MASA ABU

18 2 0
                                    

Waktu yang cepat berlalu atau manusia yang terlalu berleha-leha? Cepat sekali masa putih biru menaiki tahta putih abu-abu. Sekolah baru, teman baru, kisah baru, barang baru, semuanya akan menjadi hal baru bagi Artha. Menginjakkan kaki di SMA impiannya adalah kebanggaan terbesar saat ini. Setidaknya, ia bisa tersenyum di hari pertama sebagai siswi SMA Draga.

"Artha? Kita sekelas!" Niana memeluk Artha saking senangnya. Niana adalah teman kecil Artha. Mereka tidak bertemu sejak Niana pindah rumah. Hari ini, waktu dengan baik hati memberi mereka ruang berbincang. "aku seneng, kita ketemu lagi. Gimana kabar ibu sama bapak lo?" Artha duduk di bangku sebelah Niana. "Mereka baik. Lo gimana? Sama siapa sekarang?" Niana bertanya dengan tatapan menggoda. "Apasih kamu? aku baik." Artha pura-pura tidak tahu maksud Niana. "Katanya sama Mahes?" Niana menyenggol pelan bahu sang kawan dengan cekikikan. "Udah lama putus." Artha tersenyum.

"Gue tau, dia yang jahat sama lo. Tapi, gue mau kasih tau satu hal. Gue denger cerita dari kakaknya Mahes waktu dia main sama bang Bonar, kakak gue. Katanya, foto yang diunggah Mahes itu bukan siapa-siapa. Mahes cuma mau bikin lo lupain dia." Niana menatap Artha tidak tega. "Tapi dia ngga tau hasil perbuatannya bikin aku sakit." Artha menatap ke arah luar pintu kelas, berniat menahan tangisnya. "Lo tau kan Tha? Mahes bukan cowo yang ahli nyikapin perasaan. Dia ngga tau kalo itu nyakitin lo." Niana menepuk pundak Artha seraya mencoba menenangkan.

Sudah enam bulan lamanya, Artha memblokir nomor Mahes. Artha hanya melihat Mahes berangkat sekolah dengan motor maticnya. Setiap melihatnya, Artha tahu jika dirinya masih di tempat yang sama. Sebuah tempat penantian untuk Mahes. Artha tidak tahu apakah Mahes memiliki kekasih baru atau tidak. Seketika, ia langsung menyalakan layar androidnya, mengetik nama Maheswara dipencarian media sosial. Ada sesuatu di sana. Artha menemukan komen sebuah akun dengan nama Wenna di salah satu status yang dibuat Mahes.

Wenna Halmeonni
Mahes, hp aku lowbat nih.
Mahes, hp aku lowbat nih.

Maheswara
Kok bisa?

Wenna Halmeonni
Ngga tau.

Artha meradang. ketidaknyamanan Maheswara adalah karena kembali bersama sang mantan. Artha belum siap menerima kenyataannya. Perasaannya semakin terhempas jauh ke dalam pesakitan. Air mata yang sudah ditahan selama enam bulan lamanya secara alami meluruh tanpa henti. Mengalir deras seraya isakan muncul kemudian. Tampaknya, Artha tidak bercanda tentang janjinya. Janji di malam pertama patahnya, tentang perasaannya untuk Mahes yang tidak bisa ia lepas begitu saja. Logikanya menyuruh berhenti dan pergi. Tapi hatinya menentang keras tak ada kemauan.

Seminggu setelah unblock akun Mahes, Artha mendapat satu notifikasi dari sang mantan terindah. Tak langsung dilihat, ia mengheningkan cipta sesaat agar isi pesan sesuai dengan doa dan syariat.

Hai, apa kabar lo?
8:00 PM

Baik, kamu?
8:05 PM

Baik juga.
Lo block akun gue?
8:06 PM

Kenapa nanya gitu?
8:10 PM

Soalnya gue kirim message ngga dibaca sama lo.
Gue juga ngga liat story lo.
Biasanya kan lo bikin story.
8:11 PM

Oh itu, akun aku bermasalah.
Banyak yang ngirim pesan juga tapi ngga kebaca.
8:15 PM

Serius gue ngga diblock?
8:16 PM

Apaan sih tumben bawel.
8:16 PM

Gue kangen sama lo, Tha.
6 bulan ngga ngasih kabar.
Lo ingkar janji.
8:17 PM

Iya maaf.
Bukannya kamu risih ya dihubungin aku terus?
8:20 PM

Ya ngga gitu, Artha.
Kita kan punya perjanjian buat ngga putus komunikasi.
8:21 PM

Emang masih perlu kabar dari aku?
Kan kamu udah pacaran lagi.
8:22 PM

Gue ngga punya pacar, Tha.
8:23 PM

Terus kalo bukan pacar apa namanya?
Saling komen di status kamu.
8:25 PM

Siapa sih yang lo omongin?
8:25 PM

Wenna.
8:26 PM

Oh dia mantan gue.
8:27 PM

Setelah putus sama aku, kamu sama dia?
8:28 PM

Iya dia ngajak balikan.
Tapi gue udah ngga nyaman sama dia.
8:30 PM

Setelah putus dari dia, kamu nyariin aku?
8:31 PM

Gue udah anggep lo sebagai adik gue.
Kita ngalir aja, ok?
8:33 PM

Iya.
8:35 PM

Pinternya adik gue.
8:35 PM

Inilah akhir dari komunikasi seorang Artha versi bucin. Bagaimanapun Mahes menyakiti, Artha selalu membuka pintu jika Mahes kembali. Tidak ada penyesalan setiap kali Artha membayangkan perlakuan Mahes yang bisa dikatakan tidak menghargai. Apakah mencintai bisa membuat logika sebuta itu?







Please kasih bintang dan komen ya biar author bisa memperbaiki kesalahan dan semangat nulisnya💓
Thank you my readers!❤

SEBALIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang