Bab 16 - Abang Sejati.

1 0 0
                                    

Sifanny terkejut saat melihat Aletta dengan penampilan yang tidak seperti biasanya. Atau bisa disebut, Aletta kelihatan seram hari ini.

"Al ya ampun, kalau lo bosen cantik bilang napa. Biar gue yang ambil kecantikan lo hehe," gurau Sifanny begitu Aletta duduk disebelahnya.

Hari ini mereka akan latihan menari setiap hari karena festival tinggal 3 hari lagi.

Melihat Aletta yang murung, Sifanny jadi ikut sedih. Karena seorang Aletta tuh biasanya ceria, begitu Aletta murung rasanya ada yang aneh. "Letta, are you okey? Kalau lo sakit istirahat dulu aja sebelum nanti malah dimarahin kak Puji," ucap Sifanny.

"Aletta lo kenapa sih? Mata lo kok betem gitu. Kemarin malam gak tidur ya? Kenapa gak tidur? Oh atau jangan-jangan lo habis nonton drakor sampe malem?"

Aletta masih terdiam sehingga membuat Sifanny jadi bingung sendiri. "Aletta ngomong sesuatu kek. Lo gak lagi bisu mendadak kan?"

"Gue lagi nggak mau ngomong." Aletta menyenderkan tubuhnya kesandaran kursi lalu Perlahan-lahan mulai memejamkan mata. Semalam Aletta memang tidak tidur karena terus memikirkan ucapan Rafa.

Rafa mencintainya?

Aletta bingung harus merespon seperti apa. Selama ini dia menganggap Rafa seperti abang tanpa tau kalau ternyata Rafa menyimpan perasaan padanya. Apalagi Aletta dengan terang-terangan menunjukkan bahwa dia mencintai Erlan. Bukan Rafa.

Rafa terlalu baik untuk Aletta dan tidak mungkin Aletta harus mengecewakan Rafa. Jadi apakah Aletta harus membalas perasaan Rafa meski Rafa sendiri tidak memaksanya?

Hanya saja, Aletta tau bagaimana rasanya cinta bertepuk sebelah tangan.

Lagipula bukankah Karina sudah memperingatkan Aletta untuk melupakan Erlan? Lalu untuk apa lagi Aletta harus memikirkan perasaannya? Erlan sudah bersama Bella dan Aletta akan bersama Rafa.

Tapi. Jika Aletta bersama Rafa, hubungan persahabatan mereka akan berubah. Rasanya tidak akan sama lagi dan Aletta tidak menginginkan hal itu.

Kenapa rasanya semua semakin rumit?

Aletta berkali-kali menghela napas berat. Hal itu membuat Sifanny yang duduk disampingnya memandang Aletta dengan tatapan kasihan. Tapi sayangnya Sifanny tidak bisa melakukan apapun untuk menolong Aletta.

"Aletta, kak Puji datang," seru Sifanny yang langsung membuat Aletta membuka matanya. Dan benar saja, kak Puji sang pelatih baru saja tiba dan langsung menyuruh muridnya untuk segera berbaris.

Aletta dan Sifanny berjalan lalu segera menempati posisi masing-masing.

"Kalian harus latihan dengan serius karena festival akan diadakan 3 hari lagi. Saya harap, kalian bisa menampilkan yang semaksimal mungkin dan membuat nama sanggar kita semakin harum. Untuk itu, marilah kita berdoa dulu sebelum mengawali latihan hari ini. Berdoa dipersilahkan."

Setelah selesai berdoa, kak Puji langsung menyalakan musik. Semua anak mulai menari mengikuti irama dan mereka semua tampak bersemangat. Kecuali Aletta.

Gerakan Aletta terlihat asal-asalan dan tidak enerjik seperti biasanya. Bahkan tidak ada keceriaan di wajah Aletta. Sampai saat pergantian posisi, Aletta yang tak fokus malah menabrak Shilla. Meski mereka tidak jatuh tersungkur, tapi tetap saja hal itu mampu membuat Shilla marah.

"Lo kalau jalan yang bener dong. Harusnya kan gue yang lewat sini dan lo ambil posisi sebelah kanan. Punya otak digunain dikit napa. Untung gue nggak jatuh, kalau sampe gue jatuh terus gue nggak bisa nari gue hajar lo!"

"Maaf, gue nggak sengaja," balas Aletta pelan.

"Nggak sengaja? Oh ya gue ngerti, lo pasti sengaja kan mau bikin gue jatuh biar nggak ikut nari? Ternyata muka lo doang yang polos tapi aslinya enggak. Menjijikkan!"

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang