Sifanny berlari keluar kabin dengan panik, hal pertama yang Sifanny tuju adalah kantin. Siapa tau Aletta ada dikantin kan? Tapi sayangnya setelah tiba dikantin, Aletta tidak ditemukan disana.
Sifanny menggeram kesal. Lalu dimanakah Aletta berada? Tidak mungkin jika dia ketinggalan di pulau karena Sifanny ingat betul saat mereka berdua kemarin berjalan beriringan memasuki kapal.
Sifanny berbalik badan. Kini dia berlari menuju kabin orang tuanya. Bisa jadi Aletta ada disana.
Ceklek!
"Sifanny ada apa? Kenapa kamu terlihat cemas?" tanya Ibu Sifanny begitu melihat puterinya yang memasuki kabin dengan napas ngos-ngosan.
"Apa Ibu lihat Aletta?" tanya Sifanny to the point.
"Aletta? Bukannya dia bersama kamu?"
"Tapi Aletta nggak ada dimana-mana Bu. Terakhir kali aku liat saat kita mau naik kapal kemarin. Setelah sampai di kabin aku langsung tertidur. Ibu, apa jangan-jangan Aletta ketinggalan dipulau?"
"Kamu jangan ngomong begitu dulu, coba kamu cari dia diseluruh kapal. Ibu juga akan bantu nyari, nanti kalau tidak ketemu kamu lapor ya. Kamu jangan panik," ucap Ibu Sifanny berusaha menenangkan. Tapi percuma, Sifanny tidak akan tenang sampai dia bertemu dengan Aletta.
Sifanny berbalik badan. Dia akan memeriksa dek kapal karena siapa tau Aletta ada disana. Bukankah menikmati pagi di dek kapal adalah hal yang paling disukai oleh banyak orang.
Di dek, ada banyak sekali orang yang mengobrol santai sambil menikmati matahari pagi. Akan tetapi, diantara banyaknya orang yang menikamati pagi, Sifanny tetap tidak menemukan sosok Aletta.
Sifanny menghembuskan napas berat. "Seharusnya gue bisa jagain Aletta dengan benar. Jika dia emang ketinggalan dipulau, dia pasti ketakutan banget. Kasian Aletta, semua ini emang salah gue." Sifanny membalikkan tubuhnya dan berniat kembali untuk melaporkan bahwa Aletta tidak terlihat dimana-mana. Tapi saat Sifanny berbalik, dia malah tidak sengaja menabrak seseorang.
"Eh maaf," ucap Sifanny dan orang itu berbarengan.
"Loh, Sifanny?"
"Gusti?" Sifanny menunjuk Gusti dengan raut terkejut. Heran saja kenapa bisa bertemu Gusti disaat seperti ini.
"Kamu ngapain disini? Lagi nyari udara segar ya? Udara disini emang sejuk banget sih."
Sifanny menggeleng lemah. "Bukan, aku disini karena lagi nyari temenku namanya Aletta. Dia yang ikut syuting bareng Erlan waktu itu loh. Aletta hilang dan aku gak tau dia ada dimana," ucap Sifanny tertunduk lesu.
"Aletta hilang? Erlan juga hilang. Tadi pagi saat aku ngecek ke kabinnya Erlan gak ada disana, bahkan kasurnya aja masih rapi. Jadi gue berniat kesini untuk nyari Erlan juga."
Sifanny terdiam. "Apa jangan-jangan mereka benar-benar tertinggal disana?"
***
"Huuaaaa!" Aletta merengek sebal sambil menggerak-gerakkan kakinya asal. Apa kalian pernah merasakan sakit kepala dan sakit perut secara berbarengan? Maka Aletta kini sedang merasakannya."Ibu, Aletta sakit banget," rengek Aletta bak anak kecil. Tapi memang sih kelakuan Aletta mirip anak kecil sejak dulu.
Disisi lain, Erlan sedang mengambil alat pancing milik Aletta yang tadi dia lempar. Erlan memejamkan matanya sejenak karena merasa terganggu dengan rengekan Aletta yang super kecang. Erlan bergegas mengambil alat pancing itu lalu kembali menghampiri Aletta yang masih merengek tidak jelas.
"Ngapain lo bawa itu?" tanya Aletta ketus.
"Gue mau ngehentiin darah yang keluar dikepala lo itu. Jadi diem dan jangan banyak gerak." Erlan meraih kepala Aletta tetapi Aletta malah mengelaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE
Teen FictionTidak ada yang salah memang jika kamu mencintai seorang artis. Begitu pula yang terjadi pada seorang gadis ceria bernama Aletta yang merupakan fans fanatik seorang artis muda yang sedang naik daun yaitu Erlan Nando. Jangan ada yang mengaku-ngaku s...