[Extra Part 2] So Sweet

59.5K 3.6K 450
                                    

Erina mengelus perutnya, Erina tersenyum ketika mengingat kehamilanya yang sudah menginjak enam bulan. Perutnya sudah menonjol dan itu benar-benar merubah bentuk tubuh Erina. Tapi Erina tak mempermasalahkan itu, malah Erina suka melihat perutnya yang membuncit, begitupun Rayhan. Suaminya bilang Erina semakin cantik saat tengah hamil, bahkan perutnya yang membuncit itu membuat Erina semakin imut saja kata Rayhan.

Erina bangkit dari duduknya diranjang, mulai berjalan keluar pintu kamar. Erina dan Rayhan saat ini sudah pindah kamar di bawah, karena Rayhan tak mau melihat Erina kelelahan karena harus naik turun tangga. Padahal sebenarnya Erina lebih sudah kamar atas dan di kehamilanya ke enam bulan ini belum membuat Erina lelah jika harus naik turun tangga. Tapi Rayhan bersikeras untuk mereka pindah dikamar bawah.

Bahkan ada lagi suaminya itu menjadi sedikit crewet dan begitu takut dengan segalahal yang bisa membuat Erina capek atau bayinya kenapa-kenapa. Erina sampa ingin tertawa mengingat bagaimana Rayhan yang mengomel karena Erina berjalan-jalan terus, ditambah Erina yang mungkin sedikit kesusahan saat berjalan, membuat Rayhan sampai membelikan kursi roda untuk Erina. Kata Rayhan Erina tak perlu berjalan hanya tinggal duduk. Erina terkekeh mengingat bagimana panikanya Rayhan.

Kemana perginya tembok es itu? kemana perginya Rayhan yang sedingin es itu?

Erina tau Rayhan itu memang dingin pada siapapun, irit berbicara dan hanya pada orang terdekatnya saja Rayhan bisa berubah menjadi pribadi yang lain, yang hanggat sepeti itu.

Erina berjalan menuju ruang tengan disana Niken sedang memainkan bonekanya sambil menonton tv, Erina mendekat langsung duduk disamping Niken, tanganya mengelus lembut puncuk kepala Niken yang di tumbuhi rambut lebat dan halus.

"Eh Ibu, hai dedek." Niken tersenyum lebar langsung mengelus-ngelus perut Erina, mendekatkan kepalanya pada Erina menempelkan telinganya pada perut Erina itu. Ini adalah kebiasaan Niken sekarang, bahkan Niken sudah tak sabar memiliki adik-adik yang lucu.

Niken membisikan sesuatu pada perut Erina, Niken terkekeh, membuat Erina mengenyerit.

"Ngomong apa sih sama Dedek hemm?" Tanya Erina. Niken masih saja tekekeh. Kemudian mengambil bonekahnya yang tadi ditaruhnya kemudian mendekatkan pada perut Erina.

"Rahasia Niken sama Dedek," jawa Niken. Niken tertawa. Lucu.

Erina yang gemas langsung mencubit-cubit gemas pipi Niken yang gemuk, membuat Niken tak bisa lagi menahan ketawanya.

"Iss main rahasia-rahasiaan," ucap Erina seolah dibuat-buat merajuk. Niken malah menyengir menampilkan deretan gigi-giginya.

Erina tertawa, membawa Niken kedalam pelukanya.

"Loh kenapa pada pelukan?" Erina dan Niken sama-sama menoleh mendengar suara Rayhan. Kemudian Niken terkekeh menatap ayahnya.

"Biarin Niken kan sayang Ibu sama Adek," ucap Niken sambil terkekeh.

"Ayah nggak diajak pelukan?" Tanya Rayhan sambil menampilkan wajah cemberutnya yang dibuat-buat. Sunguh bukan wajah imut yang tercipta malah lebih kewajah lucu sampai membuat Erina dan Niken tak tahan untuk tak tertawa. Rayhan yang melihat Niken dan Erina tertawa ikut tertawa. Melihat anak dan istrinya tertawa membuat seolah beban dan rasa capek yang Rayhan rasakan karena habis pulang dari kantor, menguap bergitu saja.

Rayhan mendekat kearah Rayhan dan Niken, duduk disamping Niken di sebrang Erina. Erina mendekat kearah Rayhan mencium tangan suaminya itu, kemudian kembali duduk disamping Niken.

"Peluk ayah dong," ucap Rayhan. Erina jail, mulai membisikan sesuatu pada Niken.

"Nggak mau Ayah bau asem belum mandi." Erina tertawa mendengar ucapan Niken hasil dari bisikanya tadi. Rayhan mencebikan bibirnya persis seperti donal bebek.

Erina #LMLY2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang