Sesampainya di kantin aku dan Jessy duduk di bangku dekat danau.
"Mau makan apa?" tanya ku pada Jesy.
"Apa ya? Pengen lele geprek."
"Yaudah yok, aku mau beli ayam geprek."
Kami berdua memesan Menu di tempat sama, setelah selesai kami kembali duduk di tempat semula.
"Jadi mau ngobrolin tentang ilmu apa nih?" canda ku padanya.
"Hahhaha.. Percaya amat lu.."
"Eh, Jes. Kita kuliah gini-gini amat yak. Ya walaupun ada enaknya juga si.."
"Ah elu.. Kan lu kata Pak Sugi udah tua. Jadi maklum, tapi ya kita jadi buang-buang duit kalo kek gini terus.
"Kita cari beasiswa yok."
"Aku itu sih, udah rencana mau ikut seleksi beasiswa Dikti dari pemerintah."
"Gimana tuh, syarat nya apa?"
"Salah satu syaratnya aku baca si kalo untuk swasta itu ipk nya harus lebih tinggi dari negri 0.2 jadi kalo ipk negri 3.10 maka yang swasta 3.20 biara bisa lolos. Untuk dana nya lumayan kok bisa buat bayar empat sks kalo di kita."
"Boleh juga tuh, aku pengen ikut juga."
"Ya ayo besok daftar bareng aku aja."
"Bener lo yaa?"
"Iyaa bener, eh nanti kita kuliah sampe malem ya.."
"Iyaa.. Btw tugas lu udah semua kan?"
"Udah.. Alhamdulillah nya, sebagian udah aku kerjain jauh-jauh hari." Syukur Jessy
"Weeh.. Mantap. Aku kemarin malam pake sks alias sistem kebut semalam, hahaha soalnya aku belum bisa bagi waktu antara kuliah dan magang ku di UKM."
"magang UKM apa?"
"Itu, LPM.."
"Sriwijayaa?"
"Iyaa.."
"Kamu milih UKM berat-berat amat."
"Yaa .. Gimana aku pengen ngembangin skill kepenulisanku buat nge-blog di Google."
"Ya gapapa, yakin pasti bisa lolos dan jadi anggota tetap."
"Yah... Yakin yakinin ajalah.."
Suasana hening seketika.
"Eh Jes, akhir-akhir ini kok aku kaya fertigo gitu ya.." keluhku pada Jessy memecahkan hening.
"Gimana maksudnya?"
"Kadang tu pas jalan tiba-tiba kerasa mau oleng gitu, mau jatuh. Trus kadang-kadang juga kepala ku pusing banget, tapi cuma bentar trus ilang lagi. Kenapa yah?"
"Kamu darah rendah kah?"
"Engga tau si belum periksa."
"Buru-buru aja periksa ke Dokter, banyakin minum air putih, sama jangan suka begadang."
"Hhmm.. Iyaa.. Taapii.."
"Ayam geprek satu, lele goreng satu, es teh dua ya mba."
Suara pelayan memotong pembicaraan ku dan berhasil membuatku mengurung niat untuk melanjutkan perkataan ku.
"Tapi apa?" ulang Jessy.
"Lupa Jes.. Udah yok makan." dalihku pada Jessy.
Kami berdua makan kurang lebih 10 menit.
"Yok.. Sholat,"
"Dimana? Masjid atau Mushola?"
"Masjid aja biar deket. Trus lanjut gas makul pak YTE."
"Yokk.."
Yaa meskipun baru sebulan menginjak semester tiga, kami tentu sudah cukup hafal dengan lingkungan kampus, dan ada beberapa dosen yang menjadi idola kami. Salah satu nya yakni pak YTE. Seorang dosen yang terkenal baik dan sangat terbuka dengan mahasiswa nya mulai dari nilai, keluarga sampai pekerjaan sampingan nya. Aku baru beberapa kali bertatap muka dengan pak YTE dan disetiap pertemuan ia selalu menyempatkan untuk sedikit bercerita tentang segala hal. Aku rasa dia lebih patut disebut Guru daripada Dosen.
Selesai ibadah wajib aku dan Jessy kembali ke gedung fakultas ku, kami berjalan menuju pintu urutan 19. Ternyata pak YTE telah ada di ruangan tengah duduk di kursi Dosen, namun baru ada beberapa mahasiswa yang ada di ruangan ini, tak lebih dari 10 ku rasa.
Aku masuk bersama Jessy dengan sedikit menunduk sebagai tanda menghormati Pak YTE. Pak YTE tersenyum.
"Ini yang masuk kuliah baru segini?" ujar Pak YTE tiba-tiba.
"Iya pak" jawab Jessy.
"Dulu saya waktu masih kuliah juga suka nekat, bahkan jarang masuk kelas sampe terancam DO."
Pak YTE bangun dari duduknya.
"dulu Bapak orangnya tidak suka diatur, berangkat kuliah pake sandal, kaos, celana pendek. Ngga pernah bawa tas. Tugas juga asal-asalan, pokoknya bapak dulu mikir kuliah itu buat main-main bukan serius ....."
Cerita Pak YTE masih berlangsung panjang, bahkan sampai ke topik mana mana, apa-apa di bahas. Aku mendengar nya setengah-setengah sambil mencoret-coret buku dengan bolpoin yang ku pegang karena bosan.
***
Kuliah berjalan lancar hari ini, Aku keluar dari Gedung Fakultas ku sekitar jam tujuh malam. Tempat parkir motor sudah sepi yang ada hanya dua orang satpam yang berjaga di depan gerbang dan segelintir mahasiswa yang tak lain adalah teman kelas ku sendiri. Aku mengeluarkan motor ku dengan cepat dan mengendarai nya dengan santai.Sampai kos aku langsung bergegas mandi dan berniat membuat konten untuk blog ku.
Aku mengerjakanya sampai dini hari.
Entah kenapa, selagi aku ada ide dan waktu kenapa harus berhenti. Toh besok hari Minggu, siapa tau bisa jadi passive income.
Crewet ku pada diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia
Roman pour AdolescentsAku adalah gadis biasa yang secara kasat mata sehat secara fisik, pun begitu sehat secara mental dimata mereka orang-orang awam yang mengenalku hanya sebatas identitas. Lena Lesmawati, umur 19 tahun, salah satu mahasiswi di perguruan tinggi swasta...