reunianya diundur waktunya, Rayhan akan mengajaknya ketempat acara reunian SMA suaminya itu. Erina benar-benar gugup, gerogi, sedikit rasa takut. Erina takut-- bolehkah Erina jujur? Erina takut dengan ya dirinya yang memiliki kekurangan, Erina takut akan membuat Rayhan malu.

Erina berdiri didepan kaca besar melihat penampilannya yang dibalut gamis pink yang cantik serta khimar maron yang memiliki renda-renda bunga diujungnya. Begitu elegan gamis ini. Gamis yang Faizha berikan padanya saat acara pernikahannya sebagai kado.

Erina sedikit mengangkat gamisnya memperlihatkan kakinya yang sekarang tergantikan dengan kaki palsu, Erina menunduk menatapnya nanar. Erina tak sedih karena dirinya sudah ikhlas ini adalah kehendak Allah, Erinapun sudah bisa menerimanya. Tapi Rayhan, suaminya... Erina benar-benar takut, Erina tak mau membuat suaminya itu malu jika harus mengajaknya keacara reunian itu.

Erina keluar dari ruang ganti, berjalan dengan tertatih menuju kearah ranjang, di sana Rayhan sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Erina hanya diam saja begitupun Rayhan yang hanya melirik sekilas saat Erina datang dan duduk disampingnya.

Rayhan sudah siap dengan jasnya, jika Erina boleh jujur Rayhan terlihat snagat tampan, dengan jas yang membuat penampilannya nampak mewah serta tatanan rambut yang membuat Rayhan berkali-kali lipat lebih tampan. CEO tampan.

Siapa pun yang melihat Rayhan bisa menebak jika Rayhan bukan dari kalangan biasa, jam tangan hitam yang nampak mewahpun melingkar indah dilengan tangan kanannya. Tampan dan kaya. Erina bahkan tak membayangkan akan memiliki suami yang bisa dibilang sempurnya untuk ukuran manusia, karena tak ada yang sempurna untuk ukuran Allah, selain Allah.

"Mas," Panggil Erina. Rayhan mengehenikan gerakannya pada ponselnya, menaruh ponselnya disisi ranjang setelah itu menatap Erina dengan wajah datarnya.

"Apa aku nggak usah ikut saja ya Mas." Erina menunduk sambil meremas-remas tangannya, ini adalah hal yang sedari tadi Erina pikirkan. Erina takut dan begitu gerogi.

Rayhan nampak menaikan alisnya, menatap Erina yang nampak sedih sambil meremas-remas tanganya.

"Untuk apa saya mengajakmu kemari jika ujung-ujungnya tidak ikut." Erina terdiam masih menunduk, tapi Erina benar-benar takut jika nanti dirinya akan mempermalukan suaminya itu. Lihatlah bagaimana penampilan Rayhan yang begitu sempurna dan harus berjalan berdua bersama dengan Erina... Erina takut.

"Ayo. Saya mengajakmu bukan untuk diam dikamar," ucap Rayhan. Erina mendongak menatap Rayhan yang sedang menatapnya... entah tapi tatapan dingin Rayhan kini berubah. Erina tersenyum tipis.

"Apa nanti Mas tidak malu?" Tanya Erina. Rayhan yang tadi sudah berdiri sambil mengotak-ngatik layar ponselnya kembali berbalik menatap Erina yang diam ditempat masih sama seperti tadi, bedanya kini Erina tersenyum tipis tapi tersirat rasa sedih dan takut disana.

"Memangnya kenapa?" Rayhan mengernyitkan alisnya. Erina yang mendapat pertanyaan begitu dari Rayhan, membuat sesuatu dalam dirinya sedikit merasa tenang. Apa Rayhan sudah menerimanya? Apa Rayhan sudah menerima kekuranganya?

"Aku takut Mas," jujur Erina. Rayhan mulai paham kenapa Erina seperti itu, Istrinya itu sedang gerogi dan takut rupanya.

"Teman-teman saya tidak makan orang." Erina kini bisa tersenyum mendengar ucapan Rayhan. Bukan karena ucapanya tapi arti dari ucapanya. Bolehkan Erina gr jika Rayhan ternyata sedang menengkan dirinya?

Erina #LMLY2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang