Erlan merebahkan tubuhnya sambil menatap langit yang bertabur bintang diatas sana. Bintang dan bulan menjadi temannya kali ini, setidaknya mereka membuat keadaan disini tidak terlalu gelap.
"Kenapa Gusti nggak nyariin gue?" Erlan menghembuskan napas berat dan merutuki nasib sial yang menimpa dirinya. Kini Erlan mulai mengelus perutnya yang keroncongan. Kelapa tadi yang dia petik sudah tandas dan itu tidak efektif untuk mengenyangkan perut.
Tapi ngomong-ngomong, dimana Aletta? Sejak 1 jam lalu dia belum kembali. Hari juga sudah gelap, apa jangan-jangan dia tersesat?
Erlan menepuk dahinya pelan. Seharusnya dia tidak membiarkan gadis itu masuk sendirian kedalam hutan. Terlalu bahaya. Apalagi hari sudah mulai larut.
Erlan bangkit kemudian membersihkan sisa-sisa pasir yang menempel dibajunya. Setelah itu, berbekal penerangan dari rembulan dan bintang diatas sana, Erlan nekat masuk kedalam hutan.
***
Aletta memeluk tubuhnya yang mulai menggigil kedinginan. Sungguh mengenaskan apabila kalian melihat kondisi Aletta saat ini. Karena terlalu kalut, Aletta mencoba untuk mencari jalan keluar tapi hasilnya nihil. Dia seolah berputar-putar disatu tempat yang sama padahal Aletta yakin jika dia sudah mengambil jalur yang berbeda.Aletta ingat, dia pernah membaca novel yang menceritakan tentang seorang anak yang masuk kedalam hutan lalu dia tersesat. Kemudian saat dia ingin mencari jalan keluar dia malah berputar-putar disatu tempat dan itu berarti hewan buas disini sengaja menjebak dia agar bisa dimangsa nantinya.
Karena terlalu takut, Aletta sampai terjatuh di disemak-semak dan membuat kondisinya semakin terlihat mengenaskan. Baru pertama kali ini Aletta merasa dirinya benar-benar buruk.
Aletta terisak. Dia berharap semoga saja ada keajaiban yang tersisa.
"Ma, Aletta takut disini gelap. Aletta juga takut dimakan hewan buas. Apa jangan-jangan ini adalah akhir cerita Aletta? Karena bisa saja hewan disini sengaja membuat Aletta bingung dan tidak bisa keluar lalu mereka memakan Aletta." Aletta terisak lagi. Dia menatap sekitarnya dengan hampa. Sudah tidak ada lagi yang bisa dia harapkan.
Mengharapkan Erlan akan menolongnya? Itu mungkin adalah hal mustahil mengingat Erlan saja pernah tidak datang diacara pertemuan pertama mereka dulu. Lalu untuk apa kali ini dia mau repot-repot mencari Aletta?
Aletta tersenyum kecut membayangkan jika dia tidak akan bisa bertemu dengan Ibunya, Sifanny, Rafa, Putra, dan banyak lagi lainnya.
Apakah nasib Aletta akan sesadis ini? Mati diterkam binatang buas?
Aletta menatap kakinya yang penuh dengan goresan akibat terjatuh disemak, lukanya sudah mengering, tapi rasa sakitnya masih terasa.
"Seandainya aja gue nggak nolak ajakan Erlan buat nemenin gue tadi. Gue emang bodoh!" gumam Aletta.
Kini Aletta hanya bisa pasrah. Dia sudah siap jika tiba-tiba ada harimau lapar yang datang kemari lalu memakannya. Meskipun rasa takut itu masih ada, tapi Aletta berusaha untuk kuat melawan rasa takutnya sendiri.
Aletta memejamkan matanya saat mendengar bunyi jangkrik yang saling bersahut-sahutan. Mungkinkah bunyi itu adalah pertanda bahwa harimau lapar itu mulai mendekat? Tanpa sadar, keringat dingin membanjiri seluruh tubuh Aletta.
Jika kalian mengharapkan Erlan datang disaat-saat seperti ini sepertinya itu mustahil. Karena pergerakan hewan itu jelas lebih cepat daripada pergerakan Erlan.
Aletta memejamkan matanya sambil membayangkan senyuman Ibunya saat tau Aletta memenangkan lomba pidato bahasa indonesia ketika SMP dulu, membayangkan ayahnya yang selalu membaca koran sebelum berangkat kerja, membayangkan Rafa yang selalu menasehati Aletta saat Aletta melakukan kesalahan, juga Sifanny yang kadang baik kadang juga jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE
Teen FictionTidak ada yang salah memang jika kamu mencintai seorang artis. Begitu pula yang terjadi pada seorang gadis ceria bernama Aletta yang merupakan fans fanatik seorang artis muda yang sedang naik daun yaitu Erlan Nando. Jangan ada yang mengaku-ngaku s...