I Think I'm Ugly | 22. Surprised

26.6K 2.9K 77
                                    

Mulutku masih kelu untuk bicara satu patah kata pun. Bahkan saat sosok Adrian kian mendekat lalu tiba-tiba menarik tubuhku ke dalam pelukannya. Aku masih mematung. Jiwaku seperti terbang entah kemana.

"Kamu dari mana aja? Aku telpon kamu tapi nomor gak aktif?" Adrian bertanya dengan nada panik setelah melepaskan pelukannya. Sedangkan aku masih diam tak berkutik.

"Anindira?"

Sadar namaku disebut. Aku pun mendongakkan kepala dan melihat Adrian yang menatapku khawatir. Kutelan ludah yang seperti menelan batu.

"Maaf, hape aku abis batrai." Kataku lalu melirik Lando yang melemparkan tatapan nanar pada kami. Tak kuat untuk melihat wajah Lando untuk waktu yang lama. Segera kualihkan pandangan pada Adrian yang kini menghela napas.

"Yaudah. Kamu masuk, terus istirahat." Ucapnya mengusap kepalaku. "Aku mau ngomong bentar  sama Lando."

Mataku membulat. Adrian mau ngomongin apa sama Lando? Dia nggak dengar soal tadi, kan?

Tapi belum sempat aku bertanya. Adrian sudah keburu mendorong tubuhku. Membukakan pagar rumahku dan menyuruhku masuk ke dalam rumah. Setelah itu dia kembali menutup pintu pagar sementara aku langsung buru-buru mendekat. Menempelkan daun telinga di pagar pembatas. Mencoba untuk mencuri dengar.

"We need to talk. Aren't we?"

Itu suara Adrian.

Lalu helaan napas terdengar. Disusul suara berat milik Lando yang berujar. "Yes. We are."

Setelah itu aku tak mendengar apapun lagi. Hanya suara derap langkah kaki yang kian menjauh. Membuatku mengigit bibir dan mendesah kecewa.

Mereka mau ngomogin apa?

PLEASE! JANGAN BIKIN AKU NGGAK BISA TIDUR KARENA PENASARAN GINI DONG.

**

"Lo nggak tidur, ya?"

Aku menghela napas. Menyembunyikan wajahku pada lipatan tangan di meja kerja. Tari benar. Aku tidak tidur semalaman. Lagian cewek mana yang bisa tidur setelah sahabatnya bilang suka sama dia? Terus tiba-tiba pacarnya ingin bicara pada sahabatnya?

Sebenarnya hal inilah yang paling aku takutkan dalam hubungan persahabatan dengan Lando. Jika memang nggak ada persahabatan yang murni antara cewek dan cowok. Namun alih-alih Lando. Aku lebih mencemaskan diriku yang akan suka padanya. Pun gimana, aku hanya cewek baperan yang bisa luluh juga kalau dikasih perhatian sama cowok.

Makanya, aku selalu mengingatkan diriku untuk nggak menaruh hati sama Lando. Aku nggak mau kehilangan orang seberharga dia dalam hidupku.

Dan mengetahui kalau cewek yang disukainya selama ini adalah aku. Masih membuatku sulit untuk bisa percaya. Rasanya ini kayak mimpi banget.

"Beb, lo kenapa?" tanya Tari dengan suara rendah. Mengusap punggungku. "Akhir-akhir ini gue perhatiin lo kayak banyak masalah gitu? Sini, cerita dong. Bagi sama gue. Walaupun gue nggak bisa bantu banyak. At least, hati lo akan sedikit lebih lega setelah cerita sama gue."

Kuangkat wajahku. Menatap Tari yang menganggukan kepalanya seakan memberiku dorongan untuk bercerita.

"It's okay, cerita aja. Masalah lo nggak akan gue jadikan gosip kok."

Aku menghela napas panjang. "Kayaknya gue dikutuk deh, Tar." Lirihku.

Tari mengerutkan kening. "Dikutuk?"

"Kenapa nasib percintaan gue selalu rumit gini?"

"Percintaan?" Tari terdiam beberapa detik lalu mulutnya terbuka dengan mata melotot. "Jangan bilang Adrian selingkuh kayak mantan-mantan brengsek lo selama ini?!"

I Think I'm UglyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang