Erlan meninju samsak berwarna merah dengan brutal. Bahkan Gusti hanya bisa geleng-geleng kepala saja menyaksikan teman baiknya itu bertingkah demikian. Sejak kemarin malam Erlan memang tidak pulang kerumahnya dan menginap di rumah Gusti.
Atmosfir dirumah Erlan beberapa hari belakangan ini sedang menegang, karena itulah Erlan memutuskan untuk menginap dirumah Gusti saja. Mengingat sikap Karina yang akhir-akhir ini begitu memaksakan Erlan agar pergi berkencan dengan Bella. Padahal Erlan sudah mengatakan bahwa dia malas berpergian, tapi Mamanya itu bersikeras ingin Erlan pergi berkencan dengan Bella. Dan alhasil Erlan memilih untuk pergi dari rumah sampai emosinya stabil.
"Kalau lo nggak cinta sama Bella ya ngomong, jangan bikin anak orang berharap terus dong sama lo," komentar Gusti.
Erlan menghentikan aksinya lalu memutuskan untuk menghampiri Gusti dan duduk disebelahnya. "Lo kayak nggak tau nyokap aja."
"Eh tapi lo beneran suka sama cewek imut itu?"
"Cewek imut? Aletta maksud lo?"
"Iya, temennya Sifanny itu kan."
"Jangan bilang lo ada hubungan sama Sifanny?"
"Hubungan? Hubungan apa? Gue sama Sifanny cuma temenan doang kok. Sejak gue ketemu dia dikapal, gue tuh ngerasa dia orangnya nyambung banget kalau diajak ngobrol. Alhasil kita jadi teman sampai sekarang. Lagian gue kan udah punya Mira."
"Dasar buaya lo. Kalau Sifanny baper gimana? Kasian Aletta."
"Loh, itukan resiko berteman dengan orang ganteng. Ya gak cuy?" Gusti terkekeh lalu menyenderkan tubuhnya kesandaran sofa.
"Dih, gitu aja lo pake nasehatin gue segala. Lo sendiri apa kabar? Malah lo nih yang nimbulin korban hati paling banyak." Gusti tersenyum sinis, kemudian dia melanjutkan perkataannya.
"Kalau mereka baper ya salah mereka sendiri dong. Gue nggak pernah baperin mereka. Mereka aja yang kebaperan sama sikap perhatian gue. Emang salah kalau cowok ngasih perhatian ke cewek? Itu kan formal bro. Dasar ceweknya aja yang baperan. Seandainya nih ada cewek jatoh terus gue tolongin dia dan dianya langsung baper sama gue. Kan kesel juga kalau gue dibilang tukang php. Mereka tuh yang terlalu banyak berharap, kok gue yang disalahin? Ditolong salah, nggak ditolong salah. Heran gue."
"Kalem bro kalem. Kok sekarang lo jadi baper sih? Gitu aja marah?"
"Ya kan gue kesel banget. Masa cowok jahat salah, baik salah. Maunya tuh apa sih para cewek? Nggak mikir apa kalau cowok juga punya perasaan!"
"Minum dulu, minum." Erlan menyodorkan sebotol air mineral kepada Gusti agar emosinya tidak meledak. Gusti langsung meneguk habis air tersebut.
"Oh iya, gimana hubungan lo sama siapa tadi namanya? Aletta ya?" Gusti memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan.
"Aletta? Selama ini gue putus kontak sama dia, gue pernah ngechat dia tapi nggak dibales. Emang mama gue keterlaluan banget. Pasti sekarang Aletta mikir yang enggak-enggak tentang gue. Apa jangan-jangan dia benci sama gue ya?"
"Lan, jujur ya. Kisah cinta lo ini lebih rumit daripada kisah cinta gue. Disatu sisi nyokap, disisi lain cinta. Bingung sendiri dah gue. Mending lo ikutin aja alurnya si penulis. Siapa tau nanti bakal ada jalan keluar sendiri."
Erlan merampas botol ditangan Gusti dan langsung melemparkan botol itu saat tau isinya sudah habis.
Erlan mendengus lalu segera beranjak pergi untuk mengambil minuman. Namun saat Erlan membuka pintu ruangan, dia langsung terkejut kala mendapati Bella sedang berdiri didepannya.
"Lo ngapain disini?" tanya Erlan.
"Gue baru dikasih tau sama tante Karina kalau lo kemarin nggak pulang. Karena itu gue nyariin elo. Gue takut lo kenapa-napa Lan."
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE
Genç KurguTidak ada yang salah memang jika kamu mencintai seorang artis. Begitu pula yang terjadi pada seorang gadis ceria bernama Aletta yang merupakan fans fanatik seorang artis muda yang sedang naik daun yaitu Erlan Nando. Jangan ada yang mengaku-ngaku s...