Setelah wisuda, Hira sudah mulai bekerja di kantor BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Jogjakarta. Memang sejak awal masuk kuliah, Hira pindah haluan untuk bekerja disini. Hira tertarik dengan Disaster Risk Management sehingga rencananya ia ingin lanjut mengambil Ilmu Kelingkungan atau tidak Geografi lagi. Mungkin jiwanya sudah tertanam di lingkungan dan seisinya.
Dan harapannya pun menjadi kenyataan. Ia diterima beasiswa PMDSU dan meneruskan di kampus S1nya dulu. Sembari bekerja Hira juga meneruskan pendidikannya. Ia langsung mendapat rekomendasi dari Dosbing untuk menjadi salah satu mahasiswa fresh graduate yang nantinya bisa menjadi tenaga pengajar di perguruan tinggi.
Hira kira ia bakal bekerja dulu dan akan melanjutkan setelah setahun dua tahun bekerja, namun rencana Tuhan ternyata lebih indah, ia lebih cepat mengambil pasca sarjana. Dan kabar baiknya juga, Danti akhirnya menikah setelah lulus kuliah. Pacarnya dulu memang benar-benar datang dan meminang Danti dengan mantap dan yakin. Hal itu membuat Danti terharu dan tak bisa mengelak lagi. Akhirnya Danti menikah dan sekarang berdomisili di Banyuwangi untuk mengikuti sang suami yang bekerja sebagai staf kantor perikanan di sana.
4 tahun berlalu dan semuanya berubah dengan cepat. Sekarang bang Raksa sudah lulus dan mendapat tugas di perbatasan Kalimantan. Rasanya Hira baru saja masuk kuliah S1 tetapi waktu cepat berlalu. Ia juga semakin dewasa, semakin mengerti tentang kehidupan yang tak selamanya tetap, ada masa dimana kehidupan itu dinamis dan berubah. Ada masa dimana kita akan kembali sendiri setelah hiruk pikuk kehidupan yang sesak.
Hari libur Hira pun diisi dengan berbagai seminar. Sekarang Hira menghadiri sebuah seminar tentang tanggap bencana di daerah Surabaya. Perempuan berusia 22 tahun tersebut harus bolak balik Surabaya Jogja dan tentunya amat melelahkan.
Akhirnya acara seminar berakhir pukul 15.00. Hira langsung keluar dan menuju hotel tempatnya menginap. Rencananya ia hendak pulang sekarang ke Jogja tetapi dirasa cukup melelahkan sehingga dirinya menginap saja di hotel.
Baru hendak mengendarai mobil ke hotel, tiba-tiba ia di whatsapp oleh tantenya Sita, atau istri dari Om Satya. Hira di suruh mampir ke asrama Marinir yng terletak tak jauh dengan hotel dan tempat acaranya. Langsung saja gadis itu meluncur ke sana.
Berkat bantuan GPS (Global Positioning System) akhirnya Hira bisa ke asrama omnya itu. Ia belum pernah sama sekali datang ke kediaman Om Satya, paling hanya mama dan ayahnya sebab Om Satya ini juga baru pindahan dari Batam.
Setengah jam kemudian Hira sampai di asrama yang ditujukan. Seperti biasa, ketika memasuki area militer, wajib menunjukkan identitas yang ada. Kemudian gadis itu mencari rumah omnya. Hira langsung tertuju pada rumah dimana omnya Satya kebetulan ada di depan sedang mencuci motor. Langsung saja Hira masuk dan bertemu dengan omnya itu.
"Assalamu'alaikum om Satya," Hira langsung berjalan mendekati om Satya dan mencium tangan Om Satya. Ekpresi kaget om Satya begitu kentara. Ia kira ucapan istrinya tadi hanya kelakar saja.
"Wa'alaikumussalam, eh Hira, jadi mampir nduk?" Setelah itu Hira langsung diajak masuk ke dalam rumah. Ternyata tantenya sudah mempersiapkan makanan di meja makan.
Hira langsung mencium tangan tante Sita. "Tambah cantik kamu Ra, makan ya? tante udah nyiapin makan nih."
"Tante repot-repot nih, padahal aku dapat jatah makan malam loh." Kemudian mereka tertawa. Tante Sita masih menyiapkan makanan di meja makan.
"Eh Tan, Aruna, Nawang dan Gala kemana kok nggak ada?"
Mereka adalah anak om Satya, Aruna duduk di kelas 8 SMP, Nawang di kelas 5 SD sedangkan Gala kelas 1 SD. Terakhir kali Hira bertemu dengan sepupunya itu ketika lebaran di Semarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hira
Fiksi UmumApasih yang buat kamu bahagia? Uang, wajah cantik atau mungkin kebebasan. Bagi gadis bernama Hira Nirbita Airlangga Hirawan kebebasan adalah hal yang ia tunggu sejak dulu. Uang tak memberinya kebahagiaan yang hakiki. Hanya sebatas formalitas yang me...