[Extra Part 5]💜

64.8K 3.2K 194
                                    

Assalamu'alaikum

Halo

Annyeong heheh.

.
.
.

Selamat membaca

Erina dan Niken sama-sama terkekeh gemas ketika bayi Abizar mengerjapkan matanya dan menggerak-gerakan badanya, siapapun yang melihat pasti akan gemas sendiri.

"Dedek lucu banget sih," gemas Niken sambil mengelus-ngelus pipi cabi Abisar yang halus. Erina tersenyum senang, melihat bagaimana bahagianya Niken ketika Abizar lahir. Mereka bukan saudara kandung tapi Erina bisa melihat ada rasa sayang yang besar dari tatapan mata Niken untuk Abizar. Erina tersenyuh dengan itu.

"Nggak sabar kalo dedek udah gede nanti main lari-larian sama Niken," ucap Niken. Erina kembali terkekeh melihat keantusiasan Niken, kemudian menarik tubuh Niken untuk di pangkunya dan di peluknya, sambil menatap kearah Abizar yang di baringkan di ranjang. Erina mengelus rambut Niken, sungguh Erina sangat menyangi Niken seperti anak kandungnya sendiri. Bagi Erina dan Rayhan Niken adalah anak mereka, walau statusnya hanya anak angkat, dan mereka tidak mengubah apapun, mereka hanya sebagai wali bagi Niken. Tak apa yang terpenting Erina dan Rayhan sama-sama sangat menyangi Niken, gadis manis mereka.

"Ibu dedek pasti kalo udah gede pasti ganteng deh." Erina mengenyeritkan alisnya mendengar yang di ucapkan Niken, Erina kemudian sedikit membelokan tubuh Niken dan terkekeh sambil menatap Niken, Erina tak menyangka Niken akan mengucapkan itu, tapi itu sungguh menggemaskan bagi Erina.

"Dedek Abizar pasti ganteng," ucap Niken lagi, sambil mengamati wajah Abizar, benar saja masih kecipun Abizar sudah terlihat tampannya, matanya yang indah, bibirnya yang tipis serta hidungnya yang mancung, mirip dengan hidung milik Rayhan.

Erina dan Niken kini sama-sama mengamati wajah Abizar, tangan Niken dangan lembut menggenggam tangan mungil Abizar yang terus bergerak-gerak. Menggemaskan kedua anak beda umur itu.

"Ibu mau ke dapur dulu ya, jagain Dedek," ucap Erina. Kemudian beranjak dari ranjang sambil menatap Abizar dan Niken, kemudian Niken dengan semangatnya mengangguk dan mengacungkan dua ibu jarinya. Erina mendekat kearah Niken mengelus lembut kepala Niken, kemudian keluar dari kamarnya.

Erina menuju kedapur kearah kulkas kemudian membuka kulkas dan mengambil minum, Erina kemudian beranjak duduk di kursi meja makan, menengguk air putih dalam gelas.

"Mbak Erina," panggil Bi Hani. Erina terperanjat kaget kemudian membalik badanya menatap Bi Hani, yang tengah berdiri bersama dengan Bi Sumi-- asisten rumah tangga baru di rumah ini, Bi Hani yang sudah tidak muda lagi, tak mungkin mengurus rumah sebesar ini sendiri. Di tambah sekarang Erina lebih banyak mengurusi Abizar, karena itulah Rayhan dan Erina memutuskan untuk memperkerjakan satu ART lagi, untuk membantu Bi Hani yaitu Bi Sumi. Umurnya belum terlalu tua lebih muda di banding Bi Hani.

Bi Hani dan Bi Sumi terkekeh ketika menatap Erina yang nampak kaget. Erina ikut terkekeh karena itu kemudian mengelus dadannya.

Setelah itu Bi Hani dan Bi Sumi berjalan kebelakang menuju dapur dan Erina pun sudah selesai dengan urusannya menghilangkan rasa haus di tenggorokanya. Baru beberapa langkah beranjak menuju kamarnya tapi suara suaminya membuat Erina berhenti.

"Loh Mas Rayhan kok udah pulang?" Tanya Erina bingung, ini masih jam empat tak biasanya suaminya itu pulang jam segini. Rayhan yang nampak tak acuh dengan pertanyaan Erina, mendekat kearah Erina, tersenyum sangat lebar kemudian tanpa aba-aba langsung mengecup kening Erina. Erina terpeperanjat.

Erina #LMLY2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang