27. (?)

39.9K 3.2K 196
                                    

 Bismillah

Semoga ada pelajaran yang bisa di ambil dari cerita ini ya.

JANGAN LUPA JADIKAN AL-QURAN SEBAGAI BACAAN UTAMA.

SELAMAT MEMBACA
.
.
.







         Rencana pagi ini Erina akan mengajak Niken untuk ketoko baju, membeli baju, sebab saat pindah kerumah Erina dan Rayhan Niken hanya membawa beberapa baju.

Setelah menyiapkan makanan dimeja makan, Erina berjalan kearah kamar Niken memanggil si kecil Niken untuk sarapan. Erina terkekeh saat mata bulat Niken mengerjap-ngerjab menatapnya, mata bulat yang terlihat mengantuk karena bangun tidur.

"Maaf kakak, tadi Niken ketiduran lagi habis solat subuh," jelas Niken. Erina mendekat kearah Niken mengusap lembut pipi Niken sambil tersenyum.

"Nggak papa, pasti Niken capek." Niken mengangguk polos.

"Sekarang ayo sarapan dulu, habis itu kita pergi beli baju." Niken menatap Erina. Erina terkekeh melihat Niken yang menatapnya bertanya, Erina mengangguk membuat bibir kecil Niken melengkungkan senyum.

"Iya Kakak, makasih," ucap Niken senang.

Niken menarik selimutnya melipatnya, walau badan kecilnya membuatnya kesusahan saat melipat selimut besar dan tebal itu tapi tak membuat Niken menyerah. Erina yang sedang berdiri menatap Niken yang nampak terlihat mandiri dan rajin senang. Erina terkekeh saat Niken sangat kesusahan, Erina mendekat kearah Niken menarik ujung selimutnya.

"Kakak bantu ya?" Tawar Erina. Niken yang sedang serius menarik ujung selimut mengalihkan tatapanya pada Erina sambil menggeleng.

"Niken bisa kok kak." Erina tersenyum, melepas peganganganya pada unjung selut. Anak kecil jika sedang berusaha untuk melakukan sesuatu harus dihargai dan itu yang Erina sedang lakukan. Niken sedang berusaha mengerjakan apa yang sedang dikerjakannya, hal ini membuatnya akan disiplin dan rajin nantinya.

Erina mengelus puncuk kepala Niken yang ditunbuhi rambut hitam yang lurus. "Kakak mau kekamar kakak dulu, kalo Niken dah selesai lipat selimut nanti langsung keruang makan aja ya?" Niken mengangguk menatap Erina sambil menyengir menampilkan deretan gigi putihnya.

"Siap kak." Niken mengacungkan ibu jarinya. Erina terkekeh setelahnya keluar dari kamar Niken menuju kekamarnya untuk memanggil Rayhan.

Erina dengan tertatih berjalan kearah ranjang duduk disana. Erina tau saat ini Rayhan sedang ada dikamar mandi terlihat kamar mandi yang tertitup dan terdengar bunyi keran air. Sambil menunggu Rayhan Erina melipat selimutnya, setelahnya menarik tirai jendela, dan saat itulah Rayhan keluar dari kamar mandi.

Tirainya selesai Erina buka, membuat cahaya matahari pagi menerpa wajah Erina yang putih alami. Beberapa saat Rayhan yang sedang duduk disisi ranjang sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil menatap Erina, beberapa saat itu mata Rayhan terpaku pada Erina yang tersorot cahaya matahari pagi.

Cantik.

Rayhan mengalihkan tatapannya segera saat Erina mengalihkan pandanganya padanya sambil tersenyum. Erina mendekat kearah Rayhan dengan jalan tertatihnya duduk ranjang tepat disebelah Rayhan.

"Mas mau makan dimana? Disini atau di ruang makan?" Tanya Erina. Rayhan hanya terdiam menatap Erina dengan wajah datarnya. Membuat Erina bingung.

"Mas?" Rayahan tersadar berdehem sebentar sambil berdiri dari duduknya.

Erina #LMLY2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang