Skak mat!
Aletta terdiam. Dia sendiri juga bingung dengan hatinya. Entah kenapa dia tidak ingin melihat Erlan sakit.
"Gue minta maaf atas sikap gue waktu itu, gue tau gue salah karena itu gue minta maaf. Lo boleh ngehukum gue apa aja asal lo mau maafin gue," ucap Erlan dengan tulus dan sungguh-sungguh.
Aletta menghembuskan napas berat. "Oke, gue maafin lo karena gue sekarang tau kalau lo enggak seburuk dugaan awal gue. Lo udah mau nolongin gue saat gue tersesat dihutan padahal sikap gue kurang ajar banget waktu itu, tapi lo masih mau nolongin gue. Makasih juga ya."
Erlan tersenyum hangat sambil memandang wajah imut Aletta. "Sebenarnya waktu itu gue lagi dikejar sama jadwal miniseri yang akan tayang ditelevisi minggu depan, sedangkan kita masih dalam proses syuting. Jadi semuanya bekerja keras dari pagi sampe malam bahkan gue sampe tidur di mobil. Miniseri yang sekarang tayang ini tersisa beberapa episode lagi sedangkan proses syuting film ini sebenarnya udah sejak lama, tapi karena suatu hal jadi ketunda dan alhasil baru dilanjutin lagi minggu lalu. kan mustahil banget bisa selesai secepat itu."
"Hari itu, gue udah minta izin ke produser untuk libur setengah hari karena gue ada janji. Dan lo tau, di dunia perfilman nggak semudah itu untuk mendapatkan izin apalagi ditengah padatnya jadwal syuting. Bukannya dapet izin, gue malah dapet makian. Bilang gue ini nggak profesional dan sebagainya. Hingga akhirnya kak Raras ngasih ide buat nyuruh asisten gue yang mewakili dan gue setuju aja tapi gue harus konfirmasi dulu sama rumah produksi sana."
"Saat gue telpon manajernya, mereka bilang suruh Aji asisten gue itu untuk dateng kesana sebelum ketemuan sama lo. Dan gue sama sekali nggak tau kalau mereka ngasih uang ke Aji untuk diberikan sebagai tanda permintaan maaf."
Aletta terdiam mendengar perkataan Erlan barusan. Kini dia ganti yang merasa bersalah karena sudah baperan dan menuduh Erlan yang tidak-tidak. Seharusnya Aletta sadar jika Erlan adalah artis dengan jadwal yang padat. Seharusnya Aletta tidak semarah itu kepada Erlan. Seharusnya Aletta bisa memahami Erlan dan tidak bersikap kekanak-kanakan.
"Gue maafin lo tapi lo harus maafin gue juga. Selama ini gue udah kasar sama lo. Maaf ya," ucap Aletta sungguh-sungguh.
"Tentu gue maafin lo."
"Lan?"
"Ya?"
"Kalau tau sebenarnya lo sebaik ini, gue jadi pingin ngefans lagi sama lo. Boleh kan?" tanya Aletta yang malah membuat Erlan tertawa.
"Ngefans sama gue itu hak semua orang dan lo nggak perlu izin segala Aletta." Erlan menatap Aletta dengan tatapan jenaka. Ada-ada saja Aletta ini.
Aletta meringis kecil menyadari tindakannya sendiri.
"Tapi kalau jujur, gue malah pingin ngefans sama lo. Lo itu selalu ceria meski ada masalah yang menimpa, lo selalu bisa buat orang lain merasa bahagia ada di dekat lo."
"Tapi asal lo tau aja ya Lan, gue itu sering banget digoda sama temen sekelas gue apalagi yang namanya Putra," gerutu Aletta mengingat Putra yang senang sekali mengadu domba Aletta dengan Angel. Dan Putra terlihat menikmati hal itu. Kan kesel.
"Jangan-jangan dia suka sama lo lagi?"
"Putra? Suka sama gue? Gak mau! Ngadepin anak kelas sebelah aja ribet apalagi ngadepin Putra. Gak mau ah."
Erlan tertawa kecil melihat wajah cemberut Aletta yang terlihat menggemaskan. "Lo jadi anak jangan nggemesin dong. Gue jadi makin suka."
Aletta terdiam. Kali ini dia yakin tidak salah dengar. "Lo suka sama gue?" tanya Aletta tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE
Teen FictionTidak ada yang salah memang jika kamu mencintai seorang artis. Begitu pula yang terjadi pada seorang gadis ceria bernama Aletta yang merupakan fans fanatik seorang artis muda yang sedang naik daun yaitu Erlan Nando. Jangan ada yang mengaku-ngaku s...