15. Perjanjian

39.1K 3.1K 111
                                    

Bismillah

JANGAN LUPA JADIKAN AL-QURAN SEBAGAI BACAAN UTAMA.

.
.
Selamat membaca.
Jangan hujat aku tolong setelah baca part ini🙏😢
.
.



         Erina berdiri di depan rumah mewah yang tak kalah mewah dari rumah mertuanya, bahkan bisa di bilang ini lebih mewah. Catnya dominan putih, tapi di ujung-ujung tembok dan pilarnya di peri warna emas, membuat kesan elegan dan mewah. Bahkan dalam hati Erina bergumam 'Masya Allah' terus menerus, karna terlalu takjubnya.

"Bu, mari saya bantu." Erina menengok kearah wanita yang diutus oleh Arga untuk mengantarkanya ke sini.

Erina tersenyum menggeleng selanjutnya "tidak usah mbak, ini hanya tas saya bisa bawa sendiri."

Wanita itu menatap Erina sejenak melihat bagaimana menurutnya Erina yang kesusahan membawa barangnya karna terhalang kakinya yang nampak susah saat melangkah. Tapi wanita itu hanya menggangguk dan berlalu kearah mobil mengambil barang bosnya yang lain di bantu oleh seorang pria yang juga tadi menjemput Erina.

Erina sempat terpaku lagi menatap interior rumah bagian dalam. Rumah yang sangat mewah. Bahkan Erina tak pernah membayangkan akan tinggal di rumah semewah ini. Barang-barangnya Erina bisa pastikan harganya sangat mahal.

"Bu, mari saya bawakan barangnya. Ibu sudah ditunggu di belakang sama Bapak." Erina menatap wanita itu bertanya, bahkan Erina belum benar-benar sadar atas semuanya. Wanita itu terkekeh melihat Erina yang nampak melongo bertanya.

"Ibu di tunggu di belakang sama bapak." Erina mengangguk, tersenyum canggung selanjutnya berbalik berlalu dari hadapan wanita tersebut. Tapi tak sengaja telinga Erina mendengar apa yang perempuan itu ucapkan.

"Ck, kasian Pak Rayhan harus menikahi wanita seperti itu. Mendingan mbak Xiena kemana-mana." Erina bisa mendengarnya, apa yang wanita itu ucapkan sayup-sayup Erina bisa mendengarnya. Rasanya hati Erina sakit mendengarnya.

Apa setidak pantas itukah dirinya di sandingkan dengan Rayhan suaminya, seburuk itukah dirinya untuk Rayhan yang sempurana, mapan dan tampan. Sedangkan dirinya? Erina mengamati dirinya berhenti sejenak menatap penampilanya yang nampak biasa, gamis polos dengan khimar panjang, tak ada yang istimewa memang.

Dan tunggu siapa tapi yang wanita itu sebut. Erina tak salah dengarkan? Erina berfikir sejenak.

'Xiena' gumam Erina berfikir. Menerka-nerka siapa perempuan yang di maksud wanita itu, sampai dibawa-bawa dalam hubunganya dengan Rayhan.

Erina tersadar dari lamunannya dirinya sampai lupa jika di tunggu oleh suaminya di belakang. Dengan tertatih Erina menuju kebelakang rumah mewah tersebut. Dan saat itu mata Erina kembali di buat takjub melihatnya. Ada halaman yang luas di sana dan di tengah-tengahnya ada kolam renang, di bagian utara kolam renang itu ada jejeran tanaman bunga. Satu kata yang bisa menggambarkan semuanya, Indah.

Dan di bagian selatan kolam renang terdapat gazebo dan di sanalah Rayhan duduk sambil menatap kearah kolam renang.

Dengan sedikit takut, mengingat pertengkaranya tadi malam. Erina berjalan dengan tertatih menuju kearah Rayhan. Erina tak tau bagiaman sekarang dirinya harus bersikap pada suaminya itu.

Rayhan nampak melirik sekilas, melihat kedatangan Erina. Tapi kembali mengalihkan pandanganya seperti enggan melihat Erina. Dan Erina bisa merasakan itu.

Erina tertunduk, saat tepat dirinya berdiri di samping Rayhan. Tidak tau apa yang harus di lakukannya sekarang.

"Duduk." Perintah bernada dingin yang keluar dari mulut Rayhan itu. Membuat Erina dengan cepat duduk di samping Rayhan.

Erina #LMLY2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang