(하루0.13)

1.2K 98 0
                                    

CHAPTER 13

.

.

.

Jimin dan Guanlin baru saja sampai di kampus , 10 menit lagi apel para maba. Karena guanlin menggunakan mobil miliknya Rezvani Tank X kesayanganya. Boleh ajah tubuhnya kecil tapi bawaanya segede tank begitu, ya sekuat apa itu guanlin.

"Guan kau mau kemana setelah ini? ". Guanlin menekan rem parkir, melepas seat bealtnya.

"Aku tidak tahu mungkin aku akan mencari hall dulu, tapi hyung bisa antar aku kesana,  aku masi belum tahu area dikampus".

"ne, aku akan mengantarmu. Kajjah". Jimin keluar dari mobil mendahului guanlin.

"waahhh padahal ini masi pagi ternyata sudah ramai orang". Gumam guanlin.
"Ini kampus, beda sama sekolah lin". Jimin membenarkan tasnya yang sedikit melorot dari pundaknya.

"ayo masuk aku antar ke hall, biasanya kalau cuacanya panas gini mereka gk mau ambil resiko". Mereka berdua jalan bareng jadi pusat perhatian bagi maba dan juga mahasiswa lainnya. Pasalnya perbedaan tinggi mereka berdua itu kentara sekali. Apalagi Guanlin yang emang tampan dan juga jimin yang memang dari dulu pun sudah jadi pusat perhatian semua orang.

"Hyung kenapa mereka menatap kita seperti itu?". Gumam guanlin saat melirik lorong yang penuh akan mahasiswa yang menatapnya lapar itu sungguh mengerikan, apalagi dia tidak pernah bersosialisasi sejak lulus smp dulu.

"kelamaan kau akan terbiasa lin". Jimin memainkan ponselnya sambil jalan sudah biasa baginya saat dirinya menjadi pusat perhatian seperti ini.

Dan ini tidak terbiasa bagi Guanlin ia terus merasa was2 karena ia benci jadi pusat perhatian seperti ini.

BRUAK

"yak".

"astaga lin". Sontak karena kaget jimin menolong guanlin yang tersungkur kebelekang karena ditabrak.

"Kalau jalan itu pakai mata, gk tau apa kalau ada orang didepanmu. Kalau jalan itu jangan nunduk jadi nabrak kan". Kesal Guanlin. Sedangkan namja yang menabrak guanlin menunduk takut pasalnya dia anak baru disini mana berani ia melawan.

"lin sudah, aku pengen segera ke aula pengen nyarik tahyung". Jimin berdecak tak sabaran.

"maafin adikku ya dia emang tempramen gitu". Setelahnya jimin menarik guanlin dengan cepat sedikit berlalari. Meninggalkan namja itu membola terkejut.

"Aniyo Taetae hanya milikku" .
Namja itu berbalik mengejar Guanlin dan jimin yang hampir sampai di aula.

.

.

.

.

Taehyung hampir pingsan rasanya, kepalanya pusing, perutnya laper dia butuh energi, apa gk ada yang peka gitu? Kayaknya gk ada deh. Semuanya pada sibuk mana mungkin mereka cuma ngurusin dia seorang.

Dengan keadan lemas ia mengangkat kardus yang isinya properti buat nanti maba setelah makan siang. Mungkin nanti cumak perkenalan saja.

Taehyung udah lemes banget perutnya perih.

BRUK

SRET

hampir saja taehyung jatuh dari kursi penonton kalau saja tidak ada tangan yang menolongnya.

"Tae kau baik2 saja?". Ucap Jimin khawatir. Taehyung menatap jimin disampingnya yang benar2 khawatir padanya.

"hanya sedikit peri perutku". Jimin membantu Taehyung duduk lalu jimin mengelap keringat yang menetes didahi taehyung, tubuhnya sedikit hangat.

Secret Love Song • vmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang