Sinb POV...
Setelah aku mengantar Joy dan Wheein sampai depan apartemenku, aku kembali masuk saat punggung mereka mulai tak terlihat. Wheein mengatakan bahwa Yerin adalah keluarga satu-satunya, yang berarti juga mungkin Wheein adalah keluarga satu-satunya Yerin juga.
Taehyung memiliki banyak koneksi dan dia kaya, jadi tidak menutup kemungkinan dia tidak mengetahuinya. Wheein mungkin menjadi salah satu bahan untuk Taehyung mengancam Yerin.
Ah sepertinya hanya aku yang memikirkannya terlalu jauh. Sebaiknya aku tidur sebentar sebelum menjalankan rencanaku malam ini. Aku belum tidur selama 2 hari full, pikiranku selalu gelisah akannya. Yerin, apakah dia baik-baik saja?
Jika saat seperti ini aku memilih tidur di sofa, kembali ke kamar hanya akan membuatku tambah rindu kepada Yerin. Apa lagi saat ini aku hanya ingin beristirahat sejenak bukan ingin tidur terlelap.
.
Skip...
Aku terbangun ketika mendengar seseorang memasukan password pintu apartemenku. Siapa yang bisa membukanya? Bahkan yang mengetahui passwordnya hanya Yuju, Yerin, dan Sowon.
Untuk berjaga-jaga aku meraih pisau dari laci dapur dan sedikit mengendap.
saat pintu terbuka, aku segera menodongkan Pisau kearahnya. Siapa dia? Mengapa dia tak langsung masuk?
Tanganku melemas dan pisau itu merosot terlepas dari tanganku saat sosok itu muncul dibalik pintu. Matanya sembab dan masih terlihat jelas air yang berlinang membasahi pipinya, Dia menangis. Di.. dia sungguh ketakutan.
"Ye..Yerin?" Ucapku memastikan bahwa yang kulihat benar dia.
"Sinb hikss" ia segera berlari dan mendekapku erat sedangkan aku hanya mematung karena masih terkejut. Setelah sekian detik barulah tanganku juga melingkar di punggungnya dan sebelahnya lagi memegang bagian belakang kepalanya sambil mengelusnya pelan. Aku memejamkan mataku dan menyembunyikan wajahku ke lekuk lehernya, mengambil nafas panjang menikmati aroma tubuh yang sangat aku rindukan.
Dia mulai melepaskan pelukannya dan menatapku intens, ia mendekatkan wajahnya dan sontak aku juga menutup mataku. Bibir lembut yang kurindukan akhirnya menempel sempurna di bibirku. Dia mulai berani untuk beberapa kali memainkan bibirnya dan mengapit bibirku. Aku tak tinggal diam dan mulai membalas ciumannya.
Dia sangat agresif setelah lama tak bertemu denganku bahkan di berani menjulurkan lidahnya untuk membuka belahan bibirku yang sedikit tertutup.
Dengan bibir yang masih menyatu, dia mendorongku berjalan mundur dan akhirnya kami berdua jatuh ke atas sofa di ruang tamu.
Dia meraih tanganku dan meletakkannya di atas payudaranya dan meremas-remas payudaranya yang beralaskan tanganku.
Aku mulai membuka 3 kancing atas kemejanya dan mulai memainkan bibirku disana. Mencumbui lehernya dan membuatkan sebuah bekas kemerahan ciumanku kembali turun dan menikmati tulang selangkanya. Sebelah tanganku menelusuri punggungnya dan membuka kaitan branya. Setelah terbuka aku membuangnya asal bahkan entah sejak kapan kemejanya sudah berada dilantai. Sekali hentak celana panjang Yerin sudah lepas dari tubuhnya dan hanya menyisakan celana dalam yang masih menutupi intimnya.
"Emhhhh ahhhhh shhhh" desahnya nikmat saat beberapa kali kuhisap nipplenya.
Aku melepas bajuku dan hanya menyisakan sport bra dan boxer. Aku tersenyum saat melihat Yerin menungguku dengan tatapan sayu seakan minta untuk segera dijamah.
Tanganku menelusuri pahanya dan berhenti tepat di vaginanya yang masih terbungkus celana dalam. Kumainkan jari tengahku di atas klitorisnya yang membuatnya melekukkan tubuhnya nikmat.
"Emphhhh ahhhhh" desahnya mengalun merdu.
"Hwang Sinb aku merindukanmu emhhh" ucapnya sebelum aku kembali mencumbuinya.
"Akuhh emhhh juga merindukan muhh" ucapku di sela ciuman.
Bananaku sudah mengacung tegak tanda siap untuk memasuki lorongnya. Celana dalam Yerin kutarik pelan supaya menambah rasa geli dan gairah.
"Juniorku sudah berada tepat didepan vagina Yerin dan dengan sekali hentak itu dapat sampai pada g-spot Yerin karena vaginanya yang licin oleh cairannya sendiri.
"Ahhhhh sin bihhh enhhhh" desah Yerin saat juniorku bergerak cepat di dalamnya.
"Ahhhhhhhhhh" teriaknya saat mendapat klimaks pertamanya. Vaginanya seakan memijit juniorku yang masih berada didalamnya. Dan tiba-tiba...
"Hwang Sinb!!!" Teriak Yuju sambil mengangkat sekotak ayam goreng ditangannya dan...
"Bughhh!!!" Aku terjatuh dari sofa dan terbangun dari tidurku. Apa itu tadi?sangat indah dan emhhh ahh emphh lah pokoknya.
"Yuju!!!! Ahhh bahkan dalam mimpi dia masih menggangguku saat melakukan itu" ucapku kesal.
Setelah sekian detik mengatakan itu, aku baru sadar semua yang kami lakukan hanyalah mimpiku.
"Sadarlah!! Dia itu adikmu" aku merutuki diriku sendiri karena memikirkan hal yang tidak-tidak disaat seperti ini.
"Ting tong" bel berbunyi.
.
Kembali pada paman Wheein dan Joy...
Joy POV...
Aku akhirnya bangun setelah beberapa waktu tak sadarkan diri. aku memegang kepalaku karena sangat sakit dan ternyata darah mengalir dari kepala bagian samping. Sang Sopir taksi tak jauh berbeda denganku. Aku mencoba untuk memanggilnya beberapa kali namun tidak lekas mendapat jawaban. Terlihat ia masih tidak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari kepalanya aku menoleh ke sampingku untuk mencari keberadaan paman Wheein tapi tak dapat kutemukan.
Dengan susah payah aku membuka pintu mobil dan keluar dengan sedikit menyeret kakiku. Mungkin lututku cidera saat mendapat hantaman keras tadi.
Ku lihat sekelilingku sepi bahkan tak satu kendaraan pun melintas. Mobil yang tadi menabrak kami sudah tidak berada di tempat, mungkin mereka kabur. Bumper depan mobil hancur tak berbentuk dengan asap tipis masih terus mengepul.
Dengan cepat aku meraih handphoneku dan menghubungi 112(nomor darurat Korea) dan setelah itu aku baru menyadari bahwa paman Wheein benar menghilang.
Setelah polisi dan beberapa tim medis datang aku segera minta di antar kembali ke apartemen Sinb. Sinb harus tau hal ini.
Bertapa terkejutnya Sinb saat aku menemuinya dengan kondisi seperti ini. Kepalaku diperban, bercak darah juga menetesi mantelku, berdiriku yang tidak normal karena cideraku.
Aku menceritakan hal itu kepada Sinb dan benar saja sepertinya Sinb dan aku memikirkan hal yang sama. Hal ini ada sangkut pautnya dengan Taehyung, Sikopat gila itu.
.
Normal POV...
"Akanku lelehkan lagi pintunya sampai tidak berbentuk" ucap Sinb segera meraih cairan kimianya dan mulai megemasi barangnya.
"Joy sebaik untuk hari ini kau tinggal dulu di apartemenku" lanjut Sinb.
"Sinb-aa kau mau kemana? Dan sedang apa kau?" Tanya Joy ketika melihat Sinb bolak balik megemasi barangnya.
"Aku? Hehehe sedang menjadi iblis untuk melawan iblis dan kamana? Aku akan pergi menemui kematian" ucap Sinb dengan senyuman tipis namun menyirat kesedihan.
Sinb akan menemui Taehyung malam ini juga dan benar akan membunuhnya. Dia akan membawa Yerinnya kembali dan akan selalu bersamanya walau hanya sebagai seorang kakak.
.
.
Bersambung...
(Next)
Dia benar-benar tak bermain dengan perkataannya. Dia mulai menggores Pisau di leher Yerin hingga sedikit mengeluarkan darah.Terima kasih atas waktunya
Jangan lupa untuk vote dan comment yaa 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) The Last Destiny NC Sinrin +Gfriend&Mamamoo
Romancepada umumnya banyak orang mengatakan bahwa "kau adalah takdirku" namun pada akhirnya itu hanyalah umpanan manis untuk sang kekasih. namun ini adalah pernyataan terakhir dari takdir, bukan dari perkataan tetapi dari perbuatan.