I Think I'm Ugly | 16. How will I know

25.9K 2.8K 68
                                    

Sebenarnya aku nggak mau mengambil pusing. Tapi namanya juga cewek, bilangnya sih nggak. Sementara di dalam hati menjerit iya. Lain di mulut lain di hati.

Aku setuju banget kalau ada yang bilang cewek itu complicated. Nyatanya kaumku memang begitu adanya. Kami terkadang kebingungan bagaimana mengterjemahkan perasaan kami. Apalagi kepada pasangan.

Di kantorku ada rooftop yang lumayan enak buat dijadikan tempat menyendiri. Kebanyakan anak kantor kalau lagi pusing sama kerjaan, bermasalah sama atasan atau teman kerja, sampai lagi galau masalah percintaan larinya pasti ke sini.

Termasuk aku yang pikirannya sedang berada di dua persimpangan.

Niatku mau mengjernikah pikiran biar sedikit terbuka buat tetap teguh dan percaya sama Adrian jadi terdistraksi. Langkah kakiku yang lemas mendadak berhenti ketika mendengar suara pertikaian antara cewek dan cowok.

Cepat-cepat aku bersembunyi di balik tanaman yang menjulang tinggi. Tubuh kecilku cukup tertutupi olehnya. Sedikit membungkuk biar makin nggak kelihatan. Sementara mataku bermain, mengintip dari celah-celah daun untuk melihat siapa yang bermain drama percintaan di atas rooftop. Siapa tahu hal ini bisa aku jadikan gosip baru di kantor.

Cukup sulit melihat mereka karena tanaman dari daun-daun ini cukup lebat, ditambah dengan jarak antara aku dan pasangan itu lumayan jauh, sehingga aku nggak bisa melihat dengan jelas. Tapi suara mereka terdengar familiar di telingaku.

Kayaknya sih ini masih karyawan dari kantorku karena suara mereka yang nggak asing. Kucoba untuk mengingat-ngingat pasangan yang terlibat cinlok di kantor. Too much, aku nggak bisa memastikan.

Berhati-hati, aku pun menyingkirkan daun tanaman itu. Dengan mata yang fokus membidik kedua pasangan tersebut. Sampai kini aku bisa melihat siapa dua sejoli yang tengah berdebat itu.

Refleks, aku langsung membekap mulut untuk nggak menjerit heboh. Bisa kacau urusannya kalau sampai aku ketahuan mengintip.

Di sana, Randu dan Irene.

Menelisik dari ekspresi wajah mereka yang penuh ketegangan bisa dipastikan ini masalah serius. Randu menahan tangan Irene, memasang wajah frustasi. Sementara Irene kelihatan lelah dan capek.

"Randu, sorry. But I can't." Irene berbalik menghadap Randu.

"Aku cuma pengin tahu alasannya apa, Ren?"

Apa ini soal Irene yang menolak Randu?

Sebenarnya ini agak nggak benar. Aku memang biasa menggosip. Tapi beda perkara kalau orang itu adalah temanku sendiri. Mencuri dengar percakapan orang kayak gini bukanlah tindakkan yang pantas. Apalagi itu orang yang aku sayangi.

Tapi aku penasaran sekali, gimana dong?

"Kamu suka cowok lain, kan?"

Irene suka sama cowok lain? Otakku mendadak pusing. Terlalu kaget. Soalnya Irene nggak pernah cerita apapun padaku. Kupikir dari gerak-geriknya lrene, dia juga naksir Randu. Dan rasanya nggak mungkin ada cowok lain yang ditaksirnya. Setahuku Irene nggak dekat dengan siapa pun kecuali Randu. Awalnya, aku menebak alasan Irene belum mau menjalin hubungan dengan Randu karena dia belum siap aja.

"Sorry..." Irene menunduk dengan nada sangat bersalah.

Oh my god! Jadi itu benar? Irene naksir cowok lain?

Oke, oke, oke, ini terlalu nggak bisa dipercaya. Maksudku, kalau Irene naksir cowok lain kenapa dia menerima semua bentuk perhatian dari Randu? Aku bukan membela Randu. Tapi sebagai orang yang selalu menjadi pendengar gimana kagumnya Randu pada Irene, aku tahu kalau Randu serius naksir Irene.

I Think I'm UglyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang