Setelah mengetaui fakta itu, kini Alexa hanya berdiam diri dikamarnya- ralat, kamar yang 'katanya' telah menjadi kamarnya. Sungguh kenyataan yang sulit untuk diterima.
Tadi Alexa yang menyuruh ketujuh pria 'sialan' itu pergi dari kamar ini. Ya, menurut Alexa mereka pantas mendapat julukan 'pria sialan'.
Jika tidak ada hukum dunia yang melarang untuk membunuh, mungkin Alexa sudah dari tadi menancapkan pecahan kaca di kepala mereka. Lupakan, itu terdengar sangat berlebihan. Tapi sungguh, bahkan Alexa tidak dapat mendeskripsikan rasa kesalnya saat ini. Terlalu kesal.
Menghelah napas kasar, Alexa membaringkan tubuhnya di ranjang kamar itu. Netranya terfokus menatap ukiran atap yang tidak akan membuat orang bosan. Sembari menostalgia masa masanya saat masih dikehidupan normal.
Alexa merasa saat ini hidupnya sangat sangat tidak normal. Ayolah, witch? Yang benar saja. Haruskah ia percaya kalau dijaman secanggih ini masih ada yang namanya makhluk fantasy? Oh ia tidak sedang hidup dijaman harry poter, bukan?
Darren telah menjelaskan semuanya tadi. Dan tentu saja Alexa tidak akan percaya begitu saja. Bahkan tadi ia mengira bahwa penjelasan Darren itu hanya candaan belaka.
Tapi, Alexa cukup mengenal Darren. Ia menilai hidup Darren itu terlalu serius. Darren bercandapun sangat jarang. Bisa dihitung dengan jari.
Sudah cukup, saat ini bukan saat yang tepat memikirkan semua itu. Yang ia harus pikirkan adalah, cara untuk bisa keluar dari tempat ini.
"Ckk, bagaimana caraku bisa keluar dari tempat sialan ini" Alexa menggigit kuku jarinya "Ponsel, ya dimana ponselku"
Alexa kelimpungan mencari ponselnya. Hampir setiap sudut dikamar ini ia periksa, tapi sampai saat ini ia tidak menemukan benda pipih miliknya itu. "Aish, kemana perginya ponselku"
"Kau mencari ini?"
Alexa menoleh kebelakannya mendengar suara pria yang ia kenali. Ia membulatkan matanya melihat sesuatu yang berada di tangan pria itu.
"Alucard, berikan ponselku padaku" Alexa berjalan menghampiri Alucard.
Hendak mengambil ponselnya yang berada di tangan Alucard. Tetapi belum sempat Alexa menyentuhnya, Alucard sudah menyembunyikan ponselnya ke belakang tubuhnya.
"Berikan" Perintah Alexa penuh penekanan
Alucard menggeleng "Tidak mau"
"Alucard, kembalikan ponselku"
Alucard kembali menggeleng "Ti dak ma u" Tapi, beberapa detik kemudian Alucard tersenyum jail "Cium duluuu" Alucard menunjuk bibirnya.
"Ogah anjing"
Raut Alucard berubah dingin "Siapa yang mengajarkanmu berkata kasar seperti itu"
Alexa yang melihat perubahan pada Alucard terkejut. Apalagi ia tidak pernah melihat Alucard berbicara sedingin ini. Alucard yang ia kenal selalu ceria.
Tiba tiba nyali Alexa menciut, ia hanya menundukkan kepala menghindari tatapan menusuk yang Alucard berikan.
"Kau masih mempunyai mulut untuk menjawab kan?"
Alexa tidak merespon apa apa, hal itu membuat Alucard menghelah napas pelan. "Aku tidak suka kau berbicara kasar seperti tadi, sangat tidak cocok untuk mu yang terlihat lemah lembut" Nada bicara Alucard kembali melembut.
Alucard bingung melihat Alexa yang masih menundukkan kepalanya "Hei, kenapa?" Alucard mengangkat dagu Alexa.
"Aku ingin pulang" Alucard terdiam
"Kau tidak nyaman berada disini?"
Alexa mengangguk, tidak perduli dengan responnya yang terlihat sangat blak blakan. Ia hanya ingin pulang sekarang.
"Tolong antar aku pulang"
Alucard menggeleng "Kali ini aku tidak bisa menuruti kemauanmu" Alexa menatap senduh kearah Alucard "Aku pergi dulu, jangan mencoba kabur"
Sedetik kemudian Alucard menghilang dari hadapan Alexa. Sebenarnya Alucard ingin bermanja manja dengan Alexa hari ini. Tapi mendengar permintaan Alexa dengan raut senduh saat menatapnya membuat Alucard tidak tega. Alhasil ia memilih keluar agar ia tidak kelepasan mengantarkan Alexa pulang ke asalnya.
Percaya nggk kalo work ini udah hampir satu tahun ada di draf?
Dan selama hampir satu tahun itu masih bertahan dengan 5 capther. Gue pas bikin ini tuh ragu banget, jadi pas mau up juga gk pd. Harusnya ini jadi work kedua gue.Tapi yah akhirnya, setelah beberapa lama gue bersemedi akhirnya gue berani juga up nih cerita wkwkwkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Witch Príncipe
FantasíaAlexa Hivard Rivare. Ia hanya manusia normal, hidupnya juga seperti manusia kebanyakan. Kesalahannya membuat Alexa memiliki 7 orang suami. Ya, ini kesalahannya. Jika ia tidak suka berganti-ganti pasangan, semua ini tidak akan terjadi Dan juga, sebu...