5. Berbagi

37.5K 3.1K 20
                                    

BISMILLAH
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

"JANGAN LUPA, JADIKAN AL-QURAN SEBAGAI BACAAN UTAMA"

----------------

Selamat membaca⚘
.
.
.

Erina melamun di teras rumahnya, matanya menatap kosong tapi pikiranya berkelana, memikirkan sesuatu yang terus Erina pikirkan beberapa hari belakangan ini.

Permintaan Pak Handoko untuk menjadikanya menantu, terus saja menghantui kepala Erina. Kemarin pun Pak Handoko menghubunginya, memintanya lagi menjadi menantunya dengan nada memohon, sebenarnya Erina tak enak hati mendengar Pak Handoko memohon, tapi Erina pun bingung dengan situasi yang di hadapinya, Erina takut.

Jika Erina menolaknya Erina tau, Pak Handoko akan sedih, bahkan Erina tak tega melihat pria tua itu terus saja memohon padanya, Pak Handoko sudah sangat baik pada Erina. Terbersit di kepala Erina untuk menerima itu, tapi--- apa jika dia menerima semua akan berjalan seperti semestinya, maksudnya Erina takut akan menyakiti pihak satunya lagi, pihak yang tak suka terhadapnya. Erina takut Rayhan akan marah dan tidak menerimanya, sedangkan Bu Kania, Erina takut melihat wajah benci Bu Kania.

Siang ini Erina berencana pergi dengan Faizha, untuk mengunjungi Niken lagi, sebari menunggu Faizha, Erina gunakan untuk duduk di teras sambil memikirkan ini semua.

"Assalamualaikum." Erina tersentak kaget mendengar seseorang mengucapkan salam tepat di samping telinganya.

"Wa'alaikumussalam," jawab Erina dengan kaget.

"Heheh Tante Elina kaget ya?," ucap gadis kecil berbaju pink dan berhijab coklat itu, sambil terkekeh.

Erina mengelus dadanya menyengir lebar, lalu menarik tubuh gadis itu kepelukanya.

"Naura jail deh, ngagetin tante." Erina mempoutkan bibirnya, kepada gadis kecil cedal itu, mimik wajahnya di buat-buat seperti kesal.

"Maafin Naula ya tante," ucap polos Naura. Erina terkekeh langsung memeluk dan mengelus ujung kepala Naura yang tertutup krudung itu dengan sayang.

"Kamu ngelamunin apa sih Er?," tanya Faizha sambil ikut terkekeh, melihat tingkah Erina yang terkaget tadi.

Erina menyengir lebar menatap malu Faizha karna ketauan sedang melamun.

"Nggak ngelamunin apa-apa," jawab Erina.

"Ngelamunin jodoh ya." Faizha menatap jahil Erina, membuat Erina langsung salah tingkah. Faizha terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu.

"Ya udah ayo, kita ke rumah Niken," ajak Faizha.

Faizha berjalan memapah Erina sedangkan Naura, gadis kecil itu ikut menarik-narik tangan Erina.

***

"Nggak apa-apa neng, nenek udah enakan kok," ucap Nek Marwah.

Melihat badan Nenek Marwah yang terlihat tidak baik-baik saja membuat Erina dan Faizha menjadi khawatir. Wanita tua itu terlihat lelah, dengan badan yang sangat lemah, bahkan bisa di lihat wajah keriput yang nampak pucat itu sesekali meringis kesakitan, tapi coba di tutupi nek Marwah.

"Nek ayok kami antar ke rumah sakit." Faizha takut akan ada apa-apa jika nek Marwah tidak segera di bawa kerumah sakit. Pasalnya Nek Marwah hanya tinggal berdua dengan Niken yang masih kecil. Tak ada satu orang dewasapun yang bisa menolong nek Warwah jika ada apa-apa.

Erina #LMLY2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang