Normal POV...
Wheein tidak melepas jaketnya demi Solar dan lebih memilih membawa Solar masuk ke dalam pelukannya agar keduanya sama-sama hangat. Wheein sesekali mengukir senyum saat mengetahui kalung yang ia berikan melingkar indah di leher pemiliknya.
Belum ada dari mereka yang membuka suara. Solar terkejut akan kedatangan Wheein dan Wheein penasaran kenapa wanita ceria ini bisa menangis sesenggukan seperti yang sudah-sudah.
"Wheein, aku harus kembali" ucap Solar segera melepas pelukan hanya yang sangat ia rindukan lalu segera berdiri dari duduknya.
"Kenapa?" Tanya Wheein juga ikut berdiri.
"Ada seseorang yang sedang menuju rumahku, ayahku akan marah jika aku tak kembali sebelum orang itu datang" ucap Solar sedikit menundukkan kepalanya kemudian berlalu meninggalkan Wheein.
"Siapa? Temanmu?" Tanya Wheein penasaran.
"Ca..calon suamiku" jawab Solar gugup.
"Deg.."
"A-apa maksudmu?" Ucap Wheein terbata sambil menahan sesak di dada.
"Aku akan menikah" ucap Solar belum berani menatap wajah orang yang berada di depannya.
Wheein belum selesai dengan sekolah penerbangannya. Belum juga mewujudkan rencana yang telah ia siapkan di seluk beluk pikirannya tentang bagaimana kelak ia akan melamar sang pujaan hati. Ia kalah telak oleh Ayah Solar yang sudah memilih seseorang untuk menjadi suami dari anaknya.
"Aku sadar kita berbeda kasta, aku dari kaum rendah dan kau dari kasta tertinggi. Aku tahu ayahmu tak akan pernah setuju, bahkan dunia pun juga ikut tidak setuju. Tetapi bertapa egoisnya aku, kerikil batu yang menginginkan sebongkah berlian" ucap Wheein menahan Solar.
"Solar, kumohon.... Tunggulah sebentar lagi" ucap Wheein dengan berlutut sambil menggenggam erat kedua tangan Solar dengan mata memerah tanda membendung tangis. Solar tak menjawab, ia langsung memeluk erat Wheein seakan jika terlepas mereka akan kembali terpisah.
"Aku sangat mencintaimu hikss" ucap Wheein menenggelamkan wajahnya di bahu kecil Solar.
"Aku juga mencintaimu.. sangat" ucap Solar dengan suara bergetar tak terasa air mata sudah mengalir dari pelupuk matanya.
Seketika hujan turun sangat deras seakan langit juga ikut menangis karena luka kedua insan.
Jarak dari dermaga menuju rumah Solar cukup jauh. Apalagi kendaraan umum sudah banyak yang tidak beroperasi pada jam malam. Tak ingin Solar sakit karena kondisi basah kuyup, Wheein memutuskan untuk memesan motel kecil di dekat dermaga.
"Kau mandilah, aku akan mencoba untuk mendapatkan pakaian kering untukmu" ucap Wheein segera meninggalkan Solar saat sudah berada di depan kamar mereka.
"Nenek apakah di toko ini ada menjual pakaian?" Tanya Wheein pada sebuah toko serba ada.
"Ada tetapi hanya kaos polos dan celana pendek biasa untuk laki-laki" ucap nenek tersebut.
"Baiklah nek, saya ambil dua pasang" ucap Wheein sambil mengeluarkan beberapa lembar uang.
"Terima kasih, nek" ucap Wheein tersenyum setelah mendapat barang yang ia inginkan.
Wheein kembali ke motel dan menemukan Solar hanya menggunakan handuk yang terlilit menutupi tubuhnya.
Wheein menyerahkan baju tersebut kepada solar ia juga segera berlari ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Wheein benar-benar tak ingin merusak Solar, terbukti pada saat ini ia tidur di lantai dan Solar tidur di ranjang. Ia tidak perduli, ia akan menyesal suatu saat nanti telah melewatkan kesempatan besar seperti ini.
Inilah cinta berdasarkan perasaan bukan cinta berdasarkan napsu
.
Beberapa bulan kemudian, ayah Solar meninggal. Dengan terpaksa Solar juga harus menikahi Moonbyul sebagai menantu pilihan ayahnya. Dan Wheein? Ia dapat masuk ke dalam rumah Solar mengaku sebagai kakak laki-laki dari Solar dan solar membenarkan saat ditanya oleh Moonbyul.
Tepat beberapa hari sebelum Wheein kembali ke pusat pelatihan di China, pada malam itu Moonbyul tidak pulang karena banyak yang harus ia lakukan di kantor sepeninggal ayahnya Solar. Solar masuk ke kamar tamu di mana Wheein menginap. Malam ini juga, ia bertekad akan memberikan mahkotanya kepada orang yang sangat ia cintai, Wheein.
"Eoo? Solar kau belum tidur?" Tanya Wheein saat mendengar suara pintu terbuka.
"Hm" jawab Solar mengunci pintu kemudian menjatuhkan tubuhnya di samping Wheein yang sedang memainkan video game.
"Wheein, mari kita lakukan" ucap Solar spontan kemudian segera membuka kancingnya satu persatu.
"Hentikan" ucap Wheein sambil menahan kedua tangan Solar yang sudah membuka 2 kancing.
Bukan solar namanya jika ia menuruti kemauan Wheein. Solar segera menatap bibir menggoda milik Wheein kemudian menempelkannya. Ini adalah ciuman pertama mereka keduanya sama sama belum pernah berciuman dengan siapapun. Ciuman berubah menjadi lumatan-lumatan kecil. Tangan Solar tak tinggal diam dan mulai melepaskan kancing pijama milik Wheein. Terpampanglah otot perut yang selama ini Wheein latih pada masa sekolahnya.
Solar menundukkan kepalanya untuk mencicipi roti sobek yang begitu membangun gairahnya.
"Hentikan, a-aku takut aku tak bisa lagi menahan diri" ucap Wheein.
"Munafik" bisik solar sensual tepat di telinga Wheein
Ciuman solar turun ke daerah leher dan membuat beberapa tanda di sana. Tetapi tidak dengan Wheein ia tidak berani untuk membuat tanda apapun atas tubuh Solar karena takut ia dicurigai oleh suaminya, Moonbyul.
"Semoga kau tak menyesal" ucap Wheein kemudian membalikkan tubuhnya menjadi berada di atas Solar.
Wheein segera melepas baju yang tadi dilepas setengah oleh solar. Wheein kembali tersenyum saat melihat kalung berliontin mawar masih belum solar lepas walau ia udah milik orang lain.
Ia melepas bra solar dan menghisap pelan yang berada di dalamnya.
"Emmhhhhh aahhhhh" desah Solar saat lidah Wheein dengan lincah bermain di payudaranya dan sesekali menghisap pelan nipplenya.
Ciuman Wheein kembali turun dan ia melepas celana serta dalaman yang menghalangi jalannya. Serta melepas punyanya sendiri.
Tampaklah vagina merah merekah yang siap ia puaskan. Ia memberikan liurnya sebagai pelumas tanpa menunggu lagi ...
"Jleb" dengan sekali hentak penis besar Wheein dapat masuk semua di vagina Solar.
"Ahhhh hikss rasanya lebih sakit dari yang aku bayangkan hikss" ucap solar mencengkeram erat sisi kasur.
Mengalirlah dasar segar dari vagina Solar tanda mahkotanya telah berhasil direnggut Wheein.
"Ahhhhh sakit hiksss...."
"K-kau masih pe-perawan??" Ucap Wheein tidak percaya.
"Iya hiks.. aku hanya ingin melakukan yang pertama denganmu..." Ucap Solar menatap sayu Wheein.
Dirasa solar sudah mulai terbiasa, Wheein menggerakkan pinggulnya pelan
"Ahhhhhhh ahhh ahhh emhhhh" desah Solar saat sesuatu di bawah sana sedang keluar masuk.
"Enghhh ahhhh ahhhh" desahnya saat Wheein menambah kecepatan genjotannya.
"Ahhh ahhh emhhhhhh ahhh"
"Ahhhhhhhhhhh pelan, kau memasukiku terlalu dalam" desah Solar saat Wheein berhasil menyentuh titik terdalamnya.
"Ahhhh ahhh ahhhhhhhh" desah keduanya saat berhasil mendapatkan pelepasan tentu saja dengan sperma Wheein yang memenuhi rahim Solar.
Wheein membiarkan miliknya tetap bersarang di vagina Solar hingga fajar menyingsing...
Bersambung...
Sekarang kok rasanya kisah cinta Solar ama si Wheein lebih seru ya dari cerita utamanya (Sinrin)😭😭😭 menurut gw aja sih
Maapkan daku
Jangan lupa untuk vote dan comment yaa 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) The Last Destiny NC Sinrin +Gfriend&Mamamoo
Romancepada umumnya banyak orang mengatakan bahwa "kau adalah takdirku" namun pada akhirnya itu hanyalah umpanan manis untuk sang kekasih. namun ini adalah pernyataan terakhir dari takdir, bukan dari perkataan tetapi dari perbuatan.