Bab 6 - When Sifanny falling in love.

9 0 0
                                    

Meski Aletta tipe cewek childish nan manja, tapi setidaknya dia mempunyai satu hal yang patut dibanggakan. Bukan soal kebucinannya pada Erlan yang melebihi batas normal. Tapi karena dia pandai ngedance. Tari dan musik adalah dunianya.

Saat ini, Aletta tengah asyik mengamati video koreografi baru dari kak Puji. Sebenarnya hari ini adalah jadwal mereka latihan untuk acara besar yaitu festival penghargaan tahunan, apalagi acara itu sudah semakin dekat jadi latihan semakin sering dilakukan.

Festival itu bukanlah sekedar festival biasa. Festival itu nantinya akan disorot oleh stasiun televisi ternama, dan hal itulah yang membuat sanggar menjadi semakin sibuk untuk memaksimalkan penampilan.

Sebenarnya Kak Puji tidak memperbolehkan Aletta dan Sifanny mengambil cuti. Tapi setelah mendengar cerita Sifanny bahwa Aletta sedang patah hati, kak Puji jadi berpikir bahwa dengan membiarkan Aletta pergi berlibur, mungkin Aletta bisa menjadi lebih fresh lagi. Karena itu mereka diizinkan cuti tapi dengan syarat saat mereka kembali nanti mereka harus hafal koreografi terbaru.

Sifanny dan Aletta duduk di kursi belakang. Dikursi kemudi, ada ayah Sifanny yang sedang fokus menyetir. Sedangkan mama Sifanny tengah tertidur pulas.

Suasana di dalam mobil lebih didominasi oleh suara musik dari ponsel Sifanny dan Aletta. Mereka berdua sama-sama sedang fokus mengamati gerakan dalam bentuk video yang dikirim kak Puji di grup chatting WhatsaApp. Sekali-kali Aletta mengangkat tangan atau menggerakkan badannya mengikuti gerakan kak Puji meski sedang dalam posisi duduk.

"Al?!" Aletta yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh kesamping, Aletta mengernyitkan alis saat mendapati Sifanny tengah menatapnya tajam. Emangnya apa salah Aletta?

"Ada apa Cipani?"

"Sifanny oy bukan Cipani. Gue jadi berasa kek donal bebek dipanggil Cipani!"

"Loh? Kok lo jadi gak nyambung sih? Apa coba hubungannya nama Cipani sama donal bebek?"

Sifanny berdecak kesal. "Ah berisik lo Al! Gue tadi negur lo karena tangan lo nonyor kepala gue tau. Kalau lagi joget tuh perhatiin sekitar dong, masa muka gue jadi sasaran?!"

"Hehe, jangan ngambek gitu dong Sif, kan enak dapat tonyoran dari orang imut. Siapa tau nanti lo bisa ketularan imut," ucap Aletta sambil meringis pelan. Bahkan wajah Aletta tidak menunjukkan raut bersalah sama sekali, meminta maaf pun tidak.

Sifanny memutar bola mata malas. "Imut pala lo peyang! Ini kalau kepala gue lebam-lebam gimana? Lo mau tanggung jawab?!"

"Lebay," cibir Aletta yang membuat Sifanny langsung naik pitam.

"Aletta syalan." Dengan brutal, Sifanny langsung meraih wajah Aletta kemudian mengacak-acaknya dengan ganas. Bukan hanya wajah, tapi rambut Alettapun ikut jadi sasaran kemarahan Sifanny.

"MAMPUS GAK LO! NIH GUE ACAK-ACAKIN MUKA LO BIAR GAK BISA PAMER MUKA IMUT LAGI HAHAHA." Sifanny tertawa jahat.

"SIFANNY GILA! LEPASIN GUE SIF, KASIAN MUKA GUE YANG IMUT BADAI INI!" Rengek Aletta yang tak digubris sama sekali oleh Sifanny.

"Biarin, gue gak peduli!"

"Om, tolongin Aletta dong om. Ini anak om lagi kesurupan!" adu Aletta pada om Juna. Ayahnya Sifanny.

"Fanny udah, bentar lagi kita sampai di pelabuhan. Jadi cepat berkemas daripada kita ketinggalan kapal!" ujar Om Juna yang langsung membuat Sifanny menghentikan aktivitasnya mengganggu Aletta.

Setelah terbebas dari amukan Sifanny, Aletta langsung merapikan rambutnya yang berantakan akibat ulah Sifanny. Senang sekali rasanya dibela oleh om Juna. Karena itu, Aletta menjulurkan lidahnya kearah Sifanny, berniat mengejek.

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang