12. Berubah

39.8K 3.2K 55
                                    

Bismillah

Semoga ada manfaat yang bisa di ambil dari cerita ini.

JANGAN LUPA JADIKAN AL-QURAN SEBAGAI BACAAN UTAMA.

.
.
.

Erina sedang menyiapkan keperluan Rayhan dari baju yang akan digunakan kekantor dan makanan untuk Rayhan sarapan. Erina selalu menyiapkan makanan sarapan Rayhan di kamar karna setiap paginya tak jarang Rayhan terburu-buru sampai tak sempat makan, maka dari itu Erina sengaja membawakan makanan Rayhan kekamar. Kadang juga Rayhan tak nampak terburu-buru tapi tetap setiap paginya entah kenapa Rayhan tak mau makan diruang makan.

Rayhan keluar dari kamar mandi. Berjalan kearah Erina menatap Erina sekilas dan selanjutnya mengambil pakaian yang Erina sudah siapkan.

Setelah berpakaian Rayhan kembali duduk di sisi ranjang, jari-jarinya bergerak cepat seperti mengetikan kalimat di ponsel pipihnya yang berada digenggamanya. Sedangkan Erina hanya diam sambil mengamati Rayhan, menunggu apa yang suaminya perintahkan dan butuhkan.

Rayhan meletakan ponselnya, mengambil piring yang berisi nasi goreng diatas nakasnya.

"Kamu tau saya tidak suka apapun yang terlalu berminyak di pagi hari?" Tanya Rayhan dengan tajam. Rayhan kembali menaruh piring nasi goreng tersebut di atas nakasnya, dengan kesal. Erina terkaget menatap Rayhan dengan pandangan bertanya.

"Ini terlalu berminyak. Apa kamu merebus nasi goreng ini dengan minyak," sindir Rayhan. Erina tergagap, tak tau harus menjawab apa, mungkin memang ini kesalahanya, Nasi goreng itu nampak mengkilap. Tapi percayalah itu tak seburuk yang Rayhan ucapkan.

"Maaf Mas, mau aku masakan lagi?" Tanya Erina takut-takut. Erina berjalan tertatih mengampiri Rayhan yang nampak kesal dengan pandangan kearah ponsel pipihnya. Mengambil alih nasi goreng diastas nakas itu.

"Nggak. ini udah telat." Rayhan beranjak dari duduknya merapihkan jasnya, menatap Erina dingin yang juga menatapnya dengan pandangan maafnya.

"Maafkan aku Mas." Rayhan tidak menanggapi, berlalu meninggalkan Erina setelah mengambil tas kerjaanya yang tergeletak disofa kamarnya.

Erina meremas kecil piring Nasi Goreng yang tidak jadi di makan oleh suaminya itu. Erina jadi merasa bersalah pada suaminya. Membuatnya tidak jadi sarapan karena kecerobohanya. Padahal jika di lihat nasi goreng ini nampak biasa saja. Memang Erina tak menggunakan mentega melainkan menggunakan minyak goreng. Tapi itu dalam takaran sedikit tidak banyak. Karena tadinya menurutnya lebih enak nasi goreng yang menggukan Minyak goreng dulu waktu di ruamah sederhananya Erina selalu menggunakan minyak goreng dalam membuat nasi goreng. Tapi mungkin selera orang berbeda. Dan Dari kesalahan ini Erina belajar apa yang disukai Rayhan apa yang tidak disukai Rayhan.

Erina tersenyum kecil berjalan kearah ruang makan. Meletakan nasi goreng itu diatas meja makan. Selanjutnya berjalan kearah Rayhan yang masih duduk diteras rumah.

"Mas," panggil Erina, Rayhan melirik sekilas dan malah akan beranjak dari duduknya.

"Sudah mau berangkat ya mas?" Tanya Erina basa-basi yang di anggap Rayhan sudah basi dan tidak di tanggapinya. Rasanya Rayhan teramat malas untuk menatap perempuan yang telah sah menjadi istrinya itu.

Erina diam mematung. Rayhan lagi-lagi tak menganggapinya. Tapi Erina tak mau dibilang istri durhaka, Erina berlari dengan tertatih mengejar Rayhan yang baru saja akan masuk kedalam mobil hitamnya.

Erina #LMLY2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang