01 • Tiffany

5.5K 505 552
                                    

Aku yakin pasti kalian tahu bagaimana cara menghargai penulis:)

Typo tandain aja ya🙏

°
°

💕Happy Reading💕


°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

SEORANG gadis sedang menyisir rambutnya, ia menatap pantulan dirinya di balik cermin besar yang baru saja dipindahkan.

Tiffany Starla Oktavia, itulah namanya. Atau bisa dipanggil Tiffany. Gadis cantik dengan rambut sepinggang, dan sedang menguncir rambutnya.

Tiffany menghembuskan napas pelan, ntah keberapa kalinya ia harus pindah sekolah karena pekerjaan ayahnya.

Tok! Tok!

"Tiffany, turun Sayang! Waktunya sarapan!" suara wanita dari luar kamarnya terdengar sedikit menuntut, siapa lagi kalau bukan ibunya. Freyya Melodyna.

"Iya Bun, bentar lagi Tiffa turun!" balas Tiffany sambil merapikan kuncirannya. Setelah itu ia mengambil tas dan menemui kedua orang tuanya.

"Pagi, Bun," sapa Tiffany sembari menarik kursi meja makan.

"Pagi," balas Freyya.

"Ayah di mana?" tanya Tiffany karena tak melihat sang ayah.

"Ayah masih di kamar," jawab Freyya sembari mengambilkan nasi untuk Tiffany.

Lalu datanglah sang kepala keluarga. Darrel Arkano Pradja.

"Ada yang nyariin Ayah nih?" tanya Darrel, sambil menarik kursi meja makan yang berada diujung.

"Pagi, Ayah," sapa Tiffany.

"Pagi juga," balas Darrel. Lalu keluarga kecil itu pun sarapan bersama.

"Ini terakhir kalinya, kan?" tanya Tiffany, setelah menghabiskan sarapannya.

Freyya dan Darrel bertatapan satu sama lain. Darrel hanya menghembuskan napas pelan. "Iya." Jawaban Darrel, membuat senyum terbit di bibir Tiffany.

"Tiffa capek kalo harus pindah sekolah terus, dan Tiffa harap ini benar-benar yang terakhir kalinya," ujar Tiffany penuh harap.

"Iya, Ayah juga berharap kayak gitu. Yaudah, sekarang kita ke sekolah barumu. Ayah antar," ucap Darrel dan diangguki oleh putrinya itu.

"Tiffa berangkat, ya, Bun." Tiffany menyalami bundanya.

"Ayah juga, ya," sambung Darrel, kemudian Freyya menyalaminya.

"Iya, hati-hati di jalan," pesan Freyya.

"Iya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

FEBRUARY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang