#34

1.7K 131 82
                                    

Taehyung kesekian kalinya terjungkal menerima tendangan kuat si kapten Sowon. Kesekian kalinya juga mayor jenderal itu berusaha menghentikan Sowon namun tak jadi saat melihat keberingasan Sowon.

Bogem mentah lagi-lagi mendarat di wajah Taetae saat Sowon duduk di atas tubuhnya dengan nafas tersengal-sengal.

"Kau!! Kalian!! Aku akan segera mengeluarkan suara penangkapan kalian berdua" ucap Sowon berdiri.

Taehyung tersenyum lalu ikut berdiri dan mendekati Sowon. Tanpa melunturkan senyumnya, ia mengangkat kedua tangannya sejajar dengan dada seakan menyerahkan diri untuk diborgol.

"Ayo tangkap aku, kau tidak mempunyai bukti sama sekali" ucap Taehyung dengan sengiran tengilnya. Aishh sengiran itu, dia mengejek si kapten. 

Benar, Sowon tidak memiliki bukti apapun. Bahkan tempat mereka saat ini tidak tersorot kamera sedikitpun.

"Anggap kau tidak melihat semua ini dan aku akan menganggapnya selesai. Atau jika kau melakukan sesuatu, kami juga akan melakukan visum dan lencanamu akan dicabut, kau juga akan mendekam di penjara apalagi saat ini kau terpengaruh alkohol, aku dapat mencium aroma Soju darimu" ucap mayor jenderal itu kepada Sowon.

.

Skip...

Sowon hanya terdiam saat mereka berdua meninggalkannya. Ia tertunduk dan tenaganya habis saat menghajar Taehyung tadi.

"Apa yang harus ku lakukan, bahagia janjiku kepada Yerin" tanyanya kepada diri sendiri.

Jika dia melaporkannya, itu sama saja dengan kesia-siaan. Dia tak memiliki bukti untuk itu, apalagi seorang mayor jenderal berada disisinya. Tentu saja semua orang akan mempercayai senior perwira tinggi itu dibandingkan dengan Sowon yang hanya sorang kapten am masih dianggap junior.

Sowon kembali ke kepolisian untuk mengambil kunci mobilnya, tujuannya sekarang adalah butik Eunha. Dia sangat merindukannya setelah masalahnya seharian full di kepolisian.

Kelinci karnivora itu kadang-kadang dapat memberikan energi dan masukan yang tepat kepada Sowon.

Sowon melangkah masuk menuju Butik Eunha dengan gaya jerapah tak bertulang, tubuhnya lemas bahkan dengan kepala tertunduk dan kaki yang enggan melangkah. Tidak seperti Sowon biasanya yang langkahnya tegas tanpa diseret sedikitpun. Saat melihat Sowon bertingkah seperti itu, Eunha sudah mengetahui pasti Sowon sedang menghadapi masalah.

Eunha mendekati Sowon kemudian memegang pelan tangannya.

"Eoo? Kau sedang ada masalah?" Ucap Eunha menatap khawatir Sowon.

Bukannya menjawab, kedua tangan Sowon malah terangkat untuk memeluk tubuh mungil Eunhanya.

"Kau kanapa?" Tanya Eunha lagi walau masih didekap Sowon.

"잠깐만 Jamkanman( Sebentar), lagi pengisian daya" ucap Sowon yang membuat Eunha tersenyum tipis.

.

Skip...

"Hah???!!! Apa??!!" Teriak Eunha setelah mendengarkan apa yang diceritakan Sowon.

"Shhh...Aduh terlalu keras" ucap Sowon dengan telunjuk menyentuh bibir Eunha.

"Kau katakan saja kalau kau akan dipecat jika Melakukannya, aku yakin Yerin akan mengerti" ucap Eunha setelah berpikir lama.

"Bagaimana dengan janjiku Una-ya, janji adalah hutang, hutang adalah dosa, dosa adalah jalan ninja menuju api neraka" ucap Sowon putus asa.

"Tenang, Yerin sudah tau seperti apa itu Taehyung, dia tak mungkin membahayakan karier apalagi nyawamu" ucap Eunha.

Benar saja, setelah dari butik Eunha, Sowon singgah ke apartemen Sinb dan mengatakan apa adanya kepada Yerin.

Yerin tidak marah atau mengucapkan apapun, ia hanya mengangguk lalu tersenyum kemudian kembali lagi ke dalam kamarnya. Hal ini yang membuat Sowon bertambah merasa bersalah.

Yerin berubah sangat banyak dalam 6 bulan terakhir ini, tubuhnya seakan hanya tulang yang dilapisi kulit, rambutnya tak teratur, lingkaran hitam di kedua matanya turut menambah kesan menyedihkan pada dirinya.

Dia hanya mengurung diri dalam kamarnya karena di sanalah ia dapat bertemu Sinb, Ia dapat melihat senyum
Sinb yang sangat ia rindukan, walah hanya dalam hayalannya saja. Begitu menyedihkan saat seseorang tak bisa merelakan kepergian orang yang sangat ia cintai.

Joy? Ia tetap tinggal di apartemen Sinb untuk menjaga Yerin, menyiapkan makanannya, menenangkannya waktu ia berteriak-teriak memanggil Sinb, dan ... Mulai mencintainya.

.

Skip...

Hujan berpetir mengiringi langkah demi langkah Yerin menuju makam Sinb untuk pertama kalinya. Pandangannya kosong dan terus melangkah, kaki juga terus menapak walau tak beralas.

Air matanya terkadang tersamarkan oleh derasnya hujan yang seakan selalu mengikuti langkahnya. Hingga sampailah ia di area pemakaman, Yerin membaca setiap nama, dan tanggal kematian berharap tidak akan membaca sebuah nama tersebut, Hwang Sinb.

(Jadi di koreha itu nama orang itu kebanyakan sama bahkan bisa ratusan atau ribuan yang namanya sama. Jdi kalo mau nyari nama itu harus lihat tanggal kematiannya juga "abaikan kalau sudah tau" -author bijak )

Setelah sekian lama mencari, akhirnya hal yang tidak ingin ia temukan sudah berada di depannya. Nisannya sangat jelas mengukir nama Hwang Sinb. Terlihat jelas walau hanya kilatan petir jadi penerang.

"Annyeong, Sinb-ah" sapa Yerin dengan suara bergetar lalu diikuti senyuman pilu.

"오랜만이야 Uraenmaniya (sudah lama tak berjumpa)" ucap Yerin lagi mulai menangis.

"Aku kembali merindukanmu dengan alasan yang tidak ku tau. Beribu kali aku mencoba melupakanmu tapi hatiku tak bisa melakukannya, Sinb-ah" ucap Yerin terduduk lemas dan memberanikan diri untuk menyentuh nisan berukirkan nama Sinb

"Bagaimana denganmu? Apakah kau sudah melupakanku?" Tanya Yerin tersenyum lalu mengusap kasar air matanya

"Sinb-ah, apakah kau marah? Mengapa kau tidak menjawabku?" Ucap Yerin kembali menangis.

"Biasanya tanganmu akan terulur dan jarimu akan selalu menghapus air mataku" ucap Yerin kembali menangis.

"Biasanya kau akan mendekapku erat saat dingin membekukan kulit dan menusuk tulang" ucap Yerin dengan bibir bergetar.

"Biasanya kau akan mengelus rambutku dan mengatakan 'semua akan baik-baik saja', kau kemana Hwang Sinb-ah??!!" ucap Yerin sambil menangis semakin kencang.

"Aku akan membencimu Sinb-ah, jika kau benar meninggalkanku hikss... Aku sendiri Sinb- ah....." Tangis Yerin sudah tak terkendali.

"Tunggulah sebentar lagi Sinb-ah, setelah aku menyelesaikan urusanku aku akan kembali bersamamu, aku akan datang padamu, Sinb-ah" ucap Yerin kemudian bangkit dari duduknya.

.

Tiga tahun telah berlalu...

seorang wanita berdiri kokoh di depan gedung pengadilan, hari ini adalah hari pertamanya melayangkan sebuah tuntutan sebagi seorang jaksa.

3 tahun lalu ia meninggalkan progam studinya dan banting setir ke jurusan hukum. Dendam telah membawakan menjadi seorang jaksa penuntut. Ia hanya butuh 3 tahun untuk menjadi seorang jaksa.

Yerin menggeluti dunia hukum untuk membuka kembali kasus Sinb dan berjanji akan menjebloskan Taehyung ke penjara, ia akan memastikan Taehyung menerima ganjaran yang setimpal dengan tangannya sendiri.

Selama 3 tahun lamanya ia juga mencari bukti-bukti yang akan menjadi tamengnya di pengadilan nanti. Ia juga mengumpulkan bukti kejahatan lainnya seperti pemerkosaan, tabrak lari, perkelahian di bar, dan masih banyak lagi.

Yerin sedang menunggu waktu yang tepat untuk membalasnya semuanya. Ia sudah siap dengan ribuan belati di tangannya.

.

.

End/bersumbang??...

Hehehe sorry lama update..

Authornya mulai kehilangan ide gilanya hahaha hihihi 🙃🙃🙃

Jangan lupa untuk vote dan comment yaa 😘😘😘

(END) The Last Destiny NC Sinrin +Gfriend&MamamooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang