Embun menciumi hari, sang mentari menyambut fajar dan sang cahaya menjadi alarm bagi makhluk yang masih terlelap bersembunyi dibalik selimutnya.
Karena lembur hingga larut malam, biasanya ia akan mendengus kesal karena mentari begitu cepat terbitnya. Berbeda dengan hari ini, ia tersenyum tipis ketika mengetahui hari sudah pagi.
Sinb pagi ini benar-benar bersemangat untuk menemui sahabatnya, ia sudah menelepon Yuju tadi malam untuk bertemu dan ingin membicarakan sesuatu. Bahkan ia bernyanyi di bawah guyuran shower, sesuatu yang Hwang Sinb lakukan jika ia merasa sangat senang.
Di suatu cafe tak jauh dari rumah Sakit, seseorang dengan jas dokternya sedang duduk gelisah menunggu kehadiran sahabatnya. Menurutnya ini waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya kepada sang sahabat. Ya, Yuju sedang merenung dan berusaha menyusun kata-kata untuk menghadapi Sinb yang masih dalam perjalanan ke cafe. Berusaha merajut kata agar tidak melukai Sinb begitu dalam. Begitu menyakitkan jika mengetahui orang yang ia cintai adalah orang yang merebut tiap pondasi kebahagiaan hidupnya.
Yuju menyimpan kembali sebuah amplop coklat kembali ke tas kerjanya saat seseorang membuka pintu cafe. Sinb sampai. Wajahnya sudah menceritakan bertapa bahagianya ia.
"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Yuju menatap malas Sinb yang masih setia dengan cengirannya.
"Tidak, aku ingin meminta bantuan padamu" ucap Sinb tersenyum manis
"Aku merasakan sesuatu yang aneh" batin Yuju.
"Duduk dan pesanlah dulu makananmu" ucap Yuju melihat Sinb yang masih berdiri.
setelah memesan, Sinb sedang bersama Yuju menunggu pesanan makanan mereka datang. selagi menunggu pesanan mereka, akhirnya Sinb menjelaskan tujuannya untuk bertemu dengan Yuju.
Sinb memberitahu Yuju rencananya untuk melamar Yerin sebagai Istrinya dan meminta Yuju untuk membantunya menyiapkan segalanya. Yuju membulatkan matanya terkejut. Melihat reaksi Yuju, Sinb kira ia tidak diizinkan rumah sakit pergi untuk waktu yang lama.
"Ehhh mau kemana?" Tanya Yuju saat tiba-tiba Sinb berdiri
"Rumah sakit" jawabnya singkat.
"Hah? Ngapain?" Tanyanya lagi lengkap dengan wajah linglung.
"Izin" ucap Sinb. Bahkan ia siap untuk menghadap sang kepala rumah sakit untuk mengizinkan Yuju ikut bersamanya.
"Tidak perlu, aku hari ini tidak ada jadwal operasi serta aku sedang lelah pergi ke rumah sakit" jawab Yuju santai
"Terus mengapa kau memakai jas doktermu?" Tanya Sinb bingung karena Yuju seakan sangat sibuk pagi ini.
"Supaya keren" jawaban yuju sukses membuat batin Sinb mencaci maki.
Saat Sinb ingin menghajar Yuju, makanan mereka datang. Nyawa Yuju diselamatkan oleh pelayan kafe itu bahkan Yuju memeluk orang itu sambil berterima kasih. Bukannya terharu, Sinb malah mendengus kesal melihat kealayan sang sahabat.
Setelah mereka menghabiskan makanan mereka, akhirnya Sinb melanjutkan maksudnya. Sinb meminta bantuan kepada Yuju karena Sinb akan Melakukan lamarannya pada saat Yerin turun dari pesawat. Kesempatan sempurna saat sedang Yerin berada di Jepang. Sehingga ia dengan mudah menyiapkan segalanya tanpa diketahui Yerin. Bahkan semalam ia harus lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya sehingga waktu sisa dapat ia gunakan untuk mempersiapkan rencana yang baru saja muncul di otak gilanya. Membentuk suatu zona aman untuk kembali melakukan mantep-mantep. Karena Sinb tau ia tidak bisa hidup tanpa Yerin. Hatinya yang beku sudah berhasil di cairkan oleh Yerin. Jiwanya yang kosong, seketika penuh oleh kehadiran Yerin. Dan kehilangan selama 20 tahun, telah serasa didapat kembali dengan hadirnya Yerin di hidupnya.
Yuju semakin gelisah saat mengetahui rencana Sinb bahkan ia menjadi bagian dari rencana tersebut. Dengan suara pelan akhirnya Yuju berucap.
"Sinb, aku juga ingin mengatakan sesuatu" ucap Yuju pelan.
"Ne.. ne... Katakan" ucap Sinb masih dengan raut wajah senang dan senyum manisnya.
Yuju membuka tasnya kemudian mengeluarkan sebuah amplop coklat dan ia juga merogoh saku jasnya kemudian mengeluarkan sebuah kalung dan menaruhnya di atas amplop yang sudah berada di atas meja.
"Bukalah" ucap Yuju mendorong amplop coklat itu mendekati Sinb.
Sinb menatap heran Yuju kemudian membuka lembaran kertas yang berada di dalam amplop tersebut.
Seketika tangannya bergetar senyumannya luntur seketika saat membaca beberapa data diri Yerin. Ayah Yerin bernama Moonbyul. Tercetak begitu indah mana ayahnya dan juga ayah Yerin. Bahkan nama yang paling ia benci di muka bumi adalah nama dari ibu Yerin. Mereka, mereka adalah orang yang selama ini menghancurkan Sinb.
Mata Sinb memerah dan menatap tajam Yuju. Ia berdiri kemudian mencengkeram kuat kerah jas dokter yang Yuju gunakan. Yuju tahu Sinb saat ini hancur dan ia rela memberikan wajah rupawannya untuk dijotos oleh sang sahabat.
"Kenapa Yuju, KENAPAA??!!!!" Teriak Sinb pada Yuju yang menatapnya nanar.
"Karena aku menyayangimu, kau adalah adikku dan aku tak mau kau semakin jatuh dalam perasaan dan dosa tidak berujung ini" jawab Yuju masih dengan ucapan tenang.
"Kenapa harus Yerin??!! Aku mencintainya. Aku tidak bisa hidup tanpanya" teriak Sinb dengan air mata yang sudah jatuh dari pelupuk matanya.
"Dia saudaramu! Sadarlah!" Ucap Yuju sedikit meninggikan suaranya dan
mencengkeram kedua bahu Sinb.Tuhan begitu membencinya, itulah yang Sinb percaya. Bahkan baginya Tuhan tidak membiarkan ia merasakan apa itu kebahagiaan barang sedetikpun. Sudah 20 tahun ia kehilangan hangatnya rasa kasih sayang. Baru saja ia mendapatkannya, tetapi kembali kehilangannya. Kebahagiaan kembali direnggut oleh kenyataan pahit. Apa yang ia perbuat? Berapa besar dosanya hingga Tuhan pun murka atasnya.
.
Sedangkan di Jepang, Yerin gelisah karena belum menghubungi Sinb sejak kemarin dan sekarang ia terkunci dalam sebuah ruangan yang asing baginya.
Yang ia ingat terakhir adalah saat ia berada di halte bus di dekat rumahnya untuk pergi ke minimarket dan berbelanja bahan untuk makan malam bersama Joy dan pamannya. Tiba-tiba Seorang pria membiusnya setelah itu ia bangun dengan kondisi terikat di sebuah ruangan seperti pada saat ini.
.
Flashback on...
Taehyung tak sengaja melihat Yerin dan Joy di bandara pada saat ia juga baru turun dari pesawat,mereka berada di penerbangannya sama. Taehyung ingin mengunjungi kakaknya yang mengurusi perusahaan robot mereka di Jepang.
Melihat Yerin tanpa Sinb, Tidak berfikir panjang lagi akhirnya Taehyung membuntuti Yerin dan Joy sampai pada rumah lama Yerin. Ia mengendap hingga sampai di ambang pintu yang masih terbuka. Tidak bermaksud untuk masuk, Taehyung hanya bersandar di balik pintu ikut mendengarkan segalanya. Sempat merasa iba, namun rasa bencinya kepada Sinb lebih besar dari pada rasa kemanusiaannya sendiri.
"Kena kau, Hwang Sinb" ucap Taehyung tersenyum penuh kemenangan.
Taehyung orang yang cerdik, ia tidak mungkin melawan pedang dengan pedang. Ia harus menemukan titik kelemahannya. Dan Sinb, titik kelemahannya ada pada Yerin.
"Mari kita mulai kembali permainannya Hwang Sinb. Aku akan mendapatkan keduanya. Penderitamu dan cinta Yerin" ucap Taehyung tersenyum picik dengan semua rencana di otak iblisnya.
.
Bersambung...
Waduhhh sayang sekali pemirsa, tebakan anda semua salah. bukan Sinb tapi .... Abang Taetae 😆😆😆 syukur deh kalau kaga ketebak
Gimana? Makin ga ada feel-nya ya? Gw juga pusing baat lagi beribu kerjaan
Semoga kalian tetap mendukung tulisan gw yang kadang udh ga seru T.T
JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN COMMENT YA GAES 🥰🥰🥰😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) The Last Destiny NC Sinrin +Gfriend&Mamamoo
Romancepada umumnya banyak orang mengatakan bahwa "kau adalah takdirku" namun pada akhirnya itu hanyalah umpanan manis untuk sang kekasih. namun ini adalah pernyataan terakhir dari takdir, bukan dari perkataan tetapi dari perbuatan.