22 • Inilah Aku

1.4K 164 187
                                    

Jangan lupa vote dan komennya wahai para readers 😉

Thanks for 1k readers 😙😙😙❤❤❤
Gk nyangka udh 1k yg baca🤧

Yaa.. walau yg siders makin banyak:))

Typo bilangin aja🙏

Tapi sebelum itu... mau nanya dong.

Kalian tipe baca dulu baru vote atau vote dulu baru baca?

Atau pembaca gelap tanpa menekan bintang di pojok kiri alias siders???

°
°

💕Happy Reading 💕

💕Happy Reading 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°°

Aku bagaikan angin lalu

Tak pernah dianggap, walau berulang kali berhembus

-HUMAN GIRL-

GHEA menganga tak percaya melihat apa yang di depannya ini. Tak hanya Ghea. Ana pun begitu.

"Tiffany!!!" pekik kedua gadis itu. Lalu memeluk erat Tiffany yang berdiri di depan pintu.

Tiffany tersenyum, lalu membalas pelukan kedua sahabatnya itu. Tangis kedua sahabatnya itu pecah, saat ia membalas pelukan mereka.

"Lo dari mana aja?" tanya Ana terisak.

"Kita nyariin lo," timpal Ghea yang juga terisak.

"Udah-udah." Tiffany menepuk-nepuk pelan punggung kedua sahabatnya. "Kan sekarang aku ada di sini."

Ana dan Ghea melepas pelukan masing-masing. Tiffany tertawa saat Ghea menyedot ingusnya yang hampir meleleh.

"Hutang penjelasan lo sama kita berdua," ujar Ana sesenggukan sembari menghapus air matanya.

"Hooh," timpal Ghea.

Sementara Tiffany hanya geleng-geleng melihat kelakuan kedua sahabatnya ini. "Perasaan aku cuma pergi beberapa ha—"

"Cuma pergi lo bilang?" potong Ghea cepat. "Lo itu pergi nggak bilang-bilang. Lo itu ilang kek ditelan bumi, sama sekali nggak ada jejak!"

Ana mendengus sebal sembari menatap tajam ke arah Tiffany. "Hampir seminggu lo ilang, ke mana aja lo hah?!"

Tiffany menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ada rasa bersalah karena menghilang begitu saja. Tapi ia bisa apa?

"Maaf, ya? Aku buat kalian khawatir," ucap Tiffany sembari menundukkan kepalanya.

FEBRUARY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang