Pengajuan judul Hira akhirnya bisa di acc setelah mengalami beberapa revisi di beberapa bagian. Memang tidak langsung sebab gadis itu masih di cecar berbagai pertanyaan dari dosen pembimbing. Hira akhirnya langsung mengerjakan proposal setelah itu. Tahap demi tahap ia lewati dan revisi demi revisi juga ia lakoni. Hingga akhirnya ia bisa sidang skripsi di semester 7. Memang yang menjadikan kuliah cepat itu adalah kita sendiri walau memang kadang dosen berpengaruh terhadap skripsi kita, tetapi Hira beruntung mendapat dosen pembimbing yang enak dan nyambung dibuat diskusi bersama.
Bagi mahasiswa akhir, sidang tentu menjadi momok tersendiri, begitupun Hira. Namun gadis itu mendapat dukungan dan semangat dari berbagai pihak termasuk sang ayah yang tiba-tiba datang bersama sang mama di hari sidangnya. Hira tak menyangka jika kedua orang tuanya datang dengan membawa buket ucapan selamat.
Hira keluar dari ruang disidang pun langsung di sambut meriah. Ia langsung mendapat ucapan selamat atas kelulusannya dari teman-temannya."Cie udah lulus. Sekarang jadi Hira Nirbita Airlangga Hirawan, S. Si dong." Ucap Danti. Lantas gadis itu memeluk Hira bangga.
"Doain mindep gue lulus sempro ya, biar 4 tahun pas gue kuliahnya."
"Aamiin."
Lalu mereka memberikan buket yang rata-rata isinya justru makanan. Namun Hira malah senang sebab ia lebih suka makanan ketimbang bunga yang habis itu layu dan dibuang.
"Selamat ya nak. Mama bangga sama kamu, semoga di lancarkan kedepannya." Ucap Kencana. Sengaja Kencana dan Damar mengambil cuti untuk melihat sang anak sidang skripsi karena merupakan momen seumur hidupnya. Selama ini meraka sadar jika kurang memberikan dampingan kepada anak-anak mereka. Mereka terlalu sibuk hingga tak sadar anak-anak mereka sudah dewasa. Memang waktu tak dapat di putar kembali, tetapi mereka berusaha menebus semua itu dengan perhatian kecil salah satunya hadir di sidang skripsi putri mereka.
Kemudian Hira memeluk sang ayah, "maafin ayah ya nak. Selama ini ayah banyak nuntut kamu tanpa tahu bakat Hira itu dimana. Ayah bangga sama Hira."
Hira terharu namun bukan seperti kebanyakan yang langsung menangis, justru sifat jahil Hira muncul kembali, "Hira kan calon ketua BNPB yah, jadinya harus tahan banting."
"Dih narsis banget." Sahut Damar. Kemudian mereka tertawa.
"Kalian family goal banget sih Ra, sayang, calon suami gue nggak ada." Bisik Danti. Lantas Hira melotot. Danti tak tahu jika selama ini Hira kekurangan dampingan dari orang tuanya sejak kecil, tapi beruntung setidaknya Hira merasakan perhatian seperti ini.
"Dih, gue nggak mau punya kakak ipar kek lu. Kenapa sih ikut-ikutan jomblo juga, mana naksir bang Raksa lagi." Cibir Hira.
Awalnya Danti tak begitu tertarik dengan taruna tetapi begitu melihat kembaran Hira, Danti mendadak pindah haluan dan minta untuk di jodohkan dengan Raksa, namun Hira tahu jika Danti hanya iseng.
*****
Sambil menunggu jadwal sidang, Hira mendapat tugas ke Bandung untuk membantu penelitian dengan dosennya. Ia mendapat project baru dan tentunya amat menguntungkan dirinya. Ia mendapat tugas meneliti Sesar Lembang dimana sesar ini aktif dan masih dalam penelitian. Hira merasa beruntung dapat berkolaborasi dengan para Geolog profesional Indonesia.
Penelitian yang ia buat sampai harus memaksanya blusukan ke dalam kebun dan sungai-sungai tapi itu tak masalah sebab sudah menjadi makanannya sehari hari. Justru penelitian semavam itu menjadi tantangan dan pengalaman baru untuk Hira.
Setelah penelitian selama seminggu, akhirnya Hira di beri kesempatan untuk jalan-jalan ke Bandung. Beberapa kali ia sudah ke Bandung dan tempat favoritnya adalah daerah sekitaran alun-alun. Semenjak kuliah, Hira lebih suka solo traveler sehingga beberapa kali sudah jalan-jalan di beberapa tempat di Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hira
General FictionApasih yang buat kamu bahagia? Uang, wajah cantik atau mungkin kebebasan. Bagi gadis bernama Hira Nirbita Airlangga Hirawan kebebasan adalah hal yang ia tunggu sejak dulu. Uang tak memberinya kebahagiaan yang hakiki. Hanya sebatas formalitas yang me...