25. Duka

44.6K 3.2K 157
                                    

 
Bismillah

Semoga ada pelajaran yang bisa di ambil dari cerita ini ya.

JANGAN LUPA JADIKAN AL-QURAN SEBAGAI BACAAN UTAMA.

SELAMAT MEMBACA
.
.
.



          Erina masih setia duduk dikamar Pak Handoko sambil mendengarkan cerita-cerita dari mulut Pak Handoko walau itu terdengar lemah. Sedangkan Bu Kania setelah menyuapi makan suaminya, wanita itu keluar dari kamar.

"Rayhan itu dulu nggak kaya gitu, coba kamu ingat waktu kita datang kerumahmu." Sayangnya Erina tak ingat tentang itu, bahkan Erina baru tau waktu acara makan malam waktu itu.

"Hehe aku nggak ingat pa," ucap Erina. Pak Handoko hanya tersenyum.

"Kamu mau pulang kapan?" Tanya Pak Handoko.

"Nanti habis dzuhur kayaknya Pa," jawab Erina. Pak Handoko hanya tersenyum tipis.

"Pulang sama siapa? Di jemput Rayhan?" Tanya Pak Handoko lagi. Erina hampir gelagapan karena pertanyaan Pak Handoko itu tapi dengan cepat Erina tersenyum.

"Nggak Mas Rayhan pasti sibuk dikantor, nanti Erina pulang sendiri," jawab Erina, Pak Handoko mengamati ekspresi Erina.

Selanjutnua Pak Handoko menggerakan tanganya ingin mengambil ponsel yang ada diatas nakas disamping ranjangnya. Erina yang tau gerakan Pak Handoko langsung mengambilkan ponsel Pak Handoko dan memberikanya pada Pak Handoko.

"Terimakasih." Erina tersenyum menanggapi.

Pak Handoko menggerakan tubuhnya, ingin menyandarkan tubuhnya, Erina dengan sigap langsung membantu mertuanya itu.

"Tolong carikan kontak Rayhan," pinta Pak Handoko sambil menyerahkan ponselnya pada Erina. Erina mengangguk langsung membuka kontak ponsel Pak Handoko dan mencari kontak suaminya. Setelah mendapatkan nomer Rayhan Erina mengerahkan ponsel Pak Handoko kepada Pak Handoko lagi.

"Maklum matanya udah rabun tetnyata, dan kaca mata Papa nggak tau dimana." Pak Handoko terkekeh, Erina ikut terkekeh.

Pak Handoko mulai menekan tombol hijau diPonselnya dan suara memanggil dari ponselnya terdengar, setelah beberapa saat ponselnya itu baru tersambung.

"Wa'alaikumussalam."

'........................'

"Datang kerumah jemput istrimu," ucap Pak Handoko dan itu sontak membuat Erina bingung. Pak Handoko melirik Erina yang nampak terlihat panik. Erina yang mendapatkan lirikan curiga dari Pak Handoko hanya tersenyum tipis untuk menutupi. Ingin mengatakan 'tidak usah' tapi Erina tak bisa itu tak sopan memutus pembicaraan orang.

'........................'

"Papa nggak mau tau kamu harus datang." Setelah itu Pak Handoko memutus sambungan teleponya, tanpa mau mendengar balasan dari Rayhan disebrang sana.

"Mas Rayhan pasti sibuk Pa," ucap Erina dengan takut.

Pak Handoko tersenyum, "pekerjaan dikantor masih bisa ditunda nak." Erina hanya menanggapi dengan senyum, Erina takut setelah ini Rayhan akan marah kepadanya karena harus menjemputnya, tapi Erina tak mau membantah Ayah mertuanya.

***

"Sayang kamu udah mau pulang lagi," ucap Bu Kania manja sambil mengelus lengan Rayhan.

"Iya," jawab Rayhan seadanya. Bu Kania nampak cemberut, sambil mencubit lengan Rayhan.

"Nggak bisa gitu ngineb disini malam ini, biar dia aja yang pulang." Bu Kania melirik Erina, menjelaskan bahwa dia yang dimaksud Bu Kania adalah Erina. Rayahan ikut melirik Erina seklias dengan pandangan dingin.

Erina #LMLY2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang