Hari demi hari telah berlalu dan tak terasa hampir selesai Eling bertugas di Lebanon. Hira juga lebih banyak menyibukkan diri untuk kampus dan kegiatan persit. Di kampus Hira kembali aktif menggerakkan mahasiswa dan di lingkungan persit ia aktif mengikuti berbagai kegiatan sehingga ia sudah cukup akrab dengan anggota yang lain. Tak jarang juga Hira menghabiskan waktu bersama ibu-ibu persit sehingga Hira bisa sedikit melupakan rindunya terhadap sang suami. Selama LDRan, mereka kadang setiap hari bisa vidcall tapi juga pernah baru seminggu vidcall karena tugas Eling yang lumayan padat.
Seperti sekarang, Hira berada di rumah ibu mertuanya karena ada acara haul mbah kakung Eling. Hal itu berarti ada acara yang cukup penting di sana. Hira sedari kemarin sudah berada di rumah bunda mertuanya. Begitupun Mbak Billa, sekarang Mbak Billa kembali hamil setelah sempat keguguran.
"Mbak jangan kerja berat-berat ya. Mbak duduk dulu. Kasihan dedek bayinya capek nanti." Hira mencegah Mbak Billa memegang pekerjaan berat. Sedangkan Mbak Billa sudah gatal ingin membantu Hira.
"Mbak sudah ya, Mbak Billa duduk saja. Biar saya yang angkat barang-barang." Mana mungkin juga Hira membiarkan Mbak Billa menyakat barang yang berat-berat.
Kemudian Hira duduk di samping Mbak Billa karena capek. Mbak Billa lantas menyodorkan air putih dalam kemasan. "Makasih Mbak."
"Eling pulangnya kapan? bukannya udah mau selesai ya?" tanya Mbak Billa.
"InsyaAllah minggu depan Mbak." Jawab Hira. Mbak Billa lantas mengangguk, "kamu kadang kangen nggak sama Eling?"
Hira terkekeh pelan, "namanya juga LDRan Mbak. Pasti ada kangennya, tapi karena memang Hira sudah terbiasa mandiri dan sering di tinggal jadinya nggak terlalu berat buat jalaninnya." Ucap perempuan itu.
"Habis ini program hamil Ra, biar nanti nemenin si dedek bayi." Ucap Mbak Billa sambil mengelus perutnya yang kandungannya berusia 3 bulan.
Hira lantas tergelak, "aamiin. Doakan saja ya Mbak biar cepet dikasih."
"Aamiin. Mbak selalu do'ain yang terbaik buat kamu."
*****
Terakhir kali aku ingat melewati jalan pantura ini sekitar 10 tahun yang lalu dimana ada acara keluarga besar yang diadakan di tempat kelahiran eyang putriku sekaligus tempat mbah buyutku. Aku masih ingat betul dengan jalan yang menghubungkan dua kota ini, jika belok ke kiri maka akan menuju tempat mbah buyut, tetapi kalau lurus, sudah pasti menuju tempat kakekku.
Seminggu setelah Mas Eling pulang dari Lebanon, aku di hadiahi tiket liburan ke Karimun Jawa. Ini di luar ekspektasiku karena aku mengira bakal di ajak mendaki gunung, tetapi justru Mas Eling membawaku ke surganya Laut Jawa. Ini pasti sangat luar biasa karena aku tak pernah terbesit pergi ke Karimun Jawa karena sudah lama pula tak ke Karimun Jawa. Terakhir kali ketika baru masuk kuliah dan diadakan PKL ke sana, itupun lewat pelabuhan Tanjung Mas Semarang.
Namun kami menunda liburan itu sampai liburan semester karena menunggu diriku yang mendapat jatah libur dari tempatku bekerja. Begitupun Mas Eling juga meluangkan waktu dengan mengambil cuti bersama denganku.
Perjalanan darat dari Malang ke Jepara cukup memakan waktu banyak, tetapi aku dan Mas Eling menikmati trip kami kali ini. Beruntung juga aku ada saudara di sana sehingga tak perlu mencari penginapan. Saudara mama disini cukup banyak sehingga tak perlu pusing untuk mencari penginapan. Justru ini bisa dijadikan ajang merekatkan persaudaraan diantara keluarga besar.
Kami menginap semalam di salah satu rumah saudara di daerah Panggang, Jepara. Setelah itu kami pergi ke pelabuhan yang memberangkatkan kami ke Karimun Jawa. Kami menggunakan Bahari Ekspress karena kapal Express Bahari jauh lebih cepat dan hanya memakan waktu sekitar ±3 jam. Untuk keberangkatan dari Jepara setiap hari senin, selasa, jumat dan sabtu. Waktu pelayaran pada pukul 09:00, kecuali pada hari sabtu pukul 10:00. Kami mengambil hari senin sebagai keberangkatan dari pelabuhan Kartini Jepara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hira
General FictionApasih yang buat kamu bahagia? Uang, wajah cantik atau mungkin kebebasan. Bagi gadis bernama Hira Nirbita Airlangga Hirawan kebebasan adalah hal yang ia tunggu sejak dulu. Uang tak memberinya kebahagiaan yang hakiki. Hanya sebatas formalitas yang me...